Sabtu, 09 Agustus 2014

19 TANDA KEMATIAN YANG MULIA (KHUSNUL KHOTIMAH)

Pertama: Mereka yang dapat mengucapkan syahadah menjelang kematian sebagaimana ditunjukkan dalam banyak hadits sahih, antaranya Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang ucapan terakhirnya ‘Laa ilaaha illallah’, maka dia masuk surga.” (Hadits Hasan)

Ke-2: Kematian yang disertai dengan basahnya kening dengan keringat atau peluh berdasarkan hadits Buraidah bin Hushaib r.a: Dari Buraidah bin Khusaib RA bahawa ketika dia berada di Khurasan sedang membesuk seorang sahabatnya yang sakit dia mendapatinya sudah meninggal tiba-tiba keningnya berkeringat maka dia berkata: “Allahu Akbar!, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Kematian seorang mukmin disertai keringat di keningnya.” (Hadits Sahih)

Ke-3: Mereka yang (baik-baik dan soleh) meninggal dunia pada malam Jum'at atau siangnya berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah seorang Muslim yang meninggal pada hari Jum'at atau malam Jum'at melainkan Allah melindunginya daripada siksa kubur.”

Ke-4: Meninggal dalam keadaan syahid di medan perang sebagaimana artinya: “Dan janganlah sekali-kali kamu mengira bahawa orang-orang yang terbunuh di jalan Allah mati, tetapi mereka hidup diberi rezeki di sisi Tuhan mereka. Mereka bergembira dengan kurnia yang diberikan Allah kepada mereka dan memberi khabar gembira kepada orang yang belum mengikuti mereka di belakang janganlah mereka takut dan sedih. Mereka memberi khabar gembira dengan kenikmatan dari Allah dan kurniaNya dan bahawa Allah tidak mensia-siakan balasan bagi orang-orang beriman.” (QS. Ali Imran: 169-171)
Rasulullah SAW juga pernah bersabda: “Orang yang syahid mendapatkan enam perkara: Diampuni dosanya sejak titisan darahnya yang pertama; diperlihatkan tempatnya dalam surga; dijauhkan dari siksa kubur; diberi keamanan dari goncangan yang dahsyat di hari kiamat; dipakaikan mahkota keimanan; dinikahkan dengan bidadari surga; diizinkan memberi syafaat bagi tujuh puluh anggota keluarganya.”

Ke-5: Mereka yang meninggal dunia ketika berjuang di jalan Allah (bukan terbunuh) berdasarkan sabda Rasulullah SAW: “Apa yang kalian nilai sebagai syahid antara kalian? Mereka berkata: Ya Rasulullah, siapa yang terbunuh di jalan Allah, maka dia syahid. Beliau berkata: Jadi sesungguhnya syuhada’ umatku sedikit.” Mereka berkata: “Lalu siapa mereka Ya Rasulullah?” Baginda bersabda: “Barang siapa yang terbunuh di jalan Allah syahid, barang siapa yang mati di jalan Allah syahid, barang siapa yang mati karena wabak taun syahid, barang siapa yang mati karena penyakit perut syahid dan orang yang tenggelam syahid.”

Ke-6: Mati karena satu wabah penyakit tahun berdasarkan beberapa hadits antaranya: Rasulullah SAW bersabda: “Wabah tahun adalah kesyahidan bagi setiap Muslim.”
Daripada Aisyah RA, ia bertanya kepada Rasulullah mengenai wabak taun. Rasulullah SAW menerangkan bahawa wabak taun itu adalah satu azab (bala) daripada Allah yang diantar kepada siapa yang dikehendakinya, dan Allah menjadikannya sebagai rahmat bagi hambanya yang beriman. Maka seseorang (Mukmin) yang berada di daerah yang ditimpa wabak taun, dan terus tinggal di situ dan bersabar menghadapi bala itu serta mengetahui yang dia tidak akan terkena kecuali menurut apa yang telah ditentukan Allah. Baginya pahala seperti pahala orang yang mati syahid.

Ke-7: Mereka yang mati karena penyakit dalam perut berdasarkan hadits di atas.

Ke-8 dan ke-9: Mereka yang mati karena tenggelam dan terkena runtuhan berdasarkan sabda Nabi SAW: “Syuhada ada lima: yang mati karena wabak taun, karena penyakit perut, yang tenggelam, yang terkena runtuhan dan yang syahid di jalan Allah.”

Ke-10: Matinya seorang wanita dalam nifasnya disebabkan melahirkan anaknya: Dari Ubadah bin Shamit RA bahawa Rasulullah SAW menjenguk Abdullah bin Rawahah RA dan berkata: Beliau tidak berpindah dari tempat tidurnya lalu berkata: “Tahukah kamu siapa syuhada’ dari umatku?” Mereka berkata: “Terbunuhnya seorang Muslim adalah syahid.” Baginda berkata: “Jadi sesungguhnya para syuhada’ umatku, terbunuhnya seorang Muslim syahid, mati karena wabak taun syahid, wanita yang mati karena janinnya syahid (ditarik oleh anaknya dengan tali arinya ke surga).”

Ke-11 dan ke-12: Mereka yang mati karena terbakar dan sakit bengkak panas yang menimpa selaput dada di tulang rusuk, ada beberapa hadits yang terkait yang paling masyhur: Dari Jabir bin ‘Atik dengan sanad marfu’: “Syuhada’ ada tujuh selain terbunuh di jalan Allah: yang mati karena wabak taun syahid; yang tenggelam syahid; yang mati karena sakit bengkak yang panas pada selaput dada syahid; yang sakit perut syahid; yang mati terbakar syahid; yang mati terkena runtuhan syahid; dan wanita yang mati setelah melahirkan syahid.”

Ke-13: Mereka yang mati karena sakit TB berdasarkan hadits: Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Terbunuh di jalan Allah syahid, wanita yang mati karena melahirkan syahid, orang yang terbakar syahid, orang yang tenggelam syahid, dan yang mati karena sakit TB syahid, yang mati karena sakit perut syahid.” (Hadits Hasan)

Ke-14: Mereka yang mati karena mempertahankan hartanya yang hendak dirampas. Dalam hal itu ada beberapa hadits di antaranya: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang terbunuh karena hartanya (dalam riwayat: barang siapa yang hartanya diambil tidak dengan alasan yang benar lalu dia mempertahankannya dan terbunuh,) maka dia syahid.”

Ke-15 dan ke-16: Mereka yang mati karena mempertahankan agama dan dirinya: Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa yang terbunuh karena hartanya syahid, barang siapa yang terbunuh karena keluarganya syahid, barang siapa yang terbunuh karena agamanya syahid, barang siapa yang terbunuh karena darahnya syahid.”

Ke-17: Mereka yang mati dalam keadaan ribath (berjaga-jaga di perbatasan) di jalan Allah. Ada dua hadits dalam hal itu salah satunya: Rasulullah SAW bersabda: “Ribath sehari semalam lebih baik dari berpuasa dan qiyamullail selama sebulan, dan jika mati maka akan dijalankan untuknya amalan yang biasa dikerjakannya, akan dijalankan rezekinya dan diamankan dari fitnah.”

Ke-18: Mati ketika melakukan amal soleh berdasarkan hadits Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud: “Barang siapa yang mengucapkan: ‘Laa ilaaha illallah’ mengharapkan wajah Allah lalu wafat setelah mengucapkannya, maka dia masuk surga, barang siapa berpuasa satu hari mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk surga, barang siapa yang bersedekah dengan satu sedekah mengharapkan wajah Allah lalu wafat ketika mengerjakannya maka dia masuk surga.”

Ke-19: Mereka yang dibunuh oleh penguasa yang zalim karena memberi nasihat kepadanya: Rasulullah 
SAW bersabda: “Penghulu para syuhada’ adalah Hamzah bin Abdul Mutalib dan seseorang yang mendatangi penguasa yang zalim, lalu dia memerintahkan yang baik dan melarang dari yang mungkar lalu dia dibunuhnya.” Hadits dikeluarkan oleh Al-Hakim dan disahihkannya, dan Al-Khatib.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengertian Riba Jahiliah Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah Lengkap

Definisi Riba Riba menurut bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membes...