Wahai sahabatku, hendaknya anda senantiasa mewiridkan Dzikir
(mengingat) kepada Allah Ta’ala dengan menentukan waktunya dan membatasi
bilangannya, dan untuk memastikan bilangan dzikirnya, dan mengistiqomahkannya,
boleh anda mempergunakan tasbih (alat) sebagai alat penghitung.
Ketahuilah! Bahwa dzikir itu merupakan rukun thariqat, kunci
hakikat, pedang para murid (pencari kebahagian akhirat), dan merupakan sumber
derajat kewalian, demikian dikatakan oleh sebagian Ulama Ma’rifat.
Masalah dzikir ini, difirmankan oleh Allah Ta’ala dalam beberapa
ayat Al Qur’an dan Hadits, yaitu :
فَاذْكُرُونِي
أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلا تَكْفُرُونِ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula)
kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku. (QS. Al Baqarah (2) : 152)
فَاذْكُرُوا اللَّهَ
قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنُوبِكُمْ
Maka ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di
waktu berbaring. (QS. An Nisaa’ (4) : 103)
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيرًا
Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut
nama) Allah, dzikir yang sebanyak-banyaknya. (QS. Al Ahzab (33) : 41)
وَاذْكُرُوا اللَّهَ
كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
dan sebutlah (nama) Allah sebanyak-banyaknya agar kamu
beruntung. (QS. Al Anfaal (8) : 45)
وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي
نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيفَةً وَدُونَ الْجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُدُوِّ
وَالآصَالِ وَلا تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِينَ
Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri
dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang,
dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (QS. Al A’raaf (7) : 205)
الَّذِينَ آمَنُوا
وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ
الْقُلُوبُ
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi
tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah
hati menjadi tenteram. (QS. Ar Ra’d (13) : 28)
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ
وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ
وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ
وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ
وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ
مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan
perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar,
laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah,
laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah
telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (QS. Al Ahzab
(33) : 35)
وقال رسول الله صلى
الله عليه وسلم: يقول الله تعالى: أنا عند ظن عبدي بي، وأنا معه حين يذكرني، فإن
ذكرني في نفسه ذكرته في نفسي، وإن ذكرني في ملأ ذكرته في ملأ خير منه
Rasulallah saw. Bersabda : Allah Ta’ala berfirman : Aku adalah
sebagaimana praduga/prasangka hamba-Ku kepada-Ku, Aku senantiasa menyertainya
selama dia mengingat-Ku, maka apabila dia mengingat aku dalam hatinya, Akupun
mengingatnya dalam hati, dan bila dia mengingat-Ku dalam keadaan ramai, Akupun
mengingatnya dalam keadaan ramai, bahkan lebih baik dari pada ingatannya.
(Hadits Qudsi, Kitab Risalatul Mu’awanah)
حَدَّثَنَا أَبُو
كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ وَأَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ الْأَعْمَشِ عَنْ
أَبِي صَالِحٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي
وَأَنَا مَعَهُ حِينَ يَذْكُرُنِي فَإِنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي
نَفْسِي وَإِنْ ذَكَرَنِي فِي مَلَإٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلَإٍ خَيْرٍ مِنْهُمْ
وَإِنْ اقْتَرَبَ إِلَيَّ شِبْرًا اقْتَرَبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا وَإِنْ اقْتَرَبَ
إِلَيَّ ذِرَاعًا اقْتَرَبْتُ إِلَيْهِ بَاعًا وَإِنْ أَتَانِي يَمْشِي أَتَيْتُهُ
هَرْوَلَةً قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ وَيُرْوَى عَنْ
الْأَعْمَشِ فِي تَفْسِيرِ هَذَا الْحَدِيثِ مَنْ تَقَرَّبَ مِنِّي شِبْرًا
تَقَرَّبْتُ مِنْهُ ذِرَاعًا يَعْنِي بِالْمَغْفِرَةِ وَالرَّحْمَةِ وَهَكَذَا
فَسَّرَ بَعْضُ أَهْلِ الْعِلْمِ هَذَا الْحَدِيثَ قَالُوا إِنَّمَا مَعْنَاهُ
يَقُولُ إِذَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ الْعَبْدُ بِطَاعَتِي وَمَا أَمَرْتُ أُسْرِعُ
إِلَيْهِ بِمَغْفِرَتِي وَرَحْمَتِي وَرُوِيَ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ أَنَّهُ
قَالَ فِي هَذِهِ الْآيَةِ { فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ } قَالَ اذْكُرُونِي
بِطَاعَتِي أَذْكُرْكُمْ بِمَغْفِرَتِي حَدَّثَنَا عَبْدُ بْنُ حُمَيْدٍ قَالَ
حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ مُوسَى وَعَمْرُو بْنُ هَاشِمٍ الرَّمْلِيُّ عَنْ ابْنِ
لَهِيعَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ بِهَذَا
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan
kepada kami Ibnu Numair dan Abu Mu'awiyah dari Al A'masy dari Abu Shalih dari
Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Allah 'azza wajalla berfirman; Aku bersama dengan persangkaan hamba-Ku
kepada-Ku, dan Aku akan bersamanya selama ia berdzikir (berdoa) kepada-Ku. Jika
ia mengingat-Ku dalam dirinya maka Aku akan mengingatnya dalam diri-Ku, jika ia
mengingat-Ku dalam sekumpulan orang maka Aku akan mengingatnya dalam sekumpulan
yang lebih baik dan lebih bagus dari mereka. Jika ia mendekat kepada-Ku satu
jengkal maka Aku akan mendekat kepadanya satu hasta, jika ia mendekat kepada-Ku
satu hasta maka Aku akan mendekat kepadanya satu depa, dan jika ia
mendatangi-Ku dengan berjalan maka Aku akan mendatanginya dengan berlari."
Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan shahih, dan telah di
riwayatkan pula dari Al A'masy mengenai tafsir hadits ini, yaitu; "Barang
siapa mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya
sehasta." Maknanya dengan ampunan dan rahmat. Seperti inilah sebagian
ulama menafsiri hadits ini, mereka mengatakan; hanyasanya maknanya adalah,
Allah berfirman "Apabila hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan keta'atan
kepada-Ku, dan apa yang Aku perintahkan, maka Aku akan bersegera kepadanya
dengan ampunan-Ku dan rahmat-Ku." Dan diriwayatkan dari Said bin Jubair
bahwa dia berkata tentang ayat ini; "Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku
niscaya Aku ingat (pula) kepadamu." (QS Al Baqarah; 152) katanya;
"Ingatlah kepada-Ku dengan keta'atan kepada-Ku, maka Aku akan mengingatmu
dengan ampunan-Ku." Telah menceritakan kepada kami Abd bin Humaid dia
berkata; telah menceritakan kepada kami Al Hasan bin Musa dan 'Amru bin Hasyim
Ar Ramli dari Ibnu Lahi'ah dari 'Atha` bin Yasar dari Sa'id bin Jubair dengan
hadits ini." (HR. At Tirmidzi No.3527, Bukhori No.6856, 6951, Muslim
No.4927, 4832, 4849, 4851, Ibnumajah No.3812 dan Ahmad No.9834, 9863, 9373,
10286)
قال عليه السلام:
"يقول الله تعالى: أنا جليس من ذكرني
Allah Ta’ala berfirman : Aku adalah teman bagi orang yang
berdzikir. (Hadits Qudsi, Kitab Risalatul Mu’awanah)
حَدَّثَنَا الْحُسَيْنُ
بْنُ حُرَيْثٍ حَدَّثَنَا الْفَضْلُ بْنُ مُوسَى عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ
هُوَ ابْنُ أَبِي هِنْدٍ عَنْ زِيَادٍ مَوْلَى ابْنِ عَيَّاشٍ عَنْ أَبِي
بَحْرِيَّةَ عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ
النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ
أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَأَرْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ
وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ وَخَيْرٌ لَكُمْ مِنْ أَنْ
تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ
قَالُوا بَلَى قَالَ ذِكْرُ اللَّهِ تَعَالَى قَالَ مُعَاذُ بْنُ جَبَلٍ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُ مَا شَيْءٌ أَنْجَى مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ
وَقَدْ رَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ سَعِيدٍ
مِثْلَ هَذَا بِهَذَا الْإِسْنَادِ وَرَوَى بَعْضُهُمْ عَنْهُ فَأَرْسَلَهُ
Telah menceritakan kepada kami Al Husain bin Huraits telah
menceritakan kepada kami Al Fadhl bin Musa dari Abdullah bin Sa'id yaitu Ibnu
Abu Hindun dari Ziyad mantan budak Ibnu 'Ayyasy dari Abu Bahriyyah dari Abu Ad
Darda` radliallahu 'anhu ia berkata; Nabi shallallahu 'alaihi wasallam
bersabda: "Maukah aku beritahukan kepada kalian mengenai amalan kalian
yang terbaik, dan yang paling suci di sisi Raja (Allah) kalian, paling tinggi
derajatnya, serta lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak,
serta lebih baik bagi kalian daripada bertemu dengan musuh kemudian kalian
memenggal leher mereka dan mereka memenggal leher kalian?" Mereka berkata;
ya. Beliau berkata: "Berdzikir kepada Allah ta'ala." Mu'adz bin Jabal
radliallahu 'anhu berkata; tidak ada sesuatu yang lebih dapat menyelamatkan
dari adzab Allah daripada dzikir kepada Allah. Sebagian ulama telah
meriwayatkan hadits ini dari Abdullah bin Sa'id seperti ini dengan sanad ini
dan sebagian yang lain meriwayatkan dari Mu'adz dan memursalkan hadits
tersebut. (HR. At Tirmidzi No.3299, Ahmad No.20713, 21065, 26249 dan Malik
No.441)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ حَاتِمِ بْنِ مَيْمُونٍ حَدَّثَنَا بَهْزٌ حَدَّثَنَا وُهَيْبٌ حَدَّثَنَا
سُهَيْلٌ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ لِلَّهِ تَبَارَكَ وَتَعَالَى مَلَائِكَةً
سَيَّارَةً فُضُلًا يَتَتَبَّعُونَ مَجَالِسَ الذِّكْرِ فَإِذَا وَجَدُوا
مَجْلِسًا فِيهِ ذِكْرٌ قَعَدُوا مَعَهُمْ وَحَفَّ بَعْضُهُمْ بَعْضًا
بِأَجْنِحَتِهِمْ حَتَّى يَمْلَئُوا مَا بَيْنَهُمْ وَبَيْنَ السَّمَاءِ
الدُّنْيَا فَإِذَا تَفَرَّقُوا عَرَجُوا وَصَعِدُوا إِلَى السَّمَاءِ قَالَ
فَيَسْأَلُهُمْ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ أَعْلَمُ بِهِمْ مِنْ أَيْنَ
جِئْتُمْ فَيَقُولُونَ جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عِبَادٍ لَكَ فِي الْأَرْضِ
يُسَبِّحُونَكَ وَيُكَبِّرُونَكَ وَيُهَلِّلُونَكَ وَيَحْمَدُونَكَ
وَيَسْأَلُونَكَ قَالَ وَمَاذَا يَسْأَلُونِي قَالُوا يَسْأَلُونَكَ جَنَّتَكَ
قَالَ وَهَلْ رَأَوْا جَنَّتِي قَالُوا لَا أَيْ رَبِّ قَالَ فَكَيْفَ لَوْ
رَأَوْا جَنَّتِي قَالُوا وَيَسْتَجِيرُونَكَ قَالَ وَمِمَّ يَسْتَجِيرُونَنِي
قَالُوا مِنْ نَارِكَ يَا رَبِّ قَالَ وَهَلْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا لَا قَالَ
فَكَيْفَ لَوْ رَأَوْا نَارِي قَالُوا وَيَسْتَغْفِرُونَكَ قَالَ فَيَقُولُ قَدْ
غَفَرْتُ لَهُمْ فَأَعْطَيْتُهُمْ مَا سَأَلُوا وَأَجَرْتُهُمْ مِمَّا
اسْتَجَارُوا قَالَ فَيَقُولُونَ رَبِّ فِيهِمْ فُلَانٌ عَبْدٌ خَطَّاءٌ إِنَّمَا
مَرَّ فَجَلَسَ مَعَهُمْ قَالَ فَيَقُولُ وَلَهُ غَفَرْتُ هُمْ الْقَوْمُ لَا
يَشْقَى بِهِمْ جَلِيسُهُمْ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Hatim bin Maimun
telah menceritakan kepada kami Bahz telah menceritakan kepada kami Wuhaib telah
menceritakan kepada kami Suhail dari bapaknya dari Abu Hurairah dari Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: 'Sesungguhnya Allah Yang Maha
Suci dan Maha Tinggi mempunyai beberapa malaikat yang terus berkeliling mencari
majelis dzikir. Apabila mereka telah menemukan majelis dzikir tersebut, maka
mereka terus duduk di situ dengan menyelimutkan sayap sesama mereka hingga
memenuhi ruang antara mereka dan langit yang paling bawah. Apabila majelis
dzikir itu telah usai, maka mereka juga berpisah dan naik ke langit.' Kemudian
Rasulullah meneruskan sabdanya: 'Selanjutnya mereka ditanya Allah Subhanahu wa
Ta'ala, Dzat Yang sebenarnya Maha Tahu tentang mereka: 'Kalian datang dari
mana? ' Mereka menjawab; 'Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu di bumi yang
selalu bertasbih, bertakbir, bertahmid, dan memohon kepada-Mu ya Allah.' Lalu
Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: 'Apa yang mereka minta? ' Para malaikat
menjawab; 'Mereka memohon surga-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala
bertanya lagi: 'Apakah mereka pernah melihat surga-Ku? ' Para malaikat
menjawab; 'Belum. Mereka belum pernah melihatnya ya Allah.' Allah Subhanahu wa
Ta'ala berkata: 'Bagaimana seandainya mereka pernah melihat surga-Ku? ' Para
malaikat berkata; 'Mereka juga memohon perlindungan kepada-Mu ya Allah.' Allah
Subhanahu wa Ta'ala balik bertanya: 'Dari apa mereka meminta perlindungan
kepada-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Mereka meminta perlindungan kepada-Mu
dari neraka-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala bertanya: 'Apakah mereka
pernah melihat neraka-Ku? ' Para malaikat menjawab; 'Belum. Mereka belum pernah
melihat neraka-Mu ya Allah.' Allah Subhanahu wa Ta'ala berkata: 'Bagaimana
seandainya mereka pernah melihat neraka-Ku? ' Para malaikat berkata; 'Ya Allah,
sepertinya mereka juga memohon ampun (beristighfar) kepada-Mu? ' Maka Allah
Subhanahu wa Ta'ala menjawab: 'Ketahuilah hai para malaikat-Ku, sesungguhnya
Aku telah mengampuni mereka, memberikan apa yang mereka minta, dan melindungi
mereka dari neraka.' Para malaikat berkata; 'Ya Allah, di dalam majelis mereka
itu ada seorang hamba yang berdosa dan kebetulan hanya lewat lalu duduk bersama
mereka.' Maka Allah menjawab: 'Ketahuilah bahwa sesungguhnya Aku akan
mengampuni orang tersebut. Sesungguhnya mereka itu adalah suatu kaum yang teman
duduknya tak bakalan celaka karena mereka.' (HR. Muslim No.4854, Bukhori
No.5929, At Tirmidzi No.3524 dan Ahmad No.8614, Abu Isa mengatakan hadits ini
derajatnya Hasan Shahih)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنْ عُبَيْدِ اللَّهِ قَالَ حَدَّثَنِي
خُبَيْبُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَنْ حَفْصِ بْنِ عَاصِمٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمْ اللَّهُ رَجُلٌ ذَكَرَ اللَّهَ فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basysyar telah
menceritakan kepada kami Yahya dari 'Ubaidullah dia berkata; telah menceritakan
kepadaku Khubaib bin Abdurrahman dari Hafsh bin 'Ashim dari Abu Hurairah
radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda:
"Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah (salah satunya) adalah seseorang
yang berdzikir kepada Allah hingga meneteskan air matanya." (HR. Bukhori
No.5998 dan Muslim No.1712)
حَدَّثَنَا أَبُو
كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ أَخْبَرَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ عَنْ عُمَرَ
بْنِ رَاشِدٍ عَنْ يَحْيَى بْنِ أَبِي كَثِيرٍ عَنْ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ أَبِي
هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَبَقَ
الْمُفْرِدُونَ قَالُوا وَمَا الْمُفْرِدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ
الْمُسْتَهْتَرُونَ فِي ذِكْرِ اللَّهِ يَضَعُ الذِّكْرُ عَنْهُمْ أَثْقَالَهُمْ
فَيَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ خِفَافًا قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ
حَسَنٌ غَرِيبٌ
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin Al 'ala`
telah mengabarkan kepada kami Abu Mu'awiyah dari Umar bin Rasyid dari Yahya bin
Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Al Mufarridun (orang-orang yang
menyendiri untuk beribadah) telah mendahului (unggul)." Mereka bertanya;
"Apa (yang dimaksud dengan) Al Mufaridun ya Rasulullah?" beliau
bersabda: "Mereka adalah orang-orang yang terpikat dalam berdzikir kepada
Allah, dzikir telah menggugurkan dosa yang mereka pikul, sehingga mereka datang
dalam keadaan ringan tanpa beban dosa." Abu Isa berkata; "Hadits ini
derajatnya hasan gharib.” (HR. At Tirmidzi No.3520 dan Muslim No 4834)
حَدَّثَنَا أَبُو
كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا زَيْدُ بْنُ حُبَابٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ صَالِحٍ عَنْ
عَمْرِو بْنِ قَيْسٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ بُسْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ
رَجُلًا قَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ شَرَائِعَ الْإِسْلَامِ قَدْ كَثُرَتْ
عَلَيَّ فَأَخْبِرْنِي بِشَيْءٍ أَتَشَبَّثُ بِهِ قَالَ لَا يَزَالُ لِسَانُكَ رَطْبًا
مِنْ ذِكْرِ اللَّهِ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا
الْوَجْهِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib telah menceritakan
kepada kami Zaid bin Hubab dari Mu'awiyah bin Shalih dari 'Amru bin Qais dari
Abdullah Busr radliallahu 'anhu bahwa seorang laki-laki berkata; wahai
rasulullah, sesungguhnya syari'at-syari'at Islam telah banyak yang menjadi
kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang dapat aku jadikan sebagai
pegangan! Beliau bersabda: "Hendaknya senantiasa lidahmu basah karena
berdzikir kepada Allah." Abu Isa berkata; hadits ini adalah hadits hasan
gharib dari sisi ini. (HR. At Tirmidzi No.3297 dan Ibnumajah No.3783)
قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ذِكْرُ الله عِلَمُ الإيمانِ وَبَرَاءَةٌ مِنَ
النِّفَاقِ وَحِصْنٌ مِنَ الشِّيْطَانِ وَحِرْزٌ مِنَ النيرانِ
Nabi Muhammad saw. Bersabda : Dzikir kepada Allah adalah bendera
iman dan terbebas dari sifat munafik serta menjadi benteng dari syaitan dan
menjadi penjaga dari neraka. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه
وسلم: أَفْضَلُ الذِّكْرُ الخَفِيُّ
Nabi Muhammad saw. Bersabda : Dzikir yang paling utama adalah
dzikir khofi (dzikir dalam hati). (Kitab Lubabul Hadits)
Malaikat tidak dapat membawa naik dzikir khofi, karena tidak
tampak padanya, yaitu suatu dzikir yang rahasia antara seorang hamba dengan
Allah Ta’ala, demikian sebagaimana disebutkan oleh Syaikh Abdul Qodir Al
Jaelani Rahimahumullah.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Al Baihaqi dari Aisyah ra. :
Dzikir yang tidak didengar oleh malaikat hafadhah tujuhpuluh kali lipat.
Al Manawi mengatakan : Yang dimaksud dzikir khofi itu adalah
merenungkan dan memikirkan serta memperhatikan terhadap segala ciptaan Allah
dan kenikmatan-kenikmatan-Nya, sedangkan orang yang memperhatikan itu selalu
berdzikir dalam hati.
قال صلى الله عليه
وسلم: أَشَدُّ الأَعْمالِ ثَلاَثٌ ذِكْرُ الله تَعَالى عَلَى كُلِّ حَالٍ
وَمُوَاسَاةُ الأخِ مِنْ مالِكَ وإنْصَافُ الفَقيرِ البَائِسِ مِنْ نَفْسِكَ
Nabi Muhammad saww. bersabda : Seberat-berat amal ada tiga,
yaitu : Dzikir kepada Allah Ta’ala pada setiap keadaan, menyenangkan saudara
dengan hartamu, dan melayani orang yang sangat faqir dari dirimu. (Kitab
Lubabul Hadits)
Dzikir kepada Allah pada setiap keadaan maksudnya disetiap waktu
dan tempat. Menyenangkan saudara maksudnya menolongnya dengan harta (uang). Dan
melayani orang yang sangat faqir dari dirimu, maksudnya menjadikan dirimu
sebagai pelayan bagi orang yang membutuhkan bagi orang yang tertimpa
kemelaratan yang berat.
قال صلى الله عليه
وسلم: عَلاَمَةُ حُبِّ الله حُبُّ ذِكْرِ الله وَعَلامَةُ بُغْضِ الله بُغْضُ
ذِكْرِ الله عَز وَجَل
Nabi Muhammad saww. Bersabda : Tanda mencintai Allah adalah
cinta berdzikir kepada Allah dan tanda benci kepada Allah adalah benci
berdzikir kepada Allah. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه وسلم
حِكَايَة عَنِ الله تَعَالى: أَنَا مَعَ عَبْدي إذا ذَكَرني وَتَحَرَّكَتْ بي
شَفَتَاهُ
Nabi Muhammad saww. Bersabda : menceritakan dari firman Allah
Ta’ala : Aku tetap menyertai hamba-Ku ketika ia mengingat kepada-Ku dan kedua
bibirnya bergerak-gerak karena berdzikir kepada-Ku. (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه
وسلم: ذِكْرُ الله تَعَالَى بالغَدَاةِ والعَشِيِّ أَفْضَلُ مِنْ ضَرْبِ
ٱلسُّيُوفِ فِي سَبِيلِ الله
Nabi Muhammad saw. bersabda : Berdzikir kepada Allah Ta’ala di
waktu pagi dan sore adalah lebih utama daripada memukulkan pedang di dalam
perang sabil (menegakkan agama Allah). (Kitab Lubabul Hadits)
قال صلى الله عليه
وسلم: أَفْضَلُ الذِّكْرِ لا إلهَ إلاَّ الله
Nabi Muhammad saww. Bersabda : Dzikir yang paling utama adalah
LAA ILAAHA ILLALLAAH. (Kitab Lubabul Hadits)
وقال صلى الله عليه
وسلم: اذْكُروا الله ذِكْرا خَامِلاً، قيل: وَمَا الذِكْرُ الخَامِلُ؟، قال:
الذِّكْرُ الخَفِيُّ
Nabi Muhammad saww. Bersabda : Berdzikir kamu semua kepada Allah
dengan “DZIKIR KHOMIL”, sebagaimana sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apa
dzikir khamil itu?”, Beliau bersabda : “Yaitu Dzikir Khofi (dzikir samar
didalam hati)”. (Kitab Lubabul Hadits)
Maksudnya, bahwa dzikir yang samar di dalam hati itu lebuh utama
dari pada dzikir yang keras agar terjamin keselamatannya dari riya’ (pamer),
demikian menurut kelompok ahli Tasawuf.
قال صلى الله عليه
وسلم: أَفْضَلُ العِبَادِ دَرَجَةً عِنْدَ الله يَوْمَ القِيَامَةِ الذَّاكِرونَ
الله كَثِيرا
Nabi Muhammad saww. Bersabda : Para hamba yang lebih utama
derajatnya di sisi Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang banyak
berdzikir kepada Allah. (HR. At Tirmidzi dan Ahmad dari Abu Sa’id Al Khudri
dengan isnad Shahih, Kitab Tanqihul Qaul)
Dalam hadits tersebut menyebutkan dengan kata “ Adz
Dzaakiruunallaaha Katsiira” yang artinya orang laki-laki yang banyak
mengingat Allah, mengandung maksud juga termasuk para wanita, tetapi mereka
tidak disebutkan karena kata mudzakkar mengalahkan atas mu’anats, sehingga
orang-orang yang banyak berdzikir mengingat Allah itu adalah baik laki-laki
maupun perempuan.
وقال صلى الله عليه
وسلم: خَيْرُ الذِّكْرِ الذِّكْرُ الخَفِيُّ، وَخَيْرُ العِبَادَةِ أَخَفُّها،
وَخَيْرُ الرِّزْقِ مَا يَكْفِي
Nabi Muhammad saww. bersabda : Sebaik-baik dzikir adalah dzikir
khofi (rahasia dalam hati), sebaik-baik ibadah yang ringan lagi rutin
dilakukan, dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi. (HR Ahmad, Ibnu Hibban
dan Al Baihaqi dari Sa’ad bin Malik dan Abnu Abi Waqqash ra. Dengan isnad
Shahih, Kitab Tanqihul Qaul)
Dalam satu riwayat disebutkan bahwa kata “Al Khofi” dengan kata
“Al Mukhfi” dengan “mim”, maksudnya dzikir itu dirahasiakan oleh orang yang
berdzikir dari pandangan manusia, maka dzikir yang demikian ini lebih utama
dari pada dzikir yang jahar (keras dan terang-terangan). Dalam hadits lain
disebutkan, bahwa keutamaan berdizikir yang samara tau dirahasiakan dalam hati
karena dikhawatirkan riya’ (pamer) dan dapat mengganggu orang lain yang sedang
shalat. Oleh karenanya dzikir jahar itupun utama jika dapat selamat dari hal
yang demikian. Adapun maksud sebaik-baik rizki adalah yang cukup adalah sekedar
kecukupan.
قال عليه الصلاة
والسلام : ما عمل ابن آدم عملاً أنجى له من عذاب الله من ذكر الله
Nabi Muhammad saww. bersabda : Tidak ada suatu amalan pun
dikerjakan oleh anak Adam yang bias menyelamatkannya dari siksa neraka, selain
berdzikir kepada Allah. (Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ
بْنُ الْمُثَنَّى وَابْنُ بَشَّارٍ قَالَا حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ
حَدَّثَنَا شُعْبَةُ سَمِعْتُ أَبَا إِسْحَقَ يُحَدِّثُ عَنْ الْأَغَرِّ أَبِي
مُسْلِمٍ أَنَّهُ قَالَ أَشْهَدُ عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ وَأَبِي سَعِيدٍ
الْخُدْرِيِّ أَنَّهُمَا شَهِدَا عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ أَنَّهُ قَالَ لَا يَقْعُدُ قَوْمٌ يَذْكُرُونَ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ
إِلَّا حَفَّتْهُمْ الْمَلَائِكَةُ وَغَشِيَتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَنَزَلَتْ
عَلَيْهِمْ السَّكِينَةُ وَذَكَرَهُمْ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ و حَدَّثَنِيهِ
زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ فِي
هَذَا الْإِسْنَادِ نَحْوَهُ
Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Al Mutsanna dan Ibnu
Basysyar mereka berdua berkata; telah menceritakan kepada kami Muhammad bin
Ja'far telah menceritakan kepada kami Syu'bah aku mendengar Abu Ishaq bercerita
dari Al A'raj Abu Muslim bahwasanya dia berkata; 'aku bersaksi atas Abu
Hurairah dan Abu Sa'id Al Khudri bahwasanya keduanya menyaksikan Nabi
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Tidaklah suatu kaum yang duduk
berkumpul untuk mengingat Allah, kecuali dinaungi oleh para malaikat,
dilimpahkan kepada mereka rahmat, akan diturunkan kepada mereka ketenangan, dan
Allah Azza Wa jalla akan menyebut-nyebut mereka di hadapan para makhluk yang
ada di sisi-Nya. Dan telah menceritakannya kepadaku Zuhair bin Harb telah
menceritakan kepada kami 'Abdurrahman telah menceritakan kepada kami Syu'bah
dalam sanad ini dengan Hadits yang serupa. (HR. Muslim No.4868, Ibnumajah
No.3761 dan Ahmad No.11037, 11441, 11457)
حَدَّثَنَا عَبْدُ
الْوَارِثِ بْنُ عَبْدِ الصَّمَدِ بْنِ عَبْدِ الْوَارِثِ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي
قَالَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ ثَابِتٍ الْبُنَانِيُّ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ
أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا مَرَرْتُمْ بِرِيَاضِ الْجَنَّةِ فَارْتَعُوا
قَالُوا وَمَا رِيَاضُ الْجَنَّةِ قَالَ حِلَقُ الذِّكْرِ قَالَ أَبُو عِيسَى
هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ مِنْ هَذَا الْوَجْهِ مِنْ حَدِيثِ ثَابِتٍ عَنْ
أَنَسٍ
Telah menceritakan kepada kami Abdul Warits bin Abdush Shamad
bin Abdul Warits ia berkata; telah menceritakan kepadaku ayahku ia berkata;
telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tsabit Al Bunani telah menceritakan
kepadaku ayahku dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu bahwa Rasulullah
shallallahu wa'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila kalian melewati taman
Surga, maka hendaknya engkau beristirahat (ikut hadir)!" Aku katakan;
apakah taman Surga itu wahai Rasulullah? Beliau mengatakan:
"Kelompok-kelompok dzikir.(kumpulan orang yang berdzikir)" Abu Isa
berkata; hadits ini adalah hadits hasan gharib dari jalur ini, dari hadits
Tsabit dari Anas. (HR. At Tirmidzi No.3432, Ahmad No.12065 dan Kitab An Nashaih
Ad Diniyah)
قال النبي -صلَّى الله
عليه وآله وسلَّم : من قعد مقعداً لم يذكر الله تعالى فيه إلا كانت عليه من الله
ترة
Nabi Muhammad saww. bersabda : Barangsiapa duduk disuatu tempat,
sedang ia tidak mengingat (berdzikir) Tuhan ketika itu, maka ia tidak akan
merasakan sesuatu dari Allah selain penyesalan. (Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
وقال عليه الصلاة
والسلام : مثل الذي يذكر الله والذي لا يذكره مثل الحي والميت، ومثل الشجرة
الخضراء بين الشجر اليابس. وذاكر الله في الغافلين كالمقاتل بين الفارِّين
Nabi Muhammad saww. bersabda : Perumpamaan orang yang berdzikir
kepada Allah dengan orang yang tidak berdzikir kepada-Nya, seperti orang hidup
dengan orang mati, atau seperti pohon yang berdaun hijau dengan pohon yang
kering tiada berdaun, dan orang yang berdzikir kepada Allah ditengah-tengah
orang lalai, seperti orang yang berperang di tengah-tengah orang yang lari dari
medan perang. (Kitab An Nashaih Ad Diniyah)
قال صلى الله عليه
وسلم: أكثروا من ذكر الله حتى يقول المنافقون إنكم مراءون
Nabi Muhammad saww. bersabda : Perbanyaklah berdzikir kepada
Allah Ta’ala, sehingga orang-orang munafiq berkata : sesungguhnya orang-orang
yang berdzikir itu adalah orang-orang yang riya’. (Kitab Risalatul Mu’awanah)
Jadi bisa dikatakan orang yang tidak suka dengan orang yang
berdzikir adalah orang munafiq.
Dan masih banyak lagi dalil-dalil tentang keutamaan berdzikir
kepada Allah Ta’ala.
Dikutip dari :
* Al Qur’an.
* Kitab Hadits Kutubu
Tis’ah.
* Ihya Ulumiddin =>
Al Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al Ghazali.
* Irsyadul 'Ibad
Ilasabilirrosyad => Asy Syaikh Zinuddin Al Maribariy.
* An Nashaaih Ad
Diniyah wal washaaya Al Imaaniyah => Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al
Haddad.
* Risalatul Mu’awanah
=> Al Imam Al Habib Abdullah bin Alwi Al Haddad.
* Tanbihul Ghafilin
=> Al Imam Abul Laits As Samarqandi.
* Lubabul Hadits =>
Al Imam Al Hafidz Jalaluddin Abdurrahman bin Abii Bakar As Suyuthi.
* Tanqihul Qaul =>
Asy Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al Bantani.
Penulis : Muhammad
Shulfi bin Abu Nawar bin Ahmad Al ‘Aydrus.
محمد سلفى بن أبو نوار
العيدروس
Tidak ada komentar:
Posting Komentar