Kamis, 23 Juli 2020

Niat Doa Sholat Gerhana Lengkap Lengkap Arab, Latin, Dan Artinya

Pada saat terjadi fenomena alam gerhana bulan maupun gerhana matahari kita dianjurkan untuk melaksanakan shalat sunah, kedua shalat sunah itu dalam islam biasa disebut dengan shalat Kusufain.
Shalat yang dilaksanakan pada saat terjadi gerhana bulan dalam islam disebut dengan shalat Khusuf dan shalat yang dilaksanakan pada saat terjadi gerhana matahari dalam islam disebut dengan shalat kusuf.
Hukum mengerjakan kedua shalat tersebut adalah sunah muakkad.

Yang dimaksud dengan Kusuf (gerhana matahari) adalah merupakan peristiwa saat sinar matahari menghilang baik sebagian atau total pada siang hari karena terhalang oleh bulan yang melintas antara bumi dan matahari.


Dan yang dimaksud dengan Khusuf (gerhana bulan) adalah meurpakan peristiwa saat cahaya bulan menghilang baik sebagian atau total pada malam hari karena terhalang oleh bayangan bumi karena posisi bulan yang berada di balik bumi dan matahari.

Mengenai anjuran untuk mengerjakan shalat gerhana bulan dan gerhana matahari, Rasulullah Saw bersabda dalam sebuah hadist :

عَنِ الْمُغِيْرَةِ بْنِ شُعْبَةَ قَالَ: اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ يَوْمَ مَاتَ إِبْرَهِيْمُ بْنُ النَّبِىِّ ص م فَقَالَ النَّاسُ: اِنْكَسَفَتِ الشَّمْسُ لِمَوْتِ إِبْرَهِيْمَ. فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ الشَّمْسُ وَالْقَمَرَ اٰيَتٰانِ مِنْ اٰيَاتِ اللهِ يُخَوِّفُ اللهُ بِهِمَا عِبَادَةُ لَايَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ اَحَدٍ اَوْلِحَيَاتِهِ. فَاِذَا رَأَيْتُمْ شَيْىًٔا فَصَلُّوْا وَادْعُوْاحَتَّى يَنْكَسِفَ مَابِكُمْ

Artinya :" dari Al-Mughiroh bin Syubah ra. ia berkata : Telah terjadi gerhana matahari pada meninggalnya Ibrahim putra Rasulullah Saw, maka berkata para manusia : Telah terjadi gerhana matahari karena kematian Ibrahim.

Karena itu Rasulullah Saw Bersabda : Bahwasanya matahari dan bulan adalah dua tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah. Allah mempertakutkan hamba-hamba-NYA dengan keudannya.
Gerhana matahari bukan karena mati seseorang atau kelahirannya.
Karena itu apabila kamu melihat sesuatu yang dari demikian hendaklah kamu mengerjakan shalat dan berdoa sampai habis gerhana itu." (HR Bukhari dan Muslim)


Dalam riwayat lain Aisyah ra mengisahkan sebagai berikut : "Dari Aisyah ra, ia berkata : Matahari telah gerhana pada masa Rasulullah, beliau segera keluar menuju masjid, berdiri dan bertakbir dan berbarislah manusia di belakangnya.Rasulullah membaca bacaan yang panjang, sesudah itu bertakbir kemudian rukuk dengan rukuk yang panjang.
Kemudian beliau mengangkat kepalanya dan membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu. 
Setelah itu beliau membaca pula bacaan yang panjang lebih pendek dari bacaan pertama.

Kemudian beliau bertakbir lalu rukuk yang panjang tetapi kurang dari rukuk yang pertama.
Beliau kemudian membaca Sami Allahu liman hamidah, Rabbana walakalhamdu.
Sesudah itu beliau sujud dan memanjangkan sujudnya.
Kemudian melaksanakan rakaat yang kedua seperti itu juga sehingga cukup empat kali rukuk dan empat kali sujud dan habislah gerhana sebelum beliau mengucapkan salam.
Setelah itu Rasulullah Saw berkhutbah, memuji Allah Swt kemudian beliau bersabda : Sesungguhnya matahari dan bulan adalah tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah.
Tiada Allah menggerhanakannya karena mati seseorang atau kelahirannya.
Oleh sebab itu apabila kamu melihat yang demikian, mohonlah doa kepada Allah dan bertakbirlah dan shalatlah serta bersedekahlah.
Demi Allah sekiranya kami mengetahui apa yang kau ketahui, tentulah kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis." (HR Bukhari dan Muslim)

Dari hadist yang telah disebutkan diatas menunjukan kepada kita bahwa apabila terjadi gerhana, baik itu gerhana bulan maupun gerhana matahari maka kita diperintahkan untuk segera ke masjid dan mengerjakan shalat khusuf (gerhana bulan) dan shalat kusuf (gerhana matahari) diiringi dengan berdzikir dan berdoa.


Niat Shalat Gerhana Bulan dan Matahari

Untuk lafadz niat shalat gerhana Bulan dan Matahari beserta latin dan artinya adalah sebagai berikut :

-Niat Shalat Gerhana Bulan (Khusuf)

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِخُسُوْفِ الْقَمَرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan likhusuufil qomari rok 'taini lillahi taa'ala

Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana bulan dua rakaat karena Allah ta'ala".

Niat Shalat Gerhana Matahari (Kusuf)

أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatan likusuufis syamsi rok'taini lillahi taa'ala

Artinya : "Aku niat shalat sunnah gerhana matahari dua rakaat karena Allah ta'ala".


Kemudian untuk tata cara melaksanakan shalat gerhana bulan maupun gerhana matahari ada dua pendapat :

1. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan dua rukuk dan empat sujud seperti shalat sunah lainnya dan boleh dilakukan sendiri-sendiri tetapi lebih utama jika dilakukan secara berjamaah.
Hal ini dikatakan oleh An-Nawawi bahwa ulama kufah Abu Hanifah dan kawan-kawan menetapkan shalat gerhana sama seperti shalat sunah lainnya.

2. Shalat gerhana dilaksanakan dua rakaat dengan 4 ruku dan 4 sujud, tiap-tiap rakaat dua ruku dan dua sujud.
Cara ini telah dipilih oleh Imam Syafi'i, Imam Malik, Al-Laits, Ahmad, Abu Tsur dan jumhur ulama.
Mereka berdasar pada hadist-hadist yang telah disebutkan sebelumnya.

- Shalat dua rakaat dengan 4 kali ruku dan 4 kali sujud yaitu pada rakaat yang pertama sesudah ruku dan i'tidal membaca Al-Fatihah lagi, kemudian rukuk sekali lagi dan i'tidal lagi. Kemudian sujud seperti biasa.

- Pada rakaat yang kedua sama seperti rakaat yang pertama.
Dengan demikian sahalat gerhana itu semuanya ada 4 ruku, 4 Al-Fatihah dan 4 sujud.

- Bacaan Al-Fatihah dan surah lainnya dalam shalat gerhana bulan di nyaringkan.
Sedangkan dalam shalat gerhana matahari tidak dinyaringkan.
Ketika membaca surah pada tiap-tiap rakaatnya disunahkan membaca suratan yang panjang.

- Jika shalat gerhana itu dilakukan seperti shalat biasa dengan dua rakaat dan dua ruku, maka tidak ada halangan, yakni cukup sah pula shalatnnya.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Bacaan Doa Dan Dzikir Selesai Sholat Subuh Yang Diajarkan Rasulullah

Khusus setelah selesai shalat Shubuh, disunnahkan membaca dzikir terlebih dahulu kemudian membaca doa selesai sholat subuh.
Doa Selesai Sholat Subuh Sesuai Sunnah Nabi Doa Selesai Sholat Wajib.
Dahulu, jika Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam selesai salam shalat Shubuh, dan dholat fardhu lainnya Nabi selalu melakukan dzikir dan membaca doa selesai sholat fardhu terlebih dahulu, karena dengan membaca dzikir kita bisa merasa lebih dekat dengan Allah SWT.
Dzikir juga termasuk salah satu bentuk rasa syukur kita kepada Allah, kemudian setelah itu dilanjutkan dengan doa selesai sholat subuh untuk meminta sesuatu kepada Allah, karena hanya Allah lah yang bisa mengabulkan setiap keinginan kita.

Berikut bacaan dzikir dan doa selesai sholat subuh sesuai sunnah Nabi Muhammad, Amalkanlah bacaan doa selesai sholat subuh ini ketika kita selesai mengerjakan sholat subuh.
Bacaan dzikir setelah sholat sesuai sunnah
أَسْتَغْفِرُ اللهَ (3) اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ
Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaali wal ikrom. Astaghfirullah (3x).
Artinnya : “Aku minta ampun kepada Allah,” (3x).
Lantas membaca : “Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan, dan dariMu keselamatan, Maha Suci Engkau, wahai Tuhan Yang Pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Allahumma laa maani’a lima a’thoita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfau dzal jaddi minkal jaddu.
Artinnya : “Tiada Rabb yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya puji dan bagi-Nya kerajaan. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau berikan dan tidak ada yang memberi apa yang Engkau cegah.
Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya (selain iman dan amal shalihnya yang menyelamatkan dari siksaan).
Hanya dari-Mu kekayaan dan kemuliaan.”

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah.
Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Laa hawla wa laa quwwata illa billah.
Laa ilaha illallah wa laa na’budu illa iyyah.
Lahun ni’mah wa lahul fadhl wa lahuts tsanaaul hasan.
Laa ilaha illallah mukhlishiina lahud diin wa law karihal kaafiruun.
Artinnya : “Tiada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya kerajaan dan pujaan. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah.
Kami tidak menyembah kecuali kepadaNya. Bagi-Nya nikmat, anugerah dan pujaan yang baik.
Tiada Rabb (yang hak disembah) kecuali Allah, dengan memurnikan ibadah kepadaNya, sekalipun orang-orang kafir sama benci.”

سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَاللهُ أَكْبَرُ (33 ×) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Subhanallah wal hamdulillah wallahu akbar (33 x).
Laa ilaha illallah wahda, laa syarika lah.
Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinnya : “Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, dan Allah Maha Besar (33 x).
Tidak ada Rabb (yang berhak disembah) kecuali Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagiNya.
BagiNya kerajaan. BagiNya pujaan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Membaca surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu).
Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu).

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ. 10× بعد صلاة المغرب والصبح
Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah.
Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir.
Artinnya : “Tiada Rabb yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagiNya, bagiNya kerajaan, bagi-Nya segala puja.
Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi roh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap sesudah shalat Maghrib dan Subuh)

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’a, wa rizqon thoyyiba, wa ‘amalan mutaqobbala.
Artinnya : “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepadaMu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang halal dan amal yang diterima.”
(Dibaca setelah salam shalat Shubuh).

Bacaan Doa Selesai Sholat Subuh
Diriwayatkan dari Ummu Salamah bahwa Nabi Muhammad SAW selalu membaca doa selesai sholat shubuh dengan bacaan :
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً، وَرِزْقًا طَيِّبًا
Allahumma inni as’aluka ‘ilman nafi’a, wa ‘amalan mutaqabbala, wa rizqan thayyiban.
Artinnya : “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, amal yang diterima, dan rizki yang baik.” (HR: Ibnu Majah)
Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Niat Doa Sholat Rawatib (Qobliyah Dan Ba'diyah) Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Sholat sunnah rawatib ada dua macam yaitu shalat rawatib Qobliyah dan sholat rawatib Ba'diyah.
Sholat sunnah rawatib yang dikerjakan sebelum shalat fardhu disebut shalat rawatib qabliyah, sedangkan shalat rawatib yang dikerjakan sesudah sholat fardhu disebut shalat rawatib ba’diyah.
Sholat rawatib merupakan shalat sunnah yang menyertai shalat fardhu (sholat lima waktu).

Mengenai keutamaan shalat sunnah rawatib antara lain terdapat dalam hadits berikut ini :
عَنْ أُمِّ الْمُؤْمِنِيْنَ أُمِّ حَبِيْبَةَ رَمْلَةَ بِنْتِ أَبِى سُفْيَانً رض قَالَتْ : سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْل:مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى ِللهِ تَعَالَى كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَى عَشَرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ
Artinya : "Dari Ummul Mukminin, Ummu habibah (Ramlah) binti Abu Sufyan Ra.
Ia berkata : Saya telah mendengar Rasulullah saw bersabda : Tiada orang muslim yang melaksanakan shalat sunnah karena Allah pada tiap-tiap hari dua belas rakaat, melainkan Allah akan membangunkan untuknya sebuah rumah di surga." (H.R Muslim)

عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عُمَرَ رض قَالَ:حَفَظْتُ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ ص م رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya : "Dari Abdullah Bin Umar ra.
Ia berkata : Saya ingat dari Rasulullah saw dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat sesudah dzuhur, dua rakaat sesudah maghrib,
dua rakaat sesudah isya dan dua rakaat sebelum Subuh. (H.R Bukhari dan Muslim)

Sepuluh rakaat shalat sunnah rawatib yang tercantum pada hadits diatas oleh para ulama digolongkan sebagai shalat sunnah rawatib muakkad (yang sangat penting).
Berikut adalah rinciannya :
-Dua rakaat sebelum Dzuhur
-Dua rakaat sesudah Dzuhur
-Dua rakaat sesudah Maghrib
-Dua rakaat sesudah Isya
-Dua rakaat sebelum Subuh

*Niat Sholat Rawatib Qabliyah Dan Badiyah
Untuk bacaan niat sholat sunnah rawatib dua rakaat qabliyah dan ba'diyah adalah sebagai berikut :
-Niat Sholat Sunnah Qobliyyah Subuh
اُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatash-shubhi rok'ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillahi ta'aala.
Artinya : "Saya niat shalat sunnah sebelum subuh dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala.

-Niat Shalat Sunnah Qobliyyah Dzuhur
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatazh-zhuhri rok'ataini qobliyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala.
Artinya : "Saya niat shalat sunnah sebelum dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat karena Allah ta'ala.
-Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah Dzuhur
اُصَلِّى سُنَّةً الظُّهْرِرَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnataz-zhuhri rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aalaa.
Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah dzuhur dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala.

-Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah Maghrib
اُصَلِّى سُنَّةً الْمَغْرِبِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli sunnatal maghribi rok'ataini ba'diyyatan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'ala.
Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah maghrib dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala".

-Niat Sholat Sunnah Ba'diyyah Isya
اُصَلِّى سُنَّةً الْعِشَاءِ رَكْعَتَيْنِ بَعْدِيَّةً مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى
Usholli Sunnatal 'isya'i rok'ataini ba'diyyayan mustaqbilal qiblati lillaahi ta'aala.
Artinya : "Saya niat shalat sunnah setelah 'isya dua rakaat, dengan menghadap kiblat, karena Allah ta'ala".

*Hadist Mengenai Sholat Sunnah Rawatib
Hadist mengenai sholat sunnah Rawatib Qobliyah dan Ba'diyah yang mengiringi shalat fardhu 5 waktu dan berikut adalah hadist-hadist tersebut.
Hadist yang berkaitan dengan shalat rawatib yang mengiringi shalat zhuhur adalah sebagai berikut :
صَلَيْتُ مَعَ رَسُوْلُ الله ص م رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا
Artinya : "Dari Ibnu Umar ra.
Ia berkata : Saya telah mengerjakan sholat bersama rasulullah saw dua rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sesudahnya." (H.R Bukhari dan Muslim)

مَنْ حَا فَظَ عَلَى اَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَاَرْبَعٍ بَعْدَهَا حَرَّمَهُ الله عَلَى النَّارِ
Artinya : "Dari Ummu Habibah Ra, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : Siapa yang memelihara (rajin) mengerjakan shalat empat rakaat sebelum zhuhur dan empat rakaat sesudahnya maka Allah akan mengharamkannya dari api neraka." (H.R Abu Daud Dan Turmudzi)

كَانَ يُصَلِّى اَرْبَعًابَعْدَ أَنْ تَزَوْلَ الشَّمْسُ قَبْلَ الظُّهْرِ وَقَالَ:إِنَّهَاسَا عَةٌ تُفْتَحُ فِيْهَا اَبْوَابُ السَّمَاءِ فَأُحِبَّ أَنْ يَصْعَدَلِى فِيْهَا عَمَلٌ صَالِحٌ
Artinya : "Dari Abdullah bin Assaib R.a, sesungguhnya rasulullah saw biasa melaksanakan shalat sunnah sebelum dzuhur empat rakaat dan beliau bersabda : Sesungguhnya ini adalah saat terbuka pintu langit, maka saya ingin naik dari padaku amal kebaikan." (H.R Turmudzi)

Hadist yang menyatakan shalat sunnah rawatib yang mengiringi shalat ashar :
كَانَ النَّبِّىُ ص م يُصَلِّى قَبْلَ الْعَصْرِ اَرْبَعَ رَكَعَاتٍ يَفْصِلُ بَيْنَهُنَّ بِالتَّسْلِيْمُ عَلَى الْمَلَا ىِٔكَةِالْمُقَرَّبِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُؤْمِنِيْنَ
Artinya :" Dari Ali bin abi thalib Ra.
Ia berkata : Adalah nabi Muhammad Saw biasa melaksanakan shalat empat rakaat sebelum Ashar dipisah dengan dua salam,
memberi salam kepada malaikat muqarrabin dan pengikut mereka dari kaum muslimin dan mukminin." (H.R Turmudzi)

رَحِمَ اللهُ امْرَاًصَلَّى قَبْلَ الْعَصْرِاَرْبَعًا
Artinya : "Dari Ibnu Umar Ra. Dari Nabi Saw beliau bersabda : Allah akan memberikan rahmat kepada orang yang mengerjakan shalat sunnah sebelum ashar empat rakaat." (H.R Abu Daud dan Turmudzi)

*Hadits tentang shalat rawatib yang mengiringi shalat Maghrib antara lain ialah :
صَلُّوْا قَبْلَ الْمَغْرِبِ ثُمَّ قَالَ فِى الثَّا لَثَةِ، لِمَنْ شَاءَ
Artinya : "Dari Abdullah bin Muqhaffah Ra. dari Nabi Saw beliau bersabda : Shalatlah sebelum maghrib kemudian beliau bersabda pada perintah yang ketiga diiringi kalimat : Bagi siapa yang suka mengerjakannya."(H.R Bukhari)

صَلَيْتُ مَعَ رَسُوْلُ اللهُ ص م رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْجُمُعَةِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ
Artinya : "Dari Ibnu Umar Ra. ia berkata :
Saya sholat bersama Rasulullah Saw dua rakaat sebelum dzuhur, dua rakaat sesudahnya, dua rakaat sesudah jum’at, dua rakaat sesudah maghrib dan dua rakaat sesudah Isya." (H.R Bukhari dan Muslim)
*Hadits tentang shalat rawatib yang mengiringi shalat shubuh antara lain ialah :
كَانَ لَايَدَعُ اَرْبَعًا قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْغَدَاةِ
Artinya : "Dari Aisyah Ra.
Sesungguhnya Nabi Saw tidak pernah meninggalkan empat rakaat sebelum zhuhur dan dua rakaat sebelum subuh." (H.R Bukhari)

رَكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنَ الذُّنْيَا وَمَا فِيْهَا ،لَهُمَا : اَحَبُّ اِلَيَّ مِنَ الذُّنْيَا جَمِيْعًا
Artinya : "Dari Aisyah Ra. dari Nabi Saw beliau bersabda : Dua rakaat sebelum subuh lebih baik dari dunia dan seisinya. (H.R Muslim) dalam riwayat lain dinyatakan sebagai berikut : Saya lebih menyukai daripada dunia dan seisinya.
Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Tuntunan Dan Keutamaan Sholat Sunnah Rawatib Lengkap Arab, Latin, Dan Artinya

Sesungguhnya diantara hikmah dan rahmat Allah atas hambanya adalah disyariatkannya At-tathowwu’ (ibadah tambahan).
Dan dijadikan pada ibadah wajib diiringi dengan adanya at-tathowwu’ dari jenis ibadah yang serupa.
Hal itu dikarenakan untuk melengkapi kekurangan yang terdapat pada ibadah wajib.
Dan sesungguhnya at-tathowwu’ (ibadah sunnah) di dalam ibadah sholat yang paling utama adalah sunnah rawatib.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengerjakannya dan tidak pernah sekalipun meninggalkannya dalam keadaan mukim (tidak bepergian jauh).
Mengingat pentingnya ibadah ini, serta dikerjakannya secara berulang-ulang sebagaimana sholat fardhu, sehingga saya (penulis) ingin menjelaskan sebagian dari hukum-hukum sholat rawatib secara ringkas :
1. Keutamaan Sholat Rawatib
Ummu Habibah radiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang keutamaan sholat sunnah rawatib, dia berkata : saya mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang sholat dua belas rakaat pada siang dan malam, maka akan dibangunkan baginya rumah di surga“.

Ummu Habibah berkata : saya tidak pernah meninggalkan sholat sunnah rawatib semenjak mendengar hadits tersebut. ‘Anbasah berkata : Maka saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari Ummu Habibah.
‘Amru bin Aus berkata : Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Ansabah.
An-Nu’am bin Salim berkata : Saya tidak pernah meninggalkannya setelah mendengar hadits tersebut dari ‘Amru bin Aus. (HR. Muslim no. 728).

‘Aisyah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan sebuah hadits tentang sholat sunnah rawatib sebelum (qobliyah) shubuh, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Dua rakaat sebelum shubuh lebih baik dari dunia dan seisinya“.
Dalam riwayat yang lain, “Dua raka’at sebelum shubuh lebih aku cintai daripada dunia seisinya” (HR. Muslim no. 725)
Adapun sholat sunnah sebelum shubuh ini merupakan yang paling utama di antara sholat sunnah rawatib dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkannya baik ketika mukim (tidak berpegian) maupun dalam keadaan safar.
Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha telah meriwayatkan tentang keutamaan rawatib dzuhur, dia berkata : saya mendengar rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang menjaga (sholat) empat rakaat sebelum dzuhur dan empat rakaat sesudahnya, Allah haramkan baginya api neraka“. (HR. Ahmad 6325, Abu Dawud no. 1269, At-Tarmidzi no. 428, An-Nasa’i no. 1814, Ibnu Majah no. 1160)

2. Jumlah Sholat Sunnah Rawatib
Hadits Ummu Habibah di atas menjelaskan bahwa jumlah sholat rawatib ada 12 rakaat dan penjelasan hadits 12 rakaat ini diriwayatkan oleh At-Tarmidzi dan An-Nasa’i, dari ‘Aisyah radiyallahu ‘anha, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meninggalkan dua belas (12) rakaat pada sholat sunnah rawatib, maka Allah akan bangunkan baginya rumah di surga, (yaitu) : empat rakaat sebelum dzuhur, dan dua rakaat sesudahnya, dan dua rakaat sesudah maghrib, dan dua rakaat sesudah ‘isya, dan dua rakaat sebelum subuh“. (HR. At-Tarmidzi no. 414, An-Nasa’i no. 1794)
3. Surat yang Dibaca pada Sholat Rawatib Qobliyah Subuh
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada sholat sunnah sebelum subuh membaca surat Al Kaafirun (قل يا أيها الكافرون) dan surat Al Ikhlas (قل هو الله أحد).” (HR. Muslim no. 726)
Dan dari Sa’id bin Yasar, bahwasannya Ibnu Abbas mengkhabarkan kepadanya : “Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada sholat sunnah sebelum subuh dirakaat pertamanya membaca: (قولوا آمنا بالله وما أنزل إلينا) (QS. Al-Baqarah: 136), dan dirakaat keduanya membaca : (آمنا بالله واشهد بأنا مسلمون) (QS. Ali Imron: 52). (HR. Muslim no. 727)

4. Surat yang Dibaca pada Sholat Rawatib Ba’diyah Maghrib
Dari Ibnu Mas’ud radiyallahu ‘anha, dia berkata : Saya sering mendengar Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau membaca surat pada sholat sunnah sesudah maghrib :” surat Al Kafirun (قل يا أيها الكافرون) dan surat Al Ikhlas (قل هو الله أحد). (HR. At-Tarmidzi no. 431, berkata Al-Albani: derajat hadits ini hasan shohih, Ibnu Majah no. 1166)
5. Apakah Sholat Rawatib 4 Rakaat Qobiyah Dzuhur Dikerjakan dengan Sekali Salam atau Dua Kali Salam?
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata : “Sunnah Rawatib terdapat di dalamnya salam, seseorang yang sholat rawatib empat rakaat maka dengan dua salam bukan satu salam, karena sesungguhnya nabi bersabda : “Sholat (sunnah) di waktu malam dan siang dikerjakan dua rakaat salam dua rakaat salam”. (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Al-Utsaimin 14288)

6. Apakah Pada Sholat Ashar Terdapat Rawatib?
As-Syaikh Muammad bin Utsaimin rahimahullah berkata, “Tidak ada sunnah rawatib sebelum dan sesudah sholat ashar, namun disunnahkan sholat mutlak sebelum sholat ashar”. (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Al-Utsaimin 14343)

7. Sholat Rawatib Qobliyah Jum’at
As-Syaikh Abdul ‘Azis bin Baz rahimahullah berkata: “Tidak ada sunnah rawatib sebelum sholat jum’at berdasarkan pendapat yang terkuat di antara dua pendapat ulama’.
Akan tetapi disyari’atkan bagi kaum muslimin yang masuk masjid agar mengerjakan sholat beberapa rakaat semampunya” (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Bin Baz 12386&387)
8. Sholat Rawatib Ba’diyah Jum’at
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila seseorang di antara kalian mengerjakan sholat jum’at, maka sholatlah sesudahnya empat rakaat“. (HR. Muslim no. 881)
As-Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata, “Adapun sesudah sholat jum’at, maka terdapat sunnah rawatib sekurang-kurangnya dua rakaat dan maksimum empat rakaat” (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Bin Baz 13387)

9. Sholat Rawatib Dalam Keadaan Safar
Ibnu Qayyim rahimahullah berkata, “Rasulullah shallallahu a’laihi wa sallam didalam safar senantiasa mengerjakan sholat sunnah rawatib sebelum shubuh dan sholat sunnah witir dikarenakan dua sholat sunnah ini merupakan yang paling utama di antara sholat sunnah, dan tidak ada riwayat bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan sholat sunnah selain keduanya”. (Zaadul Ma’ad 1315).
As-Syaikh Bin Baz rahimahullah berkata : “Disyariatkan ketika safar meninggalkan sholat rawatib kecuali sholat witir dan rawatib sebelum subuh”. (Majmu’ Fatawa 11390).
10. Tempat Mengerjakan Sholat Rawatib
Dari Ibnu Umar radiyallahu ‘anhuma berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Lakukanlah di rumah-rumah kalian dari sholat-sholat dan jangan jadikan rumah kalian bagai kuburan“. (HR. Bukhori no. 1187, Muslim no. 777)
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata : “Sudah seyogyanya bagi seseorang untuk mengerjakan sholat rawatib di rumahnya. meskipun di Mekkah dan Madinah sekalipun maka lebih utama dikerjakan dirumah dari pada di masjid Al-Haram maupun masjid An-Nabawi ; karena saat Nabi shallallahu a’alihi wasallam bersabda sementara beliau berada di Madinah.
Ironisnya manusia sekarang lebih mengutamakan melakukan sholat sunnah rawatib di masjidil haram, dan ini termasuk bagian dari kebodohan”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3295)

11. Waktu Mengerjakan Sholat Rawatib
Ibnu Qudamah berkata : “Setiap sunnah rawatib qobliyah maka waktunya dimulai dari masuknya waktu sholat fardhu hingga sholat fardhu dikerjakan, dan sholat rawatib ba’diyah maka waktunya dimulai dari selesainya sholat fardhu hingga berakhirnya waktu sholat fardhu tersebut “. (Al-Mughni 2544)
12. Mengganti (mengqodho’) Sholat Rawatib
Dari Anas radiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang lupa akan sholatnya maka sholatlah ketika dia ingat, tidak ada tebusan kecuali hal itu“. (HR. Bukhori no. 597, Muslim no. 680)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Dan hadits ini meliputi sholat fardhu, sholat malam, witir, dan sunnah rawatib”. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, 2390)

13. Mengqodho’ Sholat Rawatib Di Waktu yang Terlarang
Ibnu Qoyyim berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam meng-qodho’ sholat ba’diyah dzuhur setelah ashar, dan terkadang melakukannya terus-menerus, karena apabila beliau melakukan amalan selalu melanggengkannya.
Hukum mengqodho’ diwaktu-waktu terlarang bersifat umum bagi nabi dan umatnya, adapun dilakukan terus-menerus pada waktu terlarang merupakan kekhususan nabi”. (Zaadul Ma’ad 1308)
14. Waktu Mengqodho’ Sholat Rawatib Sebelum Subuh
Dari Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Barangsiapa yang belum mengerjakan dua rakaat sebelum sholat subuh, maka sholatlah setelah matahari terbit“. (At-Tirmdzi 423, dan dishahihkan oleh Al-albani)
Dan dari Muhammad bin Ibrahim dari kakeknya Qois, berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar rumah mendatangi sholat kemudian qomat ditegakkan dan sholat subuh dikerjakan hingga selesai, kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berpaling menghadap ma’mum, maka beliau mendapati saya sedang mengerjakan sholat, lalu bersabda : “Sebentar wahai Qois apakah ada sholat subuh dua kali?“.
Maka saya berkata : Wahai rasulullah sungguh saya belum mengerjakan sholat sebelum subuh, Tasulullah bersabda : “Maka tidak mengapa“. (HR. At-Tirmidzi). Adapun pada Abu Dawud dengan lafadz : “Maka rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam diam (terhadap yang dilakukan Qois)”. (HR. At-tirmidzi no. 422, Abu Dawud no. 1267, dan Al-Albani menshahihkannya)
As-Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullah berkata: “Barangsiapa yang masuk masjid mendapatkan jama’ah sedang sholat subuh, maka sholatlah bersama mereka. Baginya dapat mengerjakan sholat dua rakaat sebelum subuh setelah selesai sholat subuh, tetapi yang lebih utama adalah mengakhirkan sampai matahari naik setinggi tombak” (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Muhammad bin Ibrahim 2259 dan 260)
15. Jika Sholat Subuh Bersama Jama’ah Terlewatkan, Apakah Mengerjakan Sholat Rawatib Terlebih Dahulu atau Sholat Subuh?
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata : “Sholat rawatib didahulukan atas sholat fardhu (subuh), karena sholat rawatib qobliyah subuh itu sebelum sholat subuh, meskipun orang-orang telah keluar selesai sholat berjama’ah dari masjid” (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsatimin 14298)
16. Pengurutan Ketika Mengqodho’
As-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata : “Apabila didalam sholat itu terdapat rawatib qobliyah dan ba’diyah, dan sholat rawatib qobliyahnya terlewatkan, maka yang dikerjakan lebih dahulu adalah ba’diyah kemudian qobliyah, contoh : Seseorang masuk masjid yang belum mengerjakan sholat rawatib qobliyah mendapati imam sedang mengerjakan sholat dzuhur, maka apabila sholat dzuhur telah selesai, yang pertamakali dikerjakan adalah sholat rawatib ba’diyah dua rakaat, kemudian empat rakaat qobliyah”. (Syarh Riyadhus Sholihin, 3283)
17. Mengqodho’ Sholat Rawatib yang Banyak Terlewatkan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata : “Diperbolehkan mengqodho’ sholat rawatib dan selainnya, karena merupakan sholat sunnah yang sangat dianjurkan (muakkadah)… kemudian jika sholat yang terlewatkan sangat banyak, maka yang utama adalah mencukupkan diri mengerjakan yang wajib (fardhu), karena mendahulukan untuk menghilangkan dosa adalah perkara yang utama, sebagaimana “Ketika Rasulullah mengerjakan empat sholat fardhu yang tertinggal pada perang Khondaq, beliau mengqodho’nya secara berturut-turut”.

Dan tidak ada riwayat bahwasannya Rasulullah mengerjakan sholat rawatib diantara sholat-sholat fardhu tersebut.
Dan jika hanya satu atau dua sholat yang terlewatkan, maka yang utama adalah mengerjakan semuanya sebagaimana perbuatan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pada saat sholat subuh terlewatkan, maka beliau mengqodho’nya bersama sholat rawatib”. (Syarh Al-‘Umdah, hal. 238)
18. Menggabungkan Sholat-sholat Rawatib, Tahiyatul Masjid, dan Sunnah Wudhu’
As-Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah berkata : “Apabila seseorang masuk masjid diwaktu sholat rawatib, maka ia bisa mengerjakan sholat dua rakaat dengan niat sholat rawatib dan tahiyatul masjid, dengan demikian tertunailah dengan mendapatkan keutamaan keduanya.
Dan demikian juga sholat sunnah wudhu’ bisa digabungkan dengan keduanya (sholat rawatib dan tahiyatul masjid), atau digabungkan dengan salah satu dari keduanya”. (Al-Qawaid Wal-Ushul Al-Jami’ah, hal. 75)

19. Menggabungkan Sholat Sebelum Subuh dan Sholat Duha Pada Waktu Dhuha
As-Syaikh Muhammad Bin Utsaimin rahimahullah berkata : “Seseorang yang sholat qobliyah subuhnya terlewatkan sampai matahari terbit, dan waktu sholat dhuha tiba.
Maka pada keadaan ini, sholat rawatib subuh tidak terhitung sebagai sholat dhuha, dan sholat dhuha juga tidak terhitung sebagai sholat rawatib subuh, dan tidak boleh juga menggabungkan keduanya dalam satu niat.

Karena sholat dhuha itu tersendiri dan sholat rawatib subuh pun juga demikian, sehingga tidaklah salah satu dari keduanya terhitung (dianggap) sebagai yang lainnya. (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, 2013)

20. Menggabungkan Sholat Rawatib dengan Sholat Istikharah
Dari Jabir bin Abdullah radiyallahu ‘anhuma berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan kami sholat istikhorah ketika menghadapi permasalahan sebagaimana mengajarkan kami surat-surat dari Al-Qur’an”, kemudian beliau bersabda: “Apabila seseorang dari kalian mendapatkan permasalahan, maka sholatlah dua rakaat dari selain sholat fardhu…” (HR. Bukhori no. 1166)
Al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullah berkata : “Jika seseorang berniat sholat rawatib tertentu digabungkan dengan sholat istikhorah maka terhitung sebagai pahala (boleh), tetapi berbeda jika tidak diniatkan”. (Fathul Bari 11189)
21. Sholat Rawatib Ketika Iqomah Sholat Fardhu Telah Dikumandangkan
Dari Abu Huroiroh radiyallahu ‘anhu, dari nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Apabila iqomah sholat telah ditegakkan maka tidak ada sholat kecuali sholat fardhu“. (HR. Muslim bi As-syarh An-Nawawi 5222)
An-Nawawi berkata : “Hadits ini terdapat larangan yang jelas dari mengerjakan sholat sunnah setelah iqomah sholat dikumandangkan sekalipun sholat rawatib seperti rawatib subuh, dzuhur, ashar dan selainnya” (Al-Majmu’ 3378)

22. Memutus Sholat Rawatib Ketika Sholat Fardhu ditegakkan
As-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata : “Apabila sholat telah ditegakkan dan ada sebagian jama’ah sedang melaksanakan sholat tahiyatul masjid atau sholat rawatib, maka disyari’atkan baginya untuk memutus sholatnya dan mempersiapkan diri untuk melaksanakan sholat fardhu, berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : “Apabila iqomah sholat telah ditegakkan maka tidak ada sholat kecuali sholat fardhu..“, akan tetapi seandainya sholat telah ditegakkan dan seseorang sedang berada pada posisi rukuk dirakaat yang kedua, maka tidak ada halangan bagi dia untuk menyelesaikan sholatnya.
Karena sholatnya segera berakhir pada saat sholat fardhu baru terlaksana kurang dari satu rakaat”. (Majmu’ Fatawa 11392 dan 393)
23. Apabila Mengetahui Sholat Fardhu Akan Segera Ditegakkan, Apakah Disyari’atkan Mengerjakan Sholat Rawatib?
As-Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata : “Sudah seharusnya (mengenai hal ini) dikatakan : “Sesungguhnya tidak dianjurkan mengerjakan sholat rawatib diatas keyakinan yang kuat bahwasannya sholat fardhu akan terlewatkan dengan mengerjakannya.
Bahkan meninggalkannya (sholat rawatib) karena mengetahui akan ditegakkan sholat bersama imam dan menjawab adzan (iqomah) adalah perkara yang disyari’atkan.
Karena menjaga sholat fardhu dengan waktu-waktunya lebih utama daripada sholat sunnah rawatib yang bisa dimungkinkan untuk diqodho'”. (Syarh Al-‘Umdah, hal. 609)

24. Mengangkat Kedua Tangan Untuk Berdo’a Setelah Menunaikan Sholat Rawatib
As-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata : “Sholat Rawatib : Saya tidak mengetahui adanya larangan dari mengangkat kedua tangan setelah mengerjakannya untuk berdo’a, dikarenakan beramal dengan keumuman dalil (akan disyari’atkan mengangkat tangan ketika berdo’a).

Akan tetapi lebih utama untuk tidak melakukannya terus-menerus dalam hal itu (mengangkat tangan), karena tidaklah ada riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan demikian, seandainya beliau melakukannya setiap selesai sholat rawatib pasti akan ada riwayat yang dinisbahkan kepada beliau.

Padahal para sahabat meriwayatkan seluruh perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan rasulullah baik ketika safar maupun tidak.
Bahkan seluruh kehidupan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radiyallahu ‘anhum tersampaikan”. (Arkanul Islam, hal. 171)

25. Kapan Sholat Rawatib Ketika Sholat Fardhu DiJama’?
Imam Nawawi rahimahullah berkata : “Sholat rawatib dikerjakan setelah kedua sholat fardhu dijama’ dan tidak boleh dilakukan di antara keduanya. Dan demikian juga sholat rawatib qobliyah dzuhur dikerjakan sebelum kedua sholat fardhu dijama'”. (Shahih Muslim Bi Syarh An-Nawawi, 931)
26. Apakah Mengerjakan Sholat Rawatib Atau Mendengarkan Nasihat?
Dewan Tetap untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa Saudi : “Disyariatkan bagi kaum muslimin jika mendapatkan nasihat (kultum) setelah sholat fardhu hendaknya mendengarkannya, kemudian setelahnya ia mengerjakan sholat rawatib seperti ba’diyah dzuhur, maghbrib dan ‘isya” (Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah LilBuhuts Al-‘Alamiyah Wal-Ifta’, 7234)

27. Mendahulukan Menyempurnakan Dzikir-dzikir setelah Sholat Fardhu Sebelum Menunaikan Sholat Rawatib
As-Syaikh Abdullah bin Jibrin rahimahullah ditanya : “Apabila saya mengerjakan sholat jenazah setelah maghrib, apakah saya langsung mengerjakan sholat rawatib setelah selesai sholat jenazah ataukah menyempurnakan dzikir-dzikir kemudian sholat rawatib?
Jawaban beliau rahimahullah : “Yang lebih utama adalah duduk untuk menyempurnakan dzikir-dzikir kemudian menunaikan sholat rawatib.
Maka perkara ini disyariatkan baik ada atau tidaknya sholat jenazah.
Maka dzikir-dzikir yang ada setelah sholat fardhu merupakan sunnah yang selayaknya untuk dijaga dan tidak sepantasnya ditinggalkan.

Maka jika anda memutus dzikir tersebut karena menunaikan sholat jenazah, maka setelah itu hendaknya menyempurnakan dzikirnya ditempat anda berada, kemudian mengerjakan sholat rawatib yaitu sholat ba’diyah.
Hal ini mencakup rawatib ba’diyah dzuhur, maghrib maupun ‘isya dengan mengakhirkan sholat rawatib setelah berdzikir”. (Al-Qoul Al-Mubin fii Ma’rifati Ma Yahummu Al-Mushollin, hal. 471)

28. Tersibukkan Dengan Memuliakan Tamu Dari Meninggalkan Sholat Rawatib
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata : “Pada dasarnya seseorang terkadang mengerjakan amal yang kurang afdhol (utama) kemudian melakukan yang lebih afdhol (yang semestinya didahulukan) dengan adanya sebab.
Maka seandainya seseorang tersibukkan dengan memuliakan tamu di saat adanya sholat rawatib, maka memuliakan tamu didahulukan daripada mengerjakan sholat rawatib”. (Majmu’ Fatawa As-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin 16176)

29. Sholatnya Seorang Pekerja Setelah Sholat Fardhu dengan Rawatib Maupun Sholat Sunnah lainnya.
As-Syaikh Muhammad bin Utsaimin rahimahullah berkata : “Adapun sholat sunnah setelah sholat fardhu yang bukan rawatib maka tidak boleh.
Karena waktu yang digunakan saat itu merupakan bagian dari waktu kerja semisal aqad menyewa dan pekerjaan lain.
Adapun melakukan sholat rawatib (ba’da sholat fardhu), maka tidak mengapa. Karena itu merupakan hal yang biasa dilakukan dan masih dimaklumi (dibolehkan) oleh atasannya”.

30. Apakah Meninggalkan Sholat Rawatib Termasuk Bentuk Kefasikan?
As-Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata : “Perkataan sebagian ulama’: (Sesungguhnya meninggalkan sholat rawatib termasuk fasiq), merupakan perkataan yang kurang baik, bahkan tidak benar.
Karena sholat rawatib itu adalah nafilah (sunnah).
Maka barangsiapa yang menjaga sholat fardhu dan meninggalkan maksiat tidaklah dikatakan fasik bahkan dia adalah seorang mukmin yang baik lagi adil.
Dan demikian juga sebagian perkataan fuqoha’: (Sesungguhnya menjaga sholat rawatib merupakan bagian dari syarat adil dalam persaksian), maka ini adalah perkataan yang lemah.
Karena setiap orang yang menjaga sholat fardhu dan meninggalkan maksiat maka ia adalah orang yang adil lagi tsiqoh. Akantetapi dari sifat seorang mukmin yang sempurna selayaknya bersegera (bersemangat) untuk mengerjakan sholat rawatib dan perkara-perkara baik lainnya yang sangat banyak dan berlomba-lomba untuk mengerjakannya”. (Majmu’ Fatawa 11382)
Faedah :
Ibmu Qoyyim rahimahullah berkata : “Terdapat kumpulan sholat-sholat dari tuntunan nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sehari semalam sebanyak 40 rakaat, yaitu dengan menjaga 17 rakaat dari sholat fardhu, 10 rakaat atau 12 rakaat dari sholat rawatib, 11 rakaat atau 13 rakaat sholat malam, maka keseluruhannya adalah 40 rakaat.
Adapun tambahan sholat selain yang tersebutkan bukanlah sholat rawatib.
Maka sudah seharusnyalah bagi seorang hamba untuk senantiasa menegakkan terus-menerus tuntunan ini selamanya hingga menjumpai ajal (maut).
Sehingga adakah yang lebih cepat terkabulkannya do’a dan tersegeranya dibukakan pintu bagi orang yang mengetuk sehari semalam sebanyak 40 kali? Allah-lah tempat meminta pertolongan”. (Zadul Ma’ad 1327)
Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Kumpulan Doa Agar Anak Sholeh, Sholehah Dan Penurut

Idaman setiap orang tua memiliki anak yang sholeh dan sholehah.
Anak yang sholeh adalah anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya, taat dan bertakwa kepada Allah SWT.
Bentuk lainnya adalah anak tersebt penurut, tidak nakal, rajin dan cerdas dalam agamanya sehingga kesuksesan dunia akhirat akan didapatkan.
Jika anak kita sholeh dan sholehah, maka orang tua juga lah yang akan menikmati hasilnya.
Maka dari itu sejak kecil selalu tanamkanlah nilai nilai syariat agama islam kepada anak anak kita, didiklah mereka dengan ajaran islam serta jangan lupa membaca doa agar anak penurut, pintar dan sholeh sholehah tentunya.
Berdoalah secara terus menerus siang dan malam, mohonkanlah hanya kepada Allah SWT.
Karena percuma saja orang tua hanya mendidik dan memberikannya ilmu namun tidak berdoa agar anak sukses dunia akhiratnya.
Ketahuilah bahwa doa orang tua kepada anak-anaknya sangatlah mustajab dan ampuh.
Dalam sekejap pastilah dikabulkan oleh Allah SWT.
Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda sebagai berikut :
ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَشَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ
Artinya : “Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa musafir dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud; hasan).
Luar biasa doa orang tua kepada anak anaknya, jika anak kita sholeh maka banyak hal yang akan didapatkan oleh kedua orang tua, salah satunya adalah ia akan berbakti semasa di dunia dan mendoakan kita ketika kita sudah meningal sebagaimana hadist berikut ini : Jika seorang hamba telah meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya. (HR.Muslim).

Untuk lafadz doa agar anak tidak nakal, pintar dan sholeh bemacam macam versinya.
Anda juga bisa berdoa dengan kata kata anda sendiri.
Namun kali ini akan di share doa khusus yang insyaallah mujarab karena beberapa diantaranya diambil dari ayat suci Al-Quran dan hadits Rasulullah SAW.
Langsung saja berikut ini kumpulan bacaan doa agar anak sholeh, sholehah, penurut dan pintar lengkap tulisan arab, latin dan terjemahan bahasa Indonesianya supaya bisa dipahami makna dan isi kandungan doanya.

Doa Agar Anak Sholeh dan Sholehah
اَللهم اجْعَلْ اَوْلَادِي مِنْ اَهْلِ الْعِلْمِ وَاَهْلِ الْخَيْرِ وَلَا تَجْعَلْهُمْ مِنْ اَهْلِ السُّوْءِ وَاَهْلِ الضَّيْرِ . اَللهم بَارِكْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي وَاحْفَظْهُمْ وَلَاتَضُرَّهُمْ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ اَللهم اَتِنِي رِضَاكَ فِي الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ وَالشَهَادَةِ وَالْمَغْفِرَةِ
Artinya : Yaa Allah jadikan anak-anakku ahli ilmu dan ahli kebaikan dan jangan jadikan mereka ahli keburukan dan ahli madhorot.
Yaa Allah berikanlah keberkahan pada keturunanku dan peliharalah mereka dan jangan timpakan keburukan kepada mereka dan karuniakan aku dengan kebaikan mereka.
Yaa Allah berikan aku ridhomu di dunia dan dan di akherat dan akhirilah hidup kami dengan kebahagiaan dan bacaan syahadat dan ampunan.

Doa Agar Anak Bertakwa Kepada Allah SWT
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
Robbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrota a’yun waj ‘alna lil muttaqiina imama
Artinya : Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa” (Qs al-Furqon ayat 74)
Doa Orang Tua Mohon Kebaikan Untuk Anak-Anaknya
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَوْلاَدِي وَاحْفَظْهُمْوَلَا تَضُرَّهُمْ وَارْزُقْنَا بِرَّهُمْ
Artinya : Ya Allah, Berikan kebaikan yang banyak pada anak-anakku, jagalah mereka dan jangan kau celakakan mereka.
Karuniakanlah kami ketaatan mereka.

Doa Agar Anak Rajin Sholat
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Surat Ibrahim Ayat 40)

Doa Agar Anak Cerdas dan Sukses
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً وَعَاقِلًا حَاذِقًا وَعَالِمًا عَامِلًا
Allahummaj’alhu shohiihan kaamilan, wa ‘aqilan haadziqon, wa ‘aaliman ‘amilan
Artinya : “Ya Allah, jadikanlah ia anak yang sehat sempurna, berakal cerdas, dan berilmu lagi beramal”.
Doa Mohon Anak yang Baik
رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Robbiy habliy mil ladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka sami’ud du’a’
Artinya : Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (Surat Ali ‘Imran Ayat 38 Doa Nabi Zakaria)

Doa Agar Anak Berbakti Kepada Orang Tua
اَللَّهُمَّ بَارِكْ لِي فِي أَوْلَادِي وَلَا تَضُرَّهُمْ وَوَفِّقْهُمْ لِطَاعَتِكَ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ
Allahumma barikliy fii awladiy, wa la tadhurruhum, wa waf fiqhum li tho’atik, war zuqniy birrohum
Artinya : “Ya Allah berilah barokah untuk hamba pada anak-anak hamba, janganlah Engkau timpakan mara bahaya kepada mereka, berilah mereka taufik untuk taat kepadaMu dan karuniakanlah hamba rejeki berupa bakti mereka”.
Doa Agar Anak Pintar dalam Belajar
اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ
Allaahummam-la’ quluuba aulaadinaa nuuron wa hik-matan wa ahlihim liqobuuli ni’matin wa ashlih-hum wa ashlih bihimul ummah
Artinya : Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.
Selain membaca doa supaya anak sholeh dan sholehah diatas, jangan lupakan juga untuk mengajari dan mendidik anak anak kita.
Ini adalah kewajiban orang tua dalam mendidika anak anaknya agar menjadi anak yang sholeh dan sholehah.
Kelak anak kita akan menjadi cerdas, pintar dan sukses adalah bergantung pada didikan kita selaku orang tua.
Lalu bagaimana cara mendidik anak yang baik dan benar.
Berikut ini beberapa tips yang bisa dijalankan daam mendidik anak.
Cara Mendidik Anak Agar Sholeh dan Sholehah
1. Hendaknya sejak anak masih berada di dalam kandungan, ibunya harus selalu mengkonsumsi makanan yang halal.
Jangan sekali-kali memakan dan meminum sesuatu yang syubhat atau bahkan haram.
Nabi Muhammad SAW. bersabda : “Setiap daging yang tumbuh dari sesuatu yang haram, neraka lebih berhak baginya.”
Jika seseorang itu hartanya tergolong syubhat misalnya, maka hendaknya diupayakan agar harta syubhat itu tidak sampai dimakan, tapi dipergunakan untuk kebutuhan yang lain, sebab makanan yang shubhat atau bahkan haram itu pasti dapat menimbulkan dampak negatif pada jiwa orang yang mengkonsumsinya.
Diceritakan, “Suatu ketika Abu Yazid Al Busthami mengadu pada ibunya perihal dirinya yang sudah beribadah kepada Allah SWT.
Selama kurang lebih 40 tahun, tapi belum dapat merasakan nikmatnya beribadah.
Beliau lalu bertanya kepada ibunya, jangan-jangan ibunya pada waktu mengandung atau menyusui dirinya dulu pernah mengkonsumsi makanan yang tidak halal.
Ternyata kekhawatiran Abu Yazid ini terbukti, ibunya tadi mengakui, bahwa pada masa menyusui Abu Yazid dulu, saat naik ke loteng dia pernah meminum air susu satu gelas tanpa mencari tahu dulu siapa yang memilikinya.”

2. Orang tua hendaknya senang dan cinta terhadap orang-orang yang sholih, agar anaknya kelak tertulari kesholihan orang-orang sholeh tersebut.

3. Hendaknya orang tua selalu berdo’a kepada Allah subhanahu Wata’ala agar anaknya ditakdir menjadi anak yang baik.
Ada sebuah ijazah do’a dari Kiai Romli, beliau mendapat ijazah dari Kiai Kholil Bangkalan, Madura, yaitu : “Ya Allah, jadikanlah anak-anak kami termasuk orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang baik.
Dan janganlah Engkau jadikan kami dan mereka termasuk orang-orang yang sengsara.”
4. Hendaknya orang tua mengajarkan anaknya untuk mengenal Allah SWT, dimengertikan tentang tata cara beribadah, halal-haram, hal-hal yang menyebabkan kemurtadan, dan lain-lain.
Setelah itu anaknya mau disekolahkan ke mana pun, terserah.
Yang penting orang tua sudah menanamkan pendidikan dasar agama yang kokoh.
Dalam persoalan mendidik anak ini, orang tua jangan hanya memikirkan dan menghawatirkan anaknya dalam urusan dunia saja.
Sebab jika begini, sepertinya yang akan mati hanya orang tuanya semata.
Justru yang harus selalu diperhatikan dan dipikirkan oleh orang tua adalah bekal apakah yang akan dibawa dirinya dan anaknya nanti ketika menghadap Allah SWT.
Sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ya’qub AS. menjelang ajalnya.
Allah mengisahkan peristiwa ini dalam Surah Al Baqarah, ayat 133 : Adakah kamu hadir ketika Ya`qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya : “Apa yang kamu sembah sepeninggalku?” Mereka menjawab : “Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.” (QS. Al Baqarah: 133).
Sebagai orang tua, kita jangan hanya memikirkan : “Apa yang engkau makan setelah kepergianku?” Jika orang tua memiliki anak yang sholeh, maka dia tak ubahnya seseorang yang mempunyai usia panjang, meski umurnya pendek sekalipun, karena setiap saat dia akan selalu memperoleh kiriman amal.
Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Doa Agar Anak Sholeh, Pintar, Penurut Dan Tidak Nakal Arab, Latin, Artinya

Pembahasan kali ini adalah bacaan doa agar anak sholeh, pintar, penurut dan tidak nakal lengkap bahasa arab, latin dan artinya. Lafadz doa ini hendaknya dibaca oleh orang tua agar anak-anaknya menjadi anak yang sholeh, berbakti kepada orang tua, cerdas otaknya dan sukses dunia akhirat.
Selain mendidik dan mengenalkan agama kepada putra putrinya, orang tua juga tak boleh lelah berdoa agar anak pintar dan cerdas serta rajin dalam beribadah kepada ALLAH SWT.
Hal ini karena kekuatan doa orang tua sangatlah hebat, insyaallah doa orang tua kepada anak-anaknya sangatlah mustajab dan ampuh sehingga dikabulkan oleh ALLAH SWT.
Memiliki anak yang shaleh sangatlah berguna bagi kehidupan dunia dan akhiratnya, bahkan bagi kedua orang tuanya sebagaimana hadits berikut ini :
jika seorang hamba telah meninggal dunia maka terputuslah seluruh amalannya kecuali tiga perkara : sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang mendoakannya. (HR.Muslim).


ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ لاَتُرَدُّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ، وَدَعْوَةُ الصَّائِمِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ
Artinya : “Tiga doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir." (HR. Al Baihaqi; shahih)
Berdoa agar anak rajin dan tidak nakal juga diperlukan, intinya doa apapun yang terbaik untuk anak anak kita hendaknya selalu dimohonkan terus menerus kepada ALLAH SWT.
Anda bisa berdoa agar anak sholeh dan sholehah dengan doa apa saja sesuai dengan bahasa dan kata lata anda sendiri.
Namun tentunya ada lafadz doa supaya anak menjadi sholeh yang lebih afdhol yaitu doa yang diambil dari ayat ayat Al-Quran, hadits Nabi Muhammad SAW dan doa para ulama.
Dan langsung saja untuk lebih jelasnya berikut ini teks bacaan doa agar anak penurut, pintar, sukses dan sholeh lengkap dalam lafadz arab, tulisan latin dan terjemahan bahasa Indonesianya.
Dengan begitu kita mengerti maksud dan isi kandungan dari doa yang kita baca.

Doa Agar Anak Sholeh dan Sholehah
اَللهم اجْعَلْ اَوْلَادِي مِنْ اَهْلِ الْعِلْمِ وَاَهْلِ الْخَيْرِ وَلَا تَجْعَلْهُمْ مِنْ اَهْلِ السُّوْءِ وَاَهْلِ الضَّيْرِ . اَللهم بَارِكْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي وَاحْفَظْهُمْ وَلَاتَضُرَّهُمْ وَارْزُقْنِي بِرَّهُمْ اَللهم اَتِنِي رِضَاكَ فِي الدُّنْيَا وَالْاَخِرَةِ وَاخْتِمْ لَنَا بِالسَّعَادَةِ وَالشَهَادَةِ وَالْمَغْفِرَةِ
Artinya : Yaa Allah jadikan anak-anakku ahli ilmu dan ahli kebaikan dan jangan jadikan mereka ahli keburukan dan ahli madhorot.
Yaa Allah berikanlah keberkahan pada keturunanku dan peliharalah mereka dan jangan timpakan keburukan kepada mereka dan karuniakan aku dengan kebaikan mereka.
Yaa Allah berikan aku ridhomu di dunia dan dan di akherat dan akhirilah hidup kami dengan kebahagiaan dan bacaan syahadat dan ampunan.
Doa Agar Anak Pintar
اَللَّهُمَّ امْلَأْ قُلُوْبَ أَوْلَادِنَا نُوْرًا وَحِكْمَةً وَأَهْلِهِمْ لِقَبُوْلِ نِعْمَةٍ وَاَصْلِحْهُمْ وَاَصْلِحْ بِهِمُ الْأُمَّةَ
Allaahummam-la’ quluuba aulaadinaa nuuron wa hik-matan wa ahlihim liqobuuli ni’matin wa ashlih-hum wa ashlih bihimul ummah
Artinya : Ya Allah, penuhilah hati anak-anak kami dengan cahaya dan hikmah, dan jadikan mereka hamba-hamba-Mu yang pantas menerima nikmat, dan perbaikilah diri mereka dan perbaiki pula umat ini melalui mereka.

Doa Orang Tua Untuk Kebaikan Anak-Anaknya
اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لِيْ فِيْ أَوْلاَدِي وَاحْفَظْهُمْوَلَا تَضُرَّهُمْ وَارْزُقْنَا بِرَّهُمْ
Artinya : Ya Allah.. Berikan kebaikan yang banyak pada anak-anakku, jagalah mereka dan jangan kau celakakan mereka. Karuniakanlah kami ketaatan mereka..”

Doa Agar Anak Cerdas Otaknya
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ صَحِيْحًا كَامِلاً وَعَاقِلًا حَاذِقًا وَعَالِمًا عَامِلًا
Allahummaj’alhu shohiihan kaamilan, wa ‘aqilan haadziqon, wa ‘aaliman ‘amilan
Artinya : “Ya Allah, jadikanlah ia anak yang sehat sempurna, berakal cerdas, dan berilmu lagi beramal".

Doa Agar Anak Rajin Sholat
رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي ۚ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاءِ
Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. (Surat Ibrahim Ayat 40).

Doa Nabi Zakaria Mohon Anak yang Baik
رَبِّ هَبۡ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةٗ طَيِّبَةًۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
Robbiy habliy mil ladunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka sami’ud du’a’
Artinya : Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik.
Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa. (Surat Ali 'Imran Ayat 38)
Doa Agar Anak Beriman dan Bertakwa
رَبَّنَا هَبۡ لَنَا مِنۡ أَزۡوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعۡيُنٖ وَٱجۡعَلۡنَا لِلۡمُتَّقِينَ إِمَامًا
Robbana hablana min azwajina wa dzurriyyatina qurrota a’yun waj ‘alna lil muttaqiina imama
Artinya : Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa" (Qs.al-Furqon : 74)

Demikianlah teks bacaan doa agar anak sholeh, pintar, penurut dan tidak nakal lengkap dalam bahasa arab, latin dan artinya. Selain doa orang tua kepada anak-anaknya, tetap haruslah ditambah dengan senantiasa mendidik anak anak kita dengan didikan yang benar dan tepat.
Kenalkan anak anak kita kepada ALLAH SWT dan Rasulullah SAW, kenalkan juga kepada syariat agama islam.
Berikut ini beberapa kiat kiat cara mendidik anak agar sholeh dan sholehah.

Tata Cara Mendidik Anak Agar Menjadi Sholeh dan Sholehah
1. Berdoa kepada Allah agar diberikan keturunan yang shaleh
Karena Allah Ta’ala telah memerintahkan hamba-hambaNya untuk berdoa dan meminta kepadaNya, serta memberi jaminan akan mengabulkan doa mereka : “Dan Tuhanmu berfirman : “Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari berdoa kepada-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”. (Al-Mu’min : 60).
2. Menjaga makanan dari barang-barang haram
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُواْ لِلّهِ إِن كُنتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah. (QS Al Baqarah: 172)
3. Memperbaiki diri sendiri
Allah Ta’ala berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu.” (At-Tahrim : 6)
Allah Ta’ala memerintahkan diri kita terlebih dahulu agar terhindar dari api neraka kemudian keluarga kita, dan baiknya ayah dan ibu merupakan sebab yang sangat berpengaruh terhadap seorang anak karena mereka adalah panutan bagi anak-anaknya, dan anak-anak akan mengikuti dan mencontohi kedua orang tuanya, anak laki-laki akan mencontohi ayahnya dan anak perempuan akan mencontohi ibunya, Allah Ta’ala berfirman : “Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka.
Tiap-tiap manusia terikat dengan apa yang dikerjakannya.” (Ath-Thuur : 21)
4. Memilih istri yang Shalehah atau suami yang shaleh.
Barangsiapa yang ingin memiliki hasil panen yang baik dan berkualitas maka hendaknya ia mencari tanah yang baik dan berkualitas pula.
Diantara hikmah yang besar dari sebuah pernikahan adalah untuk menghasilkan keturunan yang shaleh yang hanya menyembah Allah Ta’ala dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Wanita itu dinikahi karena empat perkara : karena harta, nasab, kecantikan dan agamanya, maka pilihlah yang memiliki agama pasti kalian akan beruntung.” (HR.Bukhary no.5090).
Juga sabdanya yang lain : “Maukah aku beritahukan kepada kalian sesuatu yang paling baik dimiliki oleh seseorang? : wanita shalehah.”(HR. Al-Hakim)

Demikian pula sebaliknya, seorang wanita mencari dan memilih suami yang shaleh.

Tentunya yang berperan penting dalam hal ini adalah kedua orang tua si wanita, merekalah yang akan menjadi sebab terwujudnya keturunan shaleh yang akan keluar dari rahim putrinya, oleh karena itu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menasehatkan dan mewasiatkan kepada kedua orang tua agar memilih bagi putri mereka seorang pria yang shaleh.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Jika orang yang kalian ridhai agama dan akhlaknya datang melamar, maka nikahkanlah ia (dengan anak perempuan kalian), jika kalian tidak melakukannya, maka akan terjadi fitnah dan kerusakan yang besar di bumi.” (HR.At-Tirmidziy no.1084).
Demikianlah tuntunan yang diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi salam dalam memilih calon menantu, yang dilihat adalah agama dan akhlaknya walaupun ia datang tanpa kendaraan dan pakaian yang mewah, karena harta yang banyak tidaklah bermanfaat jika pemiliknya adalah seorang yang tidak memiliki agama dan berakhlak buruk.

5. Membaca doa sebelum melakukan hubungan suami istri
Berdoa sebelum melakukan hubungan suami istri diantara sebab yang membantu untuk mendapatkan keturunan yang shaleh, sebagaimana sabda Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhu :
“jika salah seorang diantara kalian membaca :
باسم الله, اللهم جنَبْنا الشيطان, و جنَبِ الشيطان ما رزقْتَنا
“Bismillah, ya Allah jauhkanlah setan dari kami, dan jauhkanlah setan dari rizki yang engkau berikan kepada kami”, maka keduanya diberikan seorang anak yang tidak akan di ganggu oleh setan selama-lamanya.” (HR.Bukhariy no.141).
Yang dimaksud dengan kalimat “tidak akan diganggu oleh setan” adalah anak itu tidak terfitnah sehingga keluar dari agamanya menuju kekufuran dan tidak dimaksud dengannya ia maksum dari berbuat maksiat, hal ini sebagaimana yang disebutkan oleh Al-Hafidh Ibnu Hajar dalam Fathul Baary (9285-286).

6. Mendidik anak dengan amalan shaleh
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “Perintahkanlah anak kecil untuk shalat ketika ia berumur tujuh tahun, dan jika ia berumur sepuluh tahun maka pukullah (kalau ia meninggalkan shalat).” (HR. Abu Dawud no.494)
Berkata Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah tatkala mengomentari hadits ini : “para ahli fiqih mengatakan : demikian pula puasa, agar hal itu menjadi latihan baginya untuk mengerjakan ibadah, supaya nantinya ia tumbuh dewasa dalam keadaan senantiasa di atas peribadahan dan ketaatan, dan menjauhi kemaksiatan dan meninggalkan kemungkaran, hanya Allah yang memberi taufik” (tafsir Ibnu Katsir 8167)

7. Perbanyak membaca sholawat Nabi
Allah swt. berfirman : “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya”. (S. Al-Ahzab ayat 56)
Orang-orang sholeh membiasakan dalam rumah tangga mereka membaca sholawat minimal seratus kali (100x) dalam sehari.
Dengan menerapkan cara diatas ditambah dengan membaca doa agar anak menjadi sholeh, insyaallah apa yang orang tua iginkan yaitu memiliki putra dan putri sholeh dan sholehah akan terwujud.
Sekian artikel tentang bacaan doa agar anak sholeh, penurut, pintar dan cerdas lengkap dalam bahasa arab, latin dan artinya kali ini.
Semoga bermanfaat dan bisa menjadi referensi dalam mendidik anak anak kita.
Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Kumpulan Doa Pagi Hari Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Doa di pagi hari dalam islam bisa anda praktekkan setiap hari dengan harapan akan mendapatkan keberkahan dari Allah Swt ketika menjalankan aktivitas anda sehari-hari.
Selain itu akan memberikan ketenangan batin bagi anda sehingga aktivitas bisa berjalan dengan lancar.


Doa Mujarab Untuk Pagi Hari

Apapun itu aktivitas yang akan kita lakukan memang alangkah baiknya didahului dengan doa-doa agar apa yang anda lakukan mendapatkan ridho dari Allah Swt.
Pada artikel kali ini akan membahas mengenai doa di pagi hari dalam islam.


Penjelasannya di bawah ini :

1. Membaca Ayat Kursi Sebanyak Satu Kali

Artinya : “Allah, tidak ada ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya).
Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi.
Tiada yang dapat memberi syafa’at di sisi-Nya tanpa seizin-Nya.
Dia mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka.
Mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.
Kursi Allah meliputi langit dan bumi.
Dia tidak merasa berat memelihara keduanya.
Dan Dia Maha Tinggi lagi Maha besar.” (QS. Al Baqarah: 255)

2. Membaca Surat Al-Ikhlas Sebanyak Tiga Kali

Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah : Dialah Allah, Yang Maha Esa.
Allah adalah ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.
Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas: 1-4)

 


3. Membaca Surat Al-Falaq Sebanyak Tiga Kali

Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah : Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai Shubuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”. (QS. Al Falaq : 1 sampai 5)

 


4. Membaca Surat An-Naas Sebanyak Tiga Kali

Artinya : “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Katakanlah : Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia.
Sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) kedalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas : 1 sampai 6)

5. Berdasarkan HR. Muslim No 2723 Dibaca Satu Kali

Jika anda ingin lebih jelas disarankan untuk melihat keterangan Syarh Hisnul Muslim, halaman 161 : Ash-bahnaa wa ash-bahal mulku lillah walhamdulillah, laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodir.
Robbi as-aluka khoiro maa fii hadzal yaum wa khoiro maa ba’dahu, wa a’udzu bika min syarri maa fii hadzal yaum wa syarri maa ba’dahu.
Robbi a’udzu bika minal kasali wa su-il kibar.
Robbi a’udzu bika min ‘adzabin fin naari wa ‘adzabin fil qobri.

Artinya : “Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah, segala puji bagi Allah.
Tidak ada ilah (yang berhak disembah) kecuali Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Milik Allah kerajaan dan bagi-Nya pujian.
Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.
Wahai Rabbku, aku mohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya.
Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan hari ini dan kejahatan sesudahnya.
Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua.
Wahai Rabbku, aku berlindung kepada-Mu dari siksaan di neraka dan siksaan di alam kubur.”

6. Berdasarkan HR. Tirmidzi No. 3391 dan Abu Daud No. 5068 Dibaca Satu Kali

Poin yang satu ini bisa anda ikuti berdasarkan pendapat dari Al Hafizh Abu Thohir, beliau mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih : Allahumma bika ash-bahnaa wa bika amsaynaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuur.

Artinya : “Ya Allah, dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu pagi, dan dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami memasuki waktu petang.
Dengan rahmat dan pertolongan-Mu kami hidup dan dengan kehendak-Mu kami mati.
Dan kepada-Mu kebangkitan (bagi semua makhluk).”

 


7. Berdasarkan HR. Bukhari No. 6306 Dibaca Satu Kali

Allahumma anta robbii laa ilaha illa anta, kholaqtanii wa anaa ‘abduka wa anaa ‘ala ‘ahdika wa wa’dika mas-tatho’tu.
A’udzu bika min syarri maa shona’tu.
Abu-u laka bi ni’matika ‘alayya wa abu-u bi dzambii.
Fagh-firlii fainnahu laa yagh-firudz dzunuuba illa anta.

Artinya : “Ya Allah, Engkau adalah Rabbku, tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau, Engkaulah yang menciptakanku.
Aku adalah hamba-Mu. Aku akan setia pada perjanjianku pada-Mu (yaitu aku akan mentauhidkan-Mu) semampuku dan aku yakin akan janji-Mu (berupa surga untukku).
Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang kuperbuat.
Aku mengakui nikmat-Mu kepadaku dan aku mengakui dosaku. Oleh karena itu, ampunilah aku.
Sesungguhnya tiada yang mengampuni dosa kecuali Engkau.”

8. Berdasarkan HR. Abu Daud No. 5069 Dibaca Empat Kali

Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini hasan : Allahumma inni ash-bahtu usy-hiduka wa usy-hidu hamalata ‘arsyika wa malaa-ikatak wa jami’a kholqik, annaka antallahu laa ilaha illa anta wahdaka laa syariika lak, wa anna Muhammadan ‘abduka wa rosuuluk.

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku di waktu pagi ini mempersaksikan Engkau, malaikat yang memikul ‘Arys-Mu, malaikat-malaikat dan seluruh makhluk-Mu, bahwa sesungguhnya Engkau adalah Allah, tiada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tiada sekutu bagi-Mu dan sesungguhnya Muhammad adalah hamba dan utusan-Mu.”

 


9. Berdasarkan HR. Abu Daud No. 5074 dan Ibnu Majah No. 3871 Dibaca Satu Kali

Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih : Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fid dunyaa wal aakhiroh.
Allahumma innii as-alukal ‘afwa wal ‘aafiyah fii diinii wa dun-yaya wa ahlii wa maalii.
Allahumas-tur ‘awrootii wa aamin row’aatii.
Allahummahfazh-nii mim bayni yadayya wa min kholfii wa ‘an yamiinii wa ‘an syimaalii wa min fawqii wa a’udzu bi ‘azhomatik an ughtala min tahtii.

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan di dunia dan akhirat.
Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebajikan dan keselamatan dalam agama, dunia, keluarga dan hartaku.
Ya Allah, tutupilah auratku (aib dan sesuatu yang tidak layak dilihat orang) dan tenteramkanlah aku dari rasa takut.
Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri dan atasku.
Aku berlindung dengan kebesaran-Mu, agar aku tidak disambar dari bawahku (oleh ular atau tenggelam dalam bumi dan lain-lain yang membuat aku jatuh).”

 


10. Berdasarkan HR. Tirmidzi No. 3392 dan Abu Daud No. 5067 Dibaca Satu Kali

Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahawa sanad hadits ini shahih : Allahumma ‘aalimal ghoybi wasy syahaadah faathiros samaawaati wal ardh.
Robba kulli syai-in wa maliikah. Asyhadu alla ilaha illa anta.
A’udzu bika min syarri nafsii wa min syarrisy syaythooni wa syirkihi, wa an aqtarifa ‘alaa nafsii suu-an aw ajurruhu ilaa muslim.

Artinya : “Ya Allah, Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, wahai Rabb pencipta langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya.
Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali Engkau.
Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan diriku, setan dan balatentaranya (godaan untuk berbuat syirik pada Allah), dan aku (berlindung kepada-Mu) dari berbuat kejelekan terhadap diriku atau menyeretnya kepada seorang muslim.”

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Pengertian Riba Jahiliah Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah Lengkap

Definisi Riba Riba menurut bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membes...