Sabtu, 09 Agustus 2014

10 Pintu Terbesar yang Dimasuki Syetan.

“Ketahuilah bahwa hati adalah ibarat sebuah benteng. Setan sebagai musuh kita selalu ingin memasuki benteng tersebut. Setan senantiasa ingin memiliki dan menguasai benteng itu. Tidak mungkin benteng tersebut bisa terjaga selain adanya penjagaan yang ketat pada pintu-pintunya”. Pintu-pintu tersebut tidak bisa terjaga kecuali jika seseorang mengetahui pintu-pintu tadi. Setan tidak bisa terusir dari pintu tersebut kecuali jika seseorang mengetahui cara setan memasukinya. Cara setan untuk masuk dan apa saja pintu-pintu tadi adalah 'sifat' seorang hamba dan jumlahnya amatlah banyak.

Pada saat ini Admin akan menunjukkan pintu-pintu tersebut yang merupakan pintu terbesar yang setan biasa masuki.

Pintu pertama:
Ini adalah pintu terbesar yang akan dimasuki setan yaitu 'hasad' (dengki) dan 'tamak'.
Jika seseorang begitu tamak pada sesuatu, ketamakan tersebut akan membutakan, membuat tuli dan menggelapkan cahaya kebenaran, sehingga orang seperti ini tidak lagi mengenal jalan masuknya setan. Begitu pula jika seseorang memiliki sifat hasad, setan akan menghias-hiasi sesuatu seolah-olah menjadi baik sehingga disukai oleh syahwat padahal hal tersebut adalah sesuatu yang mungkar.

Pintu kedua:
Ini juga adalah pintu terbesar yaitu 'marah'.
Ketahuilah, marah dapat merusak akal. Jika akal lemah, pada saat itu tentara setan akan melakukan serangan dan kamu akan mudah terlepas dari kontrol karna emosi lalu mereka (setan) akan menertawakanmu/manusia. Jika kondisi kita seperti ini, minta perlindunganlah pada Allah dengan cara mengambil wudhu dan shalat. InsyaAllah hati akan terasa menjadi lebih tenang.

Pintu ketiga:
Yaitu sangat suka menghias-hiasi tempat tinggal, pakaian dan segala perabot yang ada.
Orang seperti ini sungguh akan sangat merugi karena umurnya hanya dihabiskan untuk tujuan ini. (Apalagi menghias diri) jadilah apa ada-nya. Jangan pake silikon-silikon segala !.

Pintu keempat:
Yaitu kenyang karena telah menyantap banyak makanan.
Keadaan seperti ini akan menguatkan syahwat dan melemahkan untuk melakukan ketaatan (Malas) pada Allah. Kekenyangan pasti kalian semua akan malas bahkan tidur.
Kerugian lainnya akan didapatkan di akhirat.

Pintu kelima:
Yaitu tamak pada orang lain.
Jika seseorang memiliki sifat seperti ini, maka dia akan berlebih-lebihan memuji orang tersebut padahal orang itu tidak memiliki sifat seperti yang ada pada pujiannya. Akhirnya, dia akan mencari muka di hadapannya, tidak mau memerintahkan orang yang disanjung tadi pada kebajikan dan tidak mau melarangnya dari kemungkaran.
Jujurlah dengan cara yg halus !.

Pintu keenam:
Yaitu sifat selalu tergesa-gesa dan tidak mau bersabar untuk perlahan-lahan.
Padahal terdapat sebuah hadits dari Anas, dimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sifat perlahan-lahan (sabar) berasal dari Allah. Sedangkan sifat tergesa-gesa (buru-buru) itu berasal dari setan”
(Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Baihaqi dalam Sunanul Qubro. Syaikh Al-Albani dalam Al-Jami’Ash Shoghir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Pintu ketujuh:
Yaitu cinta harta.
Sifat seperti ini akan membuat kita berusaha mencari harta bagaimana pun caranya.
Sifat ini akan membuat seseorang menjadi bakhil (kikir), takut miskin dan tidak mau melakukan kewajiban yang berkaitan dengan harta (Sedekah).

Pintu kedelapan:
Yaitu mengajak orang awam supaya ta’ashub (fanatik) pada madzhab atau golongan tertentu, tidak mau beramal selain dari yang diajarkan dalam madzhab atau golongannya.

Pintu kesembilan:
Yaitu mengajak orang awam untuk memikirkan hakekat (kaifiyah) dzat dan sifat Allah yang sulit digapai oleh akal mereka sehingga membuat mereka menjadi ragu dalam masalah paling urgen dalam agama ini yaitu masalah Aqidah.

Pintu kesepuluh:
Yaitu selalu berburuk sangka terhadap muslim lainnya (su'uzhon).
Jika seseorang selalu berburuk sangka (bersu’uzhon) pada muslim lainnya, pasti dia akan selalu merendahkannya dan selalu merasa lebih baik darinya. Seharusnya seorang mukmin selalu mencari udzur dari saudaranya. Berbeda dengan orang munafik yang selalu mencari-cari ‘aib orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian Riba Jahiliah Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah Lengkap

Definisi Riba Riba menurut bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membes...