Kamis, 23 Juli 2020

Niat Doa Buka Puasa Dan Makan Sahur Waktu Sesuai Sunnah

Buka Puasa dan Sahur Adalah sebuah pekerjaan yang di lakukan pada waktu tertentu serta memiliki fungsi sama namun tujuan berbeda.
Berbuka dan sahur di lakukan hanya ketika melaksanakan ibadah puasa baik itu yang sunnah atau wajib di bulan ramadhan sebagai tanda.
Berbuka puasa adalah menyantap makanan sebagai tanda pembuka dan berakhirnya melaksanakan puasa sedangkan sahur adalah menyantap makanan guna untuk melaksanakan puasa agar badan tetap dalam kondisi kuat dan stabil seharian penuh.

Kegembiraan saat datangnya buka puasa di gambarkan oleh banyak orang dengan menyajikan beraneka ragam menu buka puasa baik itu berupa makanan dan minuman, serta rata-rata jenis makanan tersebut selalu di sajikan dengan sangat spesial yang mana jarang di temukan pada hari-hari lainnya.

Namun perlu di ingat dalam kegembiraan tersebut jangan sampai lupa akan lebaikan yang harus di amalkan yaitu membaca doa buka puasa, karena peran dari doa sangat penting dalam mendapatkan keberkahan seperti halnya juga peran doa pada umumnya misal salah satunya dari doa qunut dan sejenisnya.

Memang tidak dapat di pungkiri, bahwa saat buka puasa menjadi waktu yang sangat gembira, sebab sehari lamanya menehan lapar dan haus akhirnya tiba pada waktu untuk berbuka.
Akan tetapi kebahagiaan tersebut hanya sebatas bisa di rasakan oleh jasad saja tanpa di dapat secara ruhaniah.
Agar keduanya bisa mendapatkan kegembiraan maka salah satu yang penting ketika berpuasa yaitu harus di tanggapi dengan sederhana dan di sertai hal-hal sunnah misal membaca doa buka puasa baik itu ketika puasa ramadhan atau puasa syawal dan puasa sunnah lainnya.


Selayaknya saat buka puasa tidak hanya sebatas di jadikan waktu bergembira dengan adanya makanan-makanan enak yang di siang harinya di larang untuk di makan namun saat ini sudah sah untuk di santap.
Akan tetapi waktu buka puasa juga harus senantiasa di jadikan momen baik untuk bersukur kepada dzat yang maha pemberi rezeki dan kesehatan yaitu Allah swt.
Dengan cara salah satunya berdoa atau membacakan doa terlebih dahulu sebelum berbuka puasa, tujuannya agar selain bisa mengenyakan perut saja apa yang di makan tetapi bisa menjadi nilai ibadah sunnah.

Sementara mengenai bacaan doa berbuka puasa sebenarnya sangat mudah sekali bahkan kami yakin anak-anak pun sudah pada memahaminya, karena umumnya doa ini sudah di ajarkan sejak dini ketika masih berinjak di sekolah taman kanak-kanak atau paud, bahkan di majlis-majlis ta’lim pun doa berbuka puasa biasanya di ajarkan terlebih dahulu.
Tetapi mungkin di karenakan jarangnya pangamalan dari doa ini sehingga tidak sedikit dari saudara di luar sana ada yang lupa lagi dengan bacaan lengkapnya, maka kami di sini mencoba untuk menulisnya kembali, seperti berikut bacaannya.

 


Doa Buka Puasa

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birohmatika yaa arhamar roohimiin

Artinya : Ya Allah keranaMu aku berpuasa, dengan Mu aku beriman, kepadaMu aku berserah dan dengan rezekiMu aku berbuka (puasa), dengan rahmat MU, Ya Allah Tuhan Maha Pengasih.

Doa Buka Puasa

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ ذَهَبَ الظَّمأُ وابْتَلَّتِ العُرُوقُ وَثَبَتَ الأجْرُ إِنْ شاءَ اللَّهُ تَعالى

Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthartu dzahaba-dh-dhama’u wabtalatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insya-allah ta‘ala

Artinya : “Duhai Allah, untuk-Mulah aku berpuasa, atas rezekimulah aku berbuka.
Telah sirna rasa dahaga, urat-urat telah basah, dan (semoga) pahala telah ditetapkan, insyaaallah.”

Kedua dari bacaan doa buka puasa di atas boleh di amalkan salah satunya mana yang lebih mudah untuk di pahami, sementara apabila apabila harus memilih mana yang paling baik, maka keduanya sama-sama sangat baik, yang tidak baik itu adalah yang tidak membaca doa ketika akan bukan puasa dan orang yang menganggap jelek salah satu dari doanya.
Maka dari itu silahkan hafalkan hingga paham agar bisa lebih mudah mengamalkannya dengan cara membaca berulang kali hingga benar-benar paham.

Waktu Buka Puasa Dan Sahur

Untuk waktu awal boleh berbuka puasa yaitu setelah terbenamnya matahari awal masuknya waktu maghrib yang di tandai oleh suara adzan, serta buka puasa di sunnahkan untuk di segerakan baik itu di mulai dengan makanan kecil atau minuman.
Sedangkan untuk akhir waktu sahur yaitu ketika awal masuk terbitnya fajar atau di tandai dengan waktu subuh, tetapi para ulama sangat menganjurkan makan sahur di akhiri pada waktu imsyak sekitar 10 menit sebelum subuh tujuannya agar lebih berhati-hati dan ini sangat di anjurkan jika sudah imsak stop untuk makan dan minum, tetapi untuk doa sahur mohon maaf sampai saat ini kami belum mengetahui bagaimana bacaannya yang benar dan shahih.

 

Selain memperhatikan awal dan akhir waktu berpuasa serta bacaan doanya, dalam ibadah puasa ini hal yang paling penting untuk benar-benar di perhatikan adalah niat,
biasanya orang banyak yang lupa membaca niat ketika melaksanakan puasa sunnah sebab apabila pada ramadhan niat di bacakan saat shalat tarawih akan tetapi dalam puasa sunnah ini tidak terdapat tarawih sehingga orang-orang yang berencana melakukan puasa sunnah atau qadha lupa akan niatnya di bacakan di malam hari seperti beberapa contoh untuk niat puasa sunnah sebagai berikut.

Niat puasa sunah hari senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa sunah hari kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa sunnah syawal 6 hari

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ ِستَةٍ ِمنْ شَوَالٍ سُنَةً ِللَه تَعَالَي


Niat puasa sunah sebelum idul adha tanggal 1-7 dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ شَهْرِ ذِي الْحِجَّةِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa tarwiyah tanggal 8 dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ التَّرْوِيَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa arafah tanggal 9 dzulhijjah

نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa ganti qadha

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ قَضَاءٍ فَرْضَ رَمَضَانً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa bulan rajab

نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ فِى شَهْرِ رَجَبِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa daud

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى


Niat puasa nazar

نَوَيْتُ صَوْمَ النَّذَرِ لِلَّهِ تَعَالىَ


Niat puasa 3 hari ayyamul bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ اَيَّامَ اْلبِيْضِ سُنَّةً لِلهِ تَعَالَى

Membaca doa buka puasa tidak termasuk pada kewajiban dan tidak ada hubungannya dengan sah atau tidaknya berpuasa yang di kerjakan, akan tetapi menjadi kesunnahan yang apabila di bacakan ketika buka maka akan mendapatkan pahala serta keberkahan terhadap apa yang di makan.

Maka dari itu agar mendapat kebeikan berbuka silahkan pelajari semua yang ada pada gambar cara bacaan doa niat setelah sesudah untuk buka Puasa dan sebelum ketika Makan Sahur hari ini kapan waktu sesuai sunnah senin kamis qadha rajab rosul sunnah yang benar syawal ramadhan artinya ganti bersama dan lain sebagainya.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Manfaat, Keutamaan Dan Hikmah Puasa Sunah Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Selain memiliki hukum sunnah yang lebih di anjurkan, puasa senin dan kamis juga memiliki manfaat dan keutamaan yang cukup luar biasa, bahkan keutamaan puasa ini lebih di unggulkan di banding dengan jenis puasa sunnah lainnya.

Keunggulan dari puasa senin kamis ini tidak hanya sebatas dari sisi pahala ibadah saja tetapi juga mencakup kehidupan duniawi meliputi masalah menjaga kesehatan badan, sehingga kjepopuleran dari puasa ini sebenarnya tidak hanya sebatas sering di lakukan tetapi juga karena adanya manfaat yang luar biasa.

 

Terdapat beberapa keterangan yang menjelaskan di sunnahkannya puasa senin kamis salah satunya karena senin menjadi hari kelahiran baginda nabi sehingga beliau selalu berpuasa pada hari tersebut tidak pernah meninggalkannya.
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau Shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab :
“Hari tersebut merupakan hari aku dilahirkan, dan hari aku diutus atau diturunkannya Al-Qur’an kepadaku pada hari tersebut.” (HR.Muslim).

Sementara bagai mana dengan puasa hari kamis, di jelaskan dalam salah satu hadits yang artinya Rasulullah SAW bersabda, “Amal itu diperlihatkan di hadapan Allah pada hari Senin dan hari Kamis.
Aku gembira sekali amalku diperlihatkan di saat aku sedang berpuasa.” HR Turmudzi dan yang lainnya

Maka dari itu kita sebagai umat kanjeng nabi muhammad saw, sudah sepantasnya jika kesunnahan-kesunnahannya di laksanakan sebagai mana beliau juga mengerjakannya, bahkan tidak hanya senin kamis tetapi juga yang lainnya misal untuk puasa asyura dan lain sebagainya.

 


Hikmah Keutamaan Puasa Senin Kamis

Selain senin dan kamis menjadi salah satu saat di periksanya amal umat manusia, juga pada kedua hari tersebut menjadi waktu di bukanyanya pintu-pintu surga serta bagi hamba Allah swt yang tidak menyekutukannya dengan suatu apapun maka semuanya akan di hapuskan dosa terkecuali mereka-mereka yang dengan saudaranya memiliki permusuhan.

Pernyataan ini sangat senada dengan salah satu hadists nabi yang di riwayatkan oleh imam muslin sebagaimana dalam terjemahan hadtsnya yaitu sebagai berikut.

“Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda : “Pintu-pintu Surga di buka pada hari Senin dan Kamis.
Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Alloh dengan sesuatu apapun akan diampuni dosa-dosanya, kecuali seseorang yang antara dia dan saudaranya terjadi permusuhan.
Lalu dikatakan, ‘Tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap kedua orang ini sampai keduanya berdamai, tundalah pengampunan terhadap orang ini sampai keduanya berdamai.” (HR. Muslim).

وقال تعرض الأعمال يوم الاثنين والخميس فأحب أن يعرض عملي وأنا صائم رواهما الترمذي وغيره

Artinya : Rasulullah SAW bersabda, “Amal itu diperlihatkan di hadapan Allah pada hari Senin dan hari Kamis.
Aku gembira sekali amalku diperlihatkan di saat aku sedang berpuasa.” HR Turmudzi dan selainnya

Mengenai jam berapa amal itu diperlihatkan, kita tidak menemukan keterangan waktu pada hadits di atas.
Apakah jam 8 pagi, jam 10, atau waktu Zhuhur? Syekh Bujairimi dalam karyanya Attajrid Linaf‘il Abid, Hasyiyah ala Fathil Wahhab mengatakan.

قوله (وأنا صائم) أي قريب من زمن الصوم لأن العرض بعد الغروب كما تقدم

Artinya : Ungkapan “Di saat aku sedang berpuasa” maksudnya, berdekatan dengan aktivitas puasa.
Karena, amal perbuatan diperlihatkan selepas matahari terbenam saat orang sudah membatalkan puasanya.

Syekh Bujairimi masih dalam kitabnya memberi keterangan tambahan,

فائدة: تعرض الأعمال على الله تعالى يوم الاثنين والخميس، وعلى الأنبياء والآباء والأمهات يوم الجمعة، وعلى النبي صلى الله عليه وسلم سائر الأيام اهـ ثعالبي


Manfaat Puasa Senin Kamis

Selain dengan mendapatkan hikmah dan keutamaan dari pelaksanaan puasa senin dan kamis seperti yang terdapat dalam beberapa keterangan hadits di atas, dengan berpuasa senin kamis juga memberikan manfaat yang sangat besar untuk keberlanjutan hidup agar senantiasa berada dalam keberkahan baik itu dari sisi nilai ibadah hingga kesehatan dan kesuksesan dalam karir, apa hubungannya antara puasa dan karir,?

Tentunya sangat besar sebab secara logika orang yang suka berpuasa berarti dia orang taat akan aturan sehingga hidupnya senantiasa di siplin, dengan begitu sudah pasti dalam bekerja pun akan sangat di siplin sehingga kesuksesan segera menyambutnya.
Berikut kami rangkum beberapa manfaat dari puasa sunnah senin kamis :

1. Dapat menjadi perisai bagi kejiwaan seseorang
2. Melatih diri untuk berdisiplin
4. Dapat meningkatkan amalan
5. Melembutkan hati dan meningkatkan rasa syukur
6. Berpengaruh besar pada kesehatan tubuh
7. Kunci sukses mencapai cita-cita yang diinginkan
8. Sebagai cara mendapatkan jodoh
9. Sebagai cara menahan nafsu
10. Mengencangkan kulit
11. Menurunkan tekanan darah tinggi
12. Menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh
13. Dapat meremajakan sel kulit.

Apabila bagi para pekerja dan pelajar datangnya hari senin menjadi waktu yang sangat memalaskan karena di mulai lagi masuknya sekolah dan kerja, namun bagi kita sebagai umat islam isilah kedua hari tersebut untuk semangat ibadah sunnah karena manfaat puasa senin kamis sangat besar.


Maka dari itu silahkan fahami dengan baik semua yang tercantum dalam pembahasan manfaat keajaiban hikmah keutamaan puasa sunah senin kamis menurut islam larangan tirakat pahala bagi wanita untuk hajat faedah diet hukum keistimewaan jodoh secara spiritual dan lain sebagainya.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Kumpulan Sholawat Nabi

Amalan membaca sholawat kepada Nabi merupakan doa kepada Allah SWT.
Hal ini agar kita dilimpahkan keberkahan dan keselamatan untuk Nabi Muhammad SAW.

Sebagaimana diketahui bahwa membaca sholawat kepada Nabi merupakan kewajiban bagi orang mukmin.
Hanya saja para ulama berbeda pendapat kapan sholawat dilakukan.
Di antara mereka ada yang berpendapat kewajiban bersholawat setiap kali disebutkan nama Rasulullah SAW.
Ada juga yang berpendapat setiap kali membaca tasyahud akhir di dalam sholat.
Juga ada yang berpendapat minimal sekali seumur hidup.

Nah, berikut kumpulan sholawat yang disusun oleh para ulama, sufi, dan kiai :

1. Sholawat Al-Fatih

Lafal sholawat Fatih ini dikutip dari Kitab Perukunan Melayu.
Dalam kitab tersebut, terdapat kutipan dari Syekh Al-Arif Al-Kubra yang menyebutkan semacam khasiat atas pembacaan sholawat fatih.
Adapun lafal sholawat fatih berikut terjemahannya adalah sebagai berikut :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، الْفَاتِحِ لِمَا أُغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ، وَ النَّاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ، وَالْهَادِيْ إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْتَقِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ العَظِيْمِ

Allāhumma shalli wa sallim wa bārik 'alā sayyidinā Muhammadinil Fātihi limā ughliqa, wal khātimi limā sabaqa, wan nāshiril haqqā bil haqqi, wal hādī ilā shirātin mustaqīm (ada yang baca 'shirātikal mustaqīm'). Shallallāhu 'alayhi, wa 'alā ālihī, wa ashhābihī haqqa qadrihī wa miqdārihil 'azhīm.

Artinya: "Ya Allah, limpahkanlah shalawat, salam, dan keberkahan kepada junjungan kami, Nabi Muhammad SAW, pembuka apa yang terkunci, penutup apa yang telah lalu, pembela yang hak dengan yang hak, dan petunjuk kepada jalan yang lurus.
Semoga Allah melimpahkan sholawat kepadanya, keluarga, dan para sahabatnya dengan hak derajat dan kedudukannya yang agung."

Syekh Ahmad At Tijany berkata : "Keistimewaan sholawat Al-Fatih sangat sulit diterima oleh akal, karena ia merupakan rahasia Allah SWT yang tersembunyi.
Seandainya ada 100.000 bangsa, yang setiap bangsa itu terdiri dari 100.000 kaum, dan setiap kaum terdiri dari 100.000 orang, dan setiap orang diberi umur panjang oleh Allah SWT sampai 100.000 tahun, dan setiap orang bersholawat kepada nabi setiap hari 100.000 x, semua pahala itu belum dapat menandingi pahala membaca sholawat al-Fatih 1x."

Adapun Syaikh Muhammad Al Budairi Al Qudsi mengatakan bahwa siapa yang membacanya setiap hari setelah membaca Al-Musabbi'at Al-Asyr (sepuluh bacaan yang dibaca tujuh kali), yaitu Ayat Kursi, Al Fatihah, Al Ikhlas, Al Falaq, Al Naas, Al Kafirun, tasbih-tahmid-tahlil-takbir-hauqalah, shalawat Ibrahimiyah, doa.
Maka akan mendapatkan beberapa faedah, di antaranya adalah mendapatkan perlindungan dari bahaya di dunia, dan di hari manusia dikumpulkan di padang mahsyar.

اللّهُمّ اغْفِرْ لِيْ وَالِوَالِدَىَّ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابِ

Serta doa :

اللّهُمَّ افْعَلْ بِيْ وَبِهِمْ عَاجِلاً وَاجِلاً فِيْ الدِّيْنِ وَالدُّنْياَ وَاْلآخِرَةِ مَآ أَنْتَ لَهُ أَهْلٌ وَلَا تَفْعَلُ بِنَا ياَ مَوْلَانَا مَا نَحْنُ لَهُ أَهْلٌ إِنَّكَ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ جَوَّادٌ كَرِيْمٌ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

2. Sholawat Al Nariyahal Tafjiriyah

اللَّهُمَّ صَلِّ صَلاَةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلاَمًا تَامًّا عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالَّذِيْ تُنْحَلُ بِهَ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِيْمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Barangsiapa yang mempunyai cita-cita, atau ingin menolak yang tidak disukai. Hendaknya mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat (bi idznillah).

Imam al Qurthubi mengatakan: "Barang siapa membaca shalawat ini (al-Nariyahal-Tafjiriyah) 41 kali, 100 kali atau lebih, Allah akan melapangkan kesulitannya, mengusir kesedihannya, memudahkan urusannya, menerangi hatinya menurut kadar imannya, meninggikan derajat nya, membaguskan keadaannya, meluaskan rejekinya, membukakan pintu-pintu kebaikan, dan melindunginya dari kehacuran sepanjang tahun, menyelamatkan dari berbagai musibah kelaparan dan kemiskinan, dicintai oleh semua mahluk, dan dikabulkannya doa dari segala doa."

3. Sholawat Munjiyat

اللَهُمَّ صَلِّ عَلٰي سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلاَةٌ تُنْجيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الأهَوَالِ وَالأَفَاتِ وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الحَاجَاتِ وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَيِّئَاتِ وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلٰى الدَرَجَاتِ وَتُبَلّغُنَا بِهَا أَقْصٰى الغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الخَيْرَاتِ فِيْ الحَيَاةِ وَبَعْدَ المَمَاتِ بِرَحْمَتِكَ ياَ أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Hasan bin 'Ali al-Aswani berkata, "Barangsiapa yang membaca shalawat ini dalam setiap perkara penting atau bencana sebanyak seribu kali, niscaya Allah akan melepaskan bencana itu darinya, dan menyampaikan apa yang diinginkannya, terkabul hajatnya."
Diriwayatkan juga dari Ibn al Fakihani, dari Syaikh al Shalih Musa al Darir, berkata bahwa suatu saat Beliau pernah berlayar di sebuah laut.
Tiba-tiba angin (angin topan) telah melanda kapal yang beliau tumpangi.
Sedikit manusia yang dapat selamat dari amukan angin tersebut.
Banyak orang menjerit-jerit di dalam ketakutan.
Tiba-tiba Beliau merasa mengantuk dan kemudian tertidur.
Dalam tidur, beliau bermimpi bertemu Rasulullah SAW, yang mengatakan pada Syaikh al Shalih untuk membaca shalawat munjiyat tersebut.
Kemudian Beliau dan para penumpang kapal bersama-sama mengucapkannya kira-kira sebanyak 300 kali. Mereka pun selamat dari musibah itu.

4. Sholawat Nur Al Anwar

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى نُوْرِ اْلأَنْوَارِ وَسِرِّ الأَسْرَارِ وَتِرْيَاقِ اْلاَغْيَارِ وَمِفتَاحِ بَابِ الْيَسَارِ سَيِّدِنَا وَمَوْلاَنَا مُحَمَّدٍ نِالْمُخْتَارِ وَآلِهِ اْلأَطْهَارِ وَاَصْحَابِهِ اْلاَخْيَارِ عَدَدَ نِعَمِ اللهِ وَاِفضَالِهِ

Barangsiapa membaca sholawat ini, maka akan apa yang menjadi hajatnya akan terkabul.
Selain itu faedahnya adalah, dapat menghilangkan masalah yang menghimpit, menolak godaan hawa nafsu, setan, dan musuh-musuh manusia lainnya.
Sholawat ini juga diyakini sebagai jalan untuk bertemu Nabi dalam mimpi.

Sayyid Ahmad al Badwi juga mengatakan jika dibaca setiap selesai shalat fardhu, maka akan terhindar dari segala mara bahaya, dan dimudahkan memperoleh rizki dengan mudah.
Jika dibaca 7 kali sebelum tidur, Insya Allah akan terhindar dari sihir yang dilakukan orang jahat. 
Jika dibaca 100 kali sehari semalam, akan memperoleh cahaya Illahi, menolak bencana, dan mendapat rizki lahir batin.

5. Solawat Al NuraniyahBadawi Kubro

اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلٰى سَيِّدِناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدٍ شَجَرَةِ اْلأَصْلِ النُّوْرَانِيَّةِ، وَلَمْعَةِ الْقَبْضَةِ الرَّحْمَانِيَّةِ، وَأَفْضَلِ الْخَلِيْقَةِ اْلإِنْسَانِيَّةِ، وَأَ شْرَفِ الصُّوْرَةِ الْجَسْمَانِيَّةِ، وَمَعْدِنِ اْلأَسْرَارِ الرَّبَّانِيَّةِ، وَخَزَائِنِ الْعُلُوْمِ اْلإِصْطِفَائِيَّةِ، صَاحِبِ الْقَبْضَةِ اْلأَصْلِيَّةِ، وَالْبَهْجَةِ السَّنِيَّةِ، وَالرُّتْبَةِ الْعَلِيَّةِ، مَنِ انْدَرَجَتِ النَّبِيُّوْنَ تَحْتَ لِوَائِهِ، فَهُمْ مِنْهُ وَاِلَيْهِ، وَصَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلَيْهِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ عَدَدَ مَاخَلَقْتَ، وَرَزَقْتَ وَأَمَتَّ وَأَحْيَيْتَ اِلَى يَوْمِ تَبْعَثُ مَنْ أَفْنَيْتَ، وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكَثِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Imam al Badawi menganjurkan agar orang yang membacanya dalam keadaan suci dan menempatkan diri hadir seakan-akan berada menghadap cahaya Rasulullah SAW.
Dibaca secara istiqamah selama 40 hari.
Setiap hari dibaca seratus kali, maka ia akan mendapatkan cahaya, dan kabar yang tidak bisa ia ketahui kecuali atas izin Allah.


6. Sholawat Al Nur Al Dzati

اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ نِالنُّوْرِ الذَّاتِيْ وَالسِّرِّ السَّارِيْ فِيْ سَائِرِ الأَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ

Imam Al Shawi mengatakan bahwa sholawat yang disusun oleh Syaikh Abu Hasan al Sadzily ini, nilainya seperti membaca 100.000 sholawat untuk menghilangkan susah, sedih, dan masalah yang berat.

7. Sholawat Ibrahimiyah

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدُ مَجِيْدٌ

Shalawat ini adalah shalawat yang ma'tsur dari Rasulullah Saw., karena banyak Muhadits dan perawi meriwayatkan hadits yang secara redaksional terdapat shalawat ini.
Beberapa ahlul hadits yang meriwayatkan adalah Imam al-Bukhary dan Muslim, dalam Shahih mereka, al Tirmidzi, al Nasa'i, Abu Daud, dalam sunan mereka juga meriwayatkan hadits ini, Imam malik dalam al Muwatho' juga meriwatkannya.
Imam al-Hafidz al 'Iraqy dan al Sakhawy menyebut hadits itu adalah Muttafaq Alaih.

Dalam redaksi hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih-nya, Rasulullah bersabda:

مَنْ قَالَ هَذِهِ الصَّلاَةَ شَهِدْتُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِالشَّهَادَةِ وَشَفَعْتُ لَهُ

"Barang siapa membaca shalawat ini, maka aku bersaksi untuknya di hari kiamat dengan sebuah persaksian dan memberinya syafa'at".

8. Sholawat Mukhathab

اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِيْ أَدْرِكْنِيْ يَارَسُوْلَ اللهِ

Faedah membaca shalawat ini adalah untuk meminta pertolongan kepada Allah dengan wasilah Rasulullah SAW untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berat, susah, dan sangat memperihatinkan yang tidak bisa dijangkau oleh pikiran dan tenaga manusia.


9. Sholawat Thibb Al Qulub

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا وَعَافِيَةِ الأَبْدَانِ وَشِفَائِهَا وَنُوْرِ الأَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَعَلٰى آَلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارِكْ وَسَلِّمْ

Shalawat ini memiliki faedah untuk menyembuhkan penyakit lahir dan batin.


10. Sholawat Litausi'i Al Arzaq

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُوَسِّعُ بِهَا عَلَيْنَا الْأَرْزَاقَ وَيُحْسِنُ بِهاَ لَناَ الْأَخْلَاقَ وَعَلَى آلِهِ وِصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Shalawat ini memiliki beberapa faedah, diantaranya adalah untuk memperluas rizki, dan diberi hidayah budi pekerti yang luhur.
Hendaknya membaca shalawat tersebut, minimal 41 kali.
Setiap selesai shalat fardhu secara istiqamah.

Selain untuk mendapatkan rizki dan memperbaiki akhlak, sholawat ini juga bisa untuk meminta kepada Allah agar diberikan rahmat dan pertolongan dari bahaya, bencana, dan penyakit, dengan membacanya 100 kali setiap selesai shalat fardhu secara istiqamah.
Membacanya juga bisa setiap hari sebanyak-banyaknya memohon kepada Allah agar diberikan keselamatan dunia dan akhirat.

11. Sholawat Hajjiyah

أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا تُبَلِّغُنَا بِهِمَا حَجَّ بَيْتِكَ الْحَرَامِ وَتَرْزُقُنَا بِهِمَا زِيَارَةَ قَبْرِ نَبِيِّكَ عَلَيْهِ أَفْضَلُ الصَّلَاةِ وَأَزْكَى السَّلَامِ فِيْ لُطْفٍ وَعَفِيَةٍ وَبَرَكَةٍ وَبُلُوْغِ الْمَرَامِ عَدَدَ خَلْقِكَ وَرِضَا نَفْسِكَ وَزِنَةَ عَرْشِكَ وَمِدَادَ كَلِمَتِكَ

Barangsiapa yang ingin mendapatkan rizki yang cukup agar bisa mengunjungi Makkah dan Madinah untuk menunaikan ibadah Haji atau Umroh, maka hendaknya membaca shalawat ini, 1000 kali setiap selesai shalat maghrib, dan shubuh secara istiqamah selama maksimal tiga tahun.

Sebaiknya diawali dengan shalat hajat dua rakaat. Rakaat pertama membaca Al-Fatihah, dan surat Al-Ikhlas 10 kali, sedangkan rakaat kedua, setelah Al Fatihah, membaca surat Al Ikhlas 20 kali, kemudian setelah salam membaca istighfar 100 kali.
Dilanjutkan dengan memberikan hadiah Al Fatihah untuk Baginda Nabi Muhammad SAW.
kepada Nabi Ibrahim AS, dan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani. Kemudian baru membaca shalawat tersebut 1.000 kali.

12. Sholawat Badriyah

Sholawat ini disusun oleh seorang kiai asal Indonesia.
Beliau bernama KH. Ali Manshur, seorang cucu dari KH Muhammad Siddiq dari Jember.
Dinamakan Sholawat Badriyah karena mengacu kepada bait pengharapan berkah dari para sahabat Nabi yang berperang di perang Badar yang terdapat di Shalawat ini.

Terciptanya sholawat ini lantaran keresahaan beliau memikirkan pergolakan politik di Indonesia, di mana terjadi pemberontakan oleh PKI, banyaknya kalangan kiai dan ulama yang menjadi sasaran teror.

Hingga kemudian sholawat Badriyah kerap dilantunkan oleh kaum muslimin, jika hendak memulai pengajian, atau acara keagamaan lainnya.

Sholawat Badriyah memiliki beragam faedah yang besar bagi siapa saja yang mengamalkannya.
Di antaranya Shalawat ini untuk memohon keselamatan dan menghilangkan segala kesusahan, kesempitan dan segala yang menyakitkan.

Selain itu, sholawat Badriyah juga untuk memohon selamat dari bahaya musuh, untuk menghindari orang-orang yang berbuat kemaksiyatan dan kerusakan, serta untuk dihindarkan dari segala marabahaya dan bencana. Sholawat ini juga bisa digunakan untuk keuntungan, meluaskan rizki, mendapatkan keberkahan, serta untuk mendapatkan pahala yang besar.

Maka dari itu, perbanyaklah bersholawat, karena amalan yang tidak akan tertolak ialah bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

6 Rukun Iman Dan 5 Rukun Islam Makna Urutan Penjelasannya

Teramat penting sekali bagi umat islam untuk lebih mengetahui pasti tentang perihal yang berhubungan dengan ketaatan, keimanan dan juga ketaqwaan juga dari standarisasinya, adalah rukun iman dan rukun islam yang merupakan pondasi dasar paling penting dalam mengaktualisasikan sebuah pengakuan yang berbentuk penjabaran dari keimanan dan pengaplikasian sebagai wujud dan bentuk dari pada sebuah ketaqwaan.

Dan salah satu hal yang paling penting bagi setiap individu umat islam selain mengakui akan keislamannya itu adalah dengan mengimani hal-hal yang wajib di ketahui dan di i’tiqadkan.
Diantaranya memahami secara detail dari dua rukun yaitu rukun Iman dan Rukun Islam yang menjadi fondasi kuat untuk mengukuhkan nilai sejati keimanan dan keislaman kita kepada Alloh SWT termasuk pada hal-hal yang berhubungan langsung dengan kedua rukun tersebut, sebagaimana yang telah diterangkan dalam kitab-kitab para Ulama.

Mengingat secara bahasa dan pengertian kata Rukun itu adalah sesuatu yang mesti dan harus dilakukan, oleh sebab itulah sebelum mengamalkan amalan lain dari anjuran dan perintahan, maka seyogyanya kita harus memahami terlebih dahulu apa itu yang di maksud dengan rukun iman dan rukun islam, oleh sebab itulah peranan penting mengenai dari pada kedua rukun ini dalam memberdayakan kualitas seorang muslim dan mukmin yang taat sangatlah besar terhadap prospek dari hanya sekedar argumentasi dalil saja.

Dimana penerangan dari rangkuman bahwa rukun iman ada 6 yaitu dan rukun islam ada 5 perkara itu adalah sebuah panduan hukum yang secara pengertian merupakan hakikat dari bukti nyata keimanan dan keislaman seseorang, seperti dalam menjelaskan makna pengertian kedua rukun tersebut baik di pandang menurut bahasa dan istilah maupun dari cara pengamalannya.
Sehingga apa yang kamu ketahui tentang iman serta jelaskan begitu juga dengan pertanyaan tentang mengapa kita harus beriman kepada nabi dan rasul bisa terjawab dengan dan penjelasannya.

Bahkan tidak sedikit orang awam saat ini yang masih belum bisa memahami secara mendasar iman kepada allah, iman kepada malaikat termasuk rukunnya ataupun mengimani malaikat secara berurutan.
Padahal itu konkritnya adalah sebuah kewajiban yang mendasar dan wajib di imaninya.

Begitu pula dengan hal-hal yang berhubungan dengan makalah keislaman yang menjadi perincian dari arkanul islam seperti zakat yang menjadi ketiga, urutan rukun haji serta macam macam rukun islam lainnya yang menjadi ukuran terhadap pemahaman agama islam itu sendiri.

Sehingga semuanya dapat diketahui dari makna, nama nama termasuk pertanyaan ada berapa jumlah daripada rukun iman dan rukun islam termasuk artinya itu ?
Sebab hal ini sangat berkaitan langsung dengan salah satu perintahan dari hikmah memahami kedua rukun tersebut, seperti yang tergambarkan dalam sebuah dalil dalam surah Al-Baqarah ayat 177 :

لَّيۡسَ ٱلۡبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمۡ قِبَلَ ٱلۡمَشۡرِقِ وَٱلۡمَغۡرِبِ وَلَٰكِنَّ ٱلۡبِرَّ مَنۡ ءَامَنَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ وَٱلۡمَلَٰٓئِكَةِ وَٱلۡكِتَٰبِ وَٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ

Artinya : “Kebajikan itu bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan ke barat, tetapi Kebajikan itu ialah (kebajikan)orang yang beriman kepada AllaH, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, dan nabi-nabi, “(QS Al-Baqarah Ayat 177)

Sebagai salah satu rujukan keterangan yang menjelaskan tentnag makna akan rukun iman dan rukun islam itu merujuk pada sebuah hadits : “Wahai Muhammad, terangkanlah kepadaku tentang Islam”.


Kemudian Rasulullah Saw menjawab : “Islam itu adalah engkau bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah, Engkau mendirikan shalat, Membayar zakat.
Berpuasa pada bulan Ramadan dan mengerjakan haji ke rumah Allah jika engkau mampu mengerjakannya.”

Orang itu berkata, “Engkau benar ”. Kami menjadi heran, karena dia yang bertanya dan dia pula yang membenarkannya.
Orang itu bertanya lagi, “Lalu terangkanlah kepadaku tentang iman”.


Rasulullah Saw menjawab, “Hendaklah engkau beriman kepada Allah, Para malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Para rasul-Nya, Hari akhir dan Kepada takdir yang baik dan yang buruk.”
Sehingga dari kedua penjelasan yang termuat dari hadits tersebut, para Ulama memberikan penjelasan tentang hakikat daripada sebuah iman.

Ta’rif Iman

الإيمان تصديق بالقلب، وإقرار باللسان، وعمل بالجوارح،

Artinya : “Iman itu pengakuan diucapkan dengan lisan, dibenarkan dalam hati, dan direalisasikan dikerjakan oleh seluruh anggota badan, dalam arti dikerjakan oleh anggota maka itu disebut amalan”.
Imam nawawi dalam shohih muslim menjelaskan :

الايمان فى اللغة هو التصديق فان عنى به ذلك فلا يزيد ولا ينقص لأن التصديق ليس شيئا يتجزأ حتى يتصور كماله مرة ونقصه أخرى والايمان فى لسان الشرع هو التصديق بالقلب والعمل بالأركان

Artinya: “Iman dalam istilah syar’iy adalah pembenaran dengan hati dan perbuatan dengan anggota tubuh”.

 


Rukun Iman

1. Iman Kepada Alloh SWT

Dengan penjelasan hati beri’tikad bahwa tiada Tuhan selain Alloh SWT termasuk dari mengetahui dan mengimani sifat yang wajib, jaiz dan juga mustahilnya.
Adapun yang termasuk pada sifat yang wajib di Alloh SWT Ulama ahli tauhid yaitu ‘Asyari dan Imam Almatuhiridi menjelaskan :

1. Ada (wujud) lawnnya tidak ada (’adam).

2. Dahulu (qidam) lawannya baru (huduts).

3. Kekal (baqa’) lawannya berubah-ubah (fana’).

4. Tidak menyerupai sesuatu (mukhalafatu lil hawaditsi) lawannya menyerupai sesuatu (almumatsalatu lil hawaditsi).

5. Berdiri sendiri (qiyamuhu binafsihi) lawannya berhajat kepada yang lain (al-ihtiyaju lighairihi).

6. Esa (wahdaniyat) lawannya berbilang (wujudusy syarik).

7. Kuasa (qudrat) lawannya tdak kuasa (’ajz).

8. Berkehendak (iradah) lawannya terpaksa (karahah).

9. Mengetahui (’ilm) lawannya bodoh (jahl).

10. Hidup (hayat) lawannya mati (maut).

11. Mendengar (sama’) lawannya tuli (shamam).

12. Melihat (bashar) lawannya buta (’umyu).

13. Berbicara (kalam) lawannya bisu (bukm).

14. Yang Berkuasa (qadiran) lawnanya Yang tidak berkuasa (’ajizan).

15. Yang Berkemauan (muridan) lawannya Yang Terpaksa (mukrahan).

16. Yang berpengatahuan (’aliman) lawannya Yang Bodoh (jahilan).

17. Yang Hidup (hayyan) lawannya Yang Mati (mayyitan).

18. Yang Mendengar (sami’an) lawannya Yang Tuli (ashamm).

19. Yang Melihat (basyiran) lawannya Yang Buta (a’ma).

20. Yang Berbicara (mutakalliman) lawannya Yang Bisu (abkam).

Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat apa yang dikehendaki, seperti dalam Al-Qur’an disebutkan :

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَايَشَاءُ وَيَخْتَارُ

Artinya :“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 68)

2. Iman Kepada Para Malaikat Alloh SWT

Penjelasannya adalah hati beri’tiqad Malaikat itu tidak sama dengan manusia di dalam sifat-sifat dan pekerjaannya : bukan laki-laki dan bukan perempuan, tidak makan dan tidak pula minum; dan dalam keadaan biasa tidak dapat dilihat dengan mata kepala, malaikat-malaikat itu sebangsa Ruh saja.
Adapun para malaikat yang wajib diketahui itu umlahnya ada sepuluh.

1. Malaikat Jibril yang bertugas membawa wahyu dari hadirat Ilahi, kepada para Nabi dan Rasul.

2. Malaikat Nikail yang bertugas membawa rezeki kepada semua makhluq.

3. Malaikat Isrofil yang bertugas meniup sangkakala (trompet) di hari kemudian.

4. Malaikat Izroil yang bertugas mencabut nyawa dari tubuh makhluq.

5. Malaikat Rakib yang bertugas mengawasi dan meneliti pekerjaan manusia.

6. Malaikat Atid yang bertugas mengawasi dan meneliti pekerjaan manusia.

7. Malaikat Mungkar yang bertugas menanyai tiap-tiap orang dalam kubur.

8. Malaikat Nakir yang bertugas menanyai tiap-tiap orang dalam kubur.

9. Malaikat Malik atau Zabaniyah yang bertugas menjaga neraka.

10. Malaikat Ridwan yang bertugas menjaga surga.

3. Iman Kepada Kitab-Kitab Alloh SWT

Penjelasannya adalah hati meyakini terhadap 4 kitab secara tafsil dengan nama-namanya, yakni :

1. Kitab Taurot yang diturunkan kepada Nabi Musa as.

2. Kitab zabur kepada Nabi Dawud as.

3. Kitab Injil kepada Nabi Isa as.

4. Kitab Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad saw.

Adapun untuk kitab selain yang 4 tersebut, yang wajib hanyalah secara ijmali (global) yakni dengan meyakini Bahwa sesungguhnya Allah telah menurunkan kitab-kitabnya dari langit secara global yang jumlahnya kitab Allah itu adalah 104 kitab.

 


4. Iman Kepada Para Rasul Alloh SWT

Penjelasannya hati meyakini dan beri’tiqad bahwa adanya rasul termasuk dari jumlahannya terutama yang sudah tersirat dalam kitab suci Al-Quran di antaranya Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syu’aid, Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad.

Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa.
Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (اولوالعزم)artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa.
Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
Begitu juga sifat yang wajib, jaiz dan juga mustahil di rasul.


Sifat yang wajib di para Rasul :

a. BenarJujur atau صِدْقٌ tidak mungkin Suka bohong atau كِذْبٌ

b. Dapat dipercaya atau اَمَانَةٌ tidak mungkin khianat (خِيَانَةٌ)

c. Menyampaikan perintah dan larangan atau تَبْلِغٌ tidak mungkin menyembunyikan ajaran atau كِتْمَانٌ

d. Cerdas atau فَطَانَةٌ tidak mungkin pelupa atau غَفْلَةٌ


Sifat yang Jaiz Di Rasul satu yaitu al-a’radlul basyariyah اَلأَعْرَاضُ البَشَرِيَّةُ (sifat kemanusiaan) seperti makan, berkeluarga, penat, mati, merasa enak dan tidak enak, sehat dan juga menderita sakit yang tidak mengurangi kedudukannya sebagai Rasul.

Berikut Nama Nama Nabi dan Rasul yang wajib diketahui dan di imani :

1. Nabi Adam Alaihi Salam
2. Nabi Idris Alaihi Salam
3. Nabi Nuh Alaihi Salam
4. Nabi Hud Alaihi Salam
5. Nabi Soleh Alaihi Salam
6. Nabi Ibrahim Alaihi Salam
7. Nabi Luth Alaihi Salam
8. Nabi Ismail Alaihi Salam
9. Nabi Ishak Alaihi Salam
10. Nabi Yakub Alaihi Salam
11. Nabi Yusuf Alaihi Salam
12. Nabi Ayub Alaihi Salam
13. Nabi Sueb Alaihi Salam
14. Nabi Musa Alaihi Salam
15. Nabi Harun Alaihi Salam
16. Nabi Zulkifli Alaihi Salam
17. Nabi Daud Alaihi Salam
18. Nabi Sulaiman Alaihi Salam
19. Nabi Ilyas Alaihi Salam
20. Nabi Ilyasa Alaihi Salam
21. Nabi Yunus Alaihi Salam
22. Nabi Zakaria Alaihi Salam
23. Nabi Yahya Alaihi Salam
24. Nabi Isa Alaihi Salam
25. Nabi Muhammad Sholallohu Alaihi Wasallam.


Perbedaan Rasul dan Nabi

Nabi adalah seseorang dengan jenis kelamin laki-laki yang memperoleh wahyu dari Allah SWT namun tidak wajib menyebarluaskan wahyu tersebut kepada orang lain.
Rasul merupakan seseorang yang mendapatkan wahyu dari Allah SWT dan mempunyai kewajiban untuk menyebaluaskan wahyu tersebut kepada umatnya, sebagai petunjuk dan jalan hidup.

5. Iman Pada Hari Akhir (Qiyamat)

Penjelasannya hati wajib percaya akan datangnya Hari kemudian atau Akherat, sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an.

ذلِكَ بِأَنَّ اللهَ هُوَاْلحَقُّ وَأَنَّهُ يُحْيِ اْ لمَوْتى وَاَنَّهُ عَلىَ كُلِ شَىْءٍ قَدِيْرٌ وَاَنَّ السَّاعَةَ ءَانِيَةٌ لاَرَيْبَ فِيْهَا وَأَنَّ اللهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى اْلقُبُوْرِ

Artinya : “Yang sedemikian itu, supaya engkau mengerti bahwa Tuhan Allah itu Tuhan yang benar dan Tuhan itu menghidupkan segala yang telah mati.
Lagi Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Dan sesungguhnya Qiyamat itu pasti datang, tiada ragu lagi.
Tuhan Allah benar-benar akan membangkitkan orang-orang yang ada dalam kubur.” (Al-Hajj: 6 –7).

وَنُفِخَ فِى الصُّوْرِ فَصَعِقَ مَنْ فِى السَّموت وَمَنْ فِى اْلأَرْضِ اِلاَّ مَنْ شَاءَ اللهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيْهِ اُخْرى فَاءِذَاهُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُوْن

“Sungguh pada hari Qiyamat akan ditiup sangkakala (trompet) lantas matilah sekalian apa yang ada di langit dan yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah.
Kemudian akan ditiup padanya sekali lagi, kemudian mereka sekalian akan bangkit memandang (menunggu keputusan).” (Az-Zumar: 68)

Diterangkan bahwa pada akhir zaman akan datang suatu hari dimana, semua makhluq yang ada akan menjadi rusak dan binasa, itulah hari Qiyamat namanya.
Sesudah itu akan dibangkitkan semua manusia dari kuburnya debgan isyarat sangkakala (trompet) yang ditiup oleh malaikat.

Kemudian diperiksa semua amal masing-masing untuk dihitung dan ditimbang (dihisab), dan akhirnya diberi balasan baik bagi yang amal kebaikannya di dunia lebih banyak dari amal jahatnya, dan dibalas siksa bagi yang amal jahatnya di dunia lebih banyak dari pada amal kebaikannya. Balasan itu berupa surga dan neraka.


6. Iman Kepada Qodho dan Qodar

Penjelasannya hati wajib mempercayai bahwa segala sesuatu yang telah terjadi dan yang akan terjadi, semuanya itu, menurut apa yang telah ditentukan dan ditetapkan oleh Tuhan Allah, sejak sebelumnya (zaman azali).
Yang dimaksud dengan Qadar atau Takdir adalah rencana sebelumnya itu atau hinggaan.
Adapun Qadla artinya keputusan perbuatan (pelaksanaan) itu adalah terlaksananya berupa kenyataan.

Adapun ayat-ayat Alquran yang menerangkan tentang qodar dan qodho itu sebagaimana yang termuat dari beberapa ayat berikut ini :

مَاأَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ فِى اْلأَرْضِ وَلاَ فِى اَنْفُسِكُمْ اِلاَّ فِى كِتَبٍ مِنْ قَبْلِ اَنْ نَبْرَأَهَا

Artinya : “Tiadalah sesuatu bencana yang menimpa bumi dan pada dirimu sekalian, melainkan sudah tersurat dalam kitab (Lauh Mahfudh) dahulu sebelum kejadiannya.” (Al-Hadid: 22)

وَكُلُّ شَىْءٍ عِنْدَهُ بِمَقْدَارٍ

Artinya : “Dan segala sesuatu, bagi Tuhan telah ada hinggaannya (jangkanya).” (Ar-Rad; 8).

قُلْ لَنْ يُصِيْبَنَا اِلاَّ مَاكَتَبَ اللهُ لَنَا

Artinya : “Katakanlah (Muhammada): Tiada sekali-kali akan ada bencana mengenai kami, melainkan hanya apa yang ditentukan oleh Allah bagi kami.” (Al-Baraah; 51)

وَالَّذِى قَدَّرَ فَهَدَى

Artinya : “Dan (Tuhanmu) yang telah menentukan, kemudian menunjukkan.” (Al-A’la; 3)

 


Rukun Islam

Pengertian tentang islam yang berasal dari kata ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai atau kedamaian.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran :

وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Artinya : “Dan jika mereka condong kepada perdamaian (lis salm), maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. 8:61).


Dengan penjelasan yang termaktub pada sebuah hadits :

عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الَّرحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهِ عَنْهُمَا قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم يَقُوْلُ : بُنِيَ الإسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ وَإِقَامِ الصَّلاَةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحَجِّ الْبَيْتِ, وَصَوْمِ رَمَضَانَ. (رواه البخاري و مسلم)

Artinya : “Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu berkata : Aku pernah mendengar Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Islam dibangun atas lima pekara.
(1) Persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad Rasul Allah,
(2) mendirikan shalat,
(3) mengeluarkan zakat,
(4) melaksanakan ibadah haji, dan
(5) berpuasa Ramadhan”. (HR Bukhari dan Muslim).

1. Syahadat

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَ مُحَمَّداً رَسُوْلُ اللهِ

Artinya : “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Alloh dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalh utusan Alloh.”
Makna Laa Ilaaha Illallaah.

Makna dari kalimat لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ (laa ilaaha illallaah) adalah لاَ مَعْبُوْدَ بِ حَقٍّ إِلاَّ اللهُ (laa ma’buda bi haqqin ilallaah), tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak di ibadahi dengan benar kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semua sesembahan yang disembah oleh manusia berupa malaikat, jin, manusia, matahari, bulan, bintang, kubur, pohon, batu, kayu dan lainnya, semuanya merupakan sesembahan yang batil, tidak bisa memberikan manfaat dan tidak dapat menolak bahaya.


Dalil yang menerangkan tentang syahadat itu adalah :

شَهِدَ اللّهُ أَنَّهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ وَالْمَلاَئِكَةُ وَأُوْلُواْ الْعِلْمِ قَآئِمَاً بِالْقِسْطِ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Artinya :“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan.
Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu).
Tak ada sesembahan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS al Imran: 18)

2. Mendirikan Sholat

Penjelasannya adalah sebagai seorang muslim tentunya diwajibkan untuk melaksanakan perintahan yang wajib seperti mendirikan sholat lima waktu yang termasuk pada rukun islam bahkan dalam hadits di jelaskan bahwa sholat itu adalah tiangnya agama, oleh sebab itulah mengapa sholat termasuk pada rukun islam.
Adapun salah satu dali yang menerangkan wajibnya mendirikan sholat sebagaimana yang ada pada :

وَاَقِيْمِ الصَّلَوةَ اِنَّ الصَّلَوةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرَ

Artinya: “Kerjakanlah sholat sesungguhnya sholat itu bisa mencegah perbuatan keji dan munkar.” QS. Al-Ankabut ayat 45

رأس الأمرالإسلام، وعموده الصلاة، وذروة سنامه الجهاد في سبيل الله

Artinya : “Pokok urusan adalah Islam, tiang-tiangnya adalah shalat, dan puncaknya adalah jihad”.(HR Tirmidzi)


3. Membayar Zakat

Wajib bagi setiap individu umat ilsam untuk membayar zakat terutama zakat fitrah dengan ketentuan yang sudah dijelaskan oleh para ulama, baik itu zakat fitrah maupun zakat mal.

Hal ini bisa dilihat dari keterangan dalil yang menerangkan wajib membayar zakat diantaranya :

Firman ‎Allah ta’ala :‎

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِينَ

Artinya : “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku‘. (QS. Al ‎Baqarah: 43)‎

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan ‎dan mensucikan mereka dan berdo’alah untuk mereka. (QS. At Taubah: 103)‎

Alhadits : “Sehingga tidak mengherankan Abu Bakar as Shiddiq berkata, “Aku benar-benar akan memerangi ‎orang-orang yang memisahkan antara shalat dan zakat” (HR Bukhari Muslim).‎

4. Puasa di Bulan Ramadhan

Diwajibkan bagi setiap individu muslim untuk melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan, sebagaimana yang telah diterangkan dalan sebuah dalil :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : ““Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian untuk berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa”. (Q.S Albaqoroh ayat 183)

خَمْسُ صَلَوَاتٍ فِى الْيَوْمِ وَاللَّيْلَةِ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهُنَّ قَالَ : لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ وَصِيَامُ شَهْرِ رَمَضَانَ . فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهُ فَقَالَ : لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ . وَذَكَرَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الزَّكَاةَ فَقَالَ هَلْ عَلَىَّ غَيْرُهَا قَالَ : لاَ. إِلاَّ أَنْ تَطَّوَّعَ . قَالَ فَأَدْبَرَ الرَّجُلُ وَهُوَ يَقُولُ وَاللَّهِ لاَ أَزِيدُ عَلَى هَذَا وَلاَ أَنْقُصُ مِنْهُ. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَفْلَحَ إِنْ صَدَقَ .

Artinya : “Shalat lima waktu (diwajibkan) dalam sehari dan semalam.” Maka, ia berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah.

Juga puasa Ramadhan.” Maka, ia berkata, “Apakah ada kewajiban lain terhadapku?” Beliau menjawab, “Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah,” dan Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam menyebutkan (kewajiban) zakat terhadapnya.
Maka, ia berkata, ‘Apakah ada kewajiban lain terhadapku?’ Beliau menjawab, ‘Tidak ada, kecuali hanya ibadah sunnah.” Kemudian, orang tersebut pergi seraya berkata, “Demi Allah, saya tidak akan menambah di atas hal ini dan tidak akan menguranginya.’
Maka, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Ia telah beruntung apabila jujur.’.”


5. Pergi Ibadah Haji

Bagi muslim yang mampu untuk melaksanakan ibadah hajji baik mampu secara ibadah, biaya maupun mampu dalam pengertian bisa melaksanakannya sesuai dengan nishob dan persyaratannya, maka di wajibkan kepadanya untuk melaksanakan ibadah haji itu.

Banyak dalil alquran yang menerangkan akan kewajiban haji tersebut diantaranya :

وَأَتِمُّواْ الْحَجَّوَ الْعُمْرَ ةَ لِلّهِفَإِ نْأُ حْصِرْ تُمْفَمَا اسْتَيْسَرَ مِنَا لْهَدْ يِوَلاَ تَحْلِقُواْ رُؤُ و سَكُمْحَتَّى يَبْلُغَالْهَدْ يُمَحِلَّهُفَمَن كَا نَمِنكُممَّرِ يضاًأَوْ بِهِأَذًى مِّنرَّ أْسِهِفَفِدْيَةٌ مِّن صِيَامٍأَوْصَدَقَةٍأَوْ نُسُكٍفَإِذَا أَمِنتُمْفَمَنتَمَتَّعَبِا لْعُمْرَةِ إِلَىالْحَجِّفَمَا اسْتَيْسَرَمِنَ الْهَدْيِفَمَن لَّمْيَجِدْفَصِيَامُ ثَلاثَةِ أَيَّامٍفِيا لْحَجِّوَسَبْعَةٍ إِذَ ارَ جَعْتُمْتِلْكَعَشَرَةٌ كَامِلَةٌ ذَلِكَلِمَن لَّمْيَكُنْأَ هْلُهُ حَا ضِرِ يا لْمَسْجِدِ الْحَرَامِوَاتَّقُواْ اللّهَوَاعْلَمُواْ أَنَّاللّهَ شَدِ يدُ الْعِقَا بِ

“Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah. Jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) kurban yang mudah didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu sebelum kurban sampai ke tempat penyembelihannya.


Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu dia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu berpuasa, atau bersedekah, atau berkurban.
Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan Haji), (wajiblah dia menyembelih) kurban yang mudah didapat.
Tetapi jika dia tidak menemukan (binatang kurban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali.

Itulah sepuluh (hari) yang sempurna.
Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram (orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah).
Dan bertakwalah kepada Allah dan ketauhilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.” (QS. Al-Baqarah:196)


الْحَجُّ أَشْهُرٌ مَعْلُومَاتٌ فَمَنْ فَرَضَ فِيهِنَّ الْحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسُوقَ وَلا جِدَالَ فِي الْحَجِّ وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ يَعْلَمْهُ اللَّهُ وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّـقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَـابِ

Artinya: “(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji.
Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al Baqarah:197).

Itulah penjelasan detail mengenai rukun iman dan rukun islam yang menjadi fondasi serta konsekuensi kuat bagi keteguhan keislaman dan keimanan seorang muslim yang tentunya bisa di dapatkan dari adanya keterangan mengenai 6 rukun iman dan 5 rukun islam makna urutan penjelasannya tadi.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Keutamaan Bacaan Doa dan Manfaat Surat Al-Kahfi

Satu arahan penting tentang pemaknaan dari sebuah surat dan ayat yang ada dalam Alquran sebagai nilai pembelajaran untuk umat-umat selanjutnya.

Seperti Surat Al kahfi dan surat-surat lainnya yang memiliki rahasia dan maksud tertentu yang hanya Allah SWT saja yang mengetahui di balik rahasianya itu, dan secara penjabaran juga penafisran melalui syariat ilmu para Ulama itu di jelaskan supaya bisa di mengerti dan di fahami oleh semua orang, terlebih dengan surat al kahfi itu sendiri.

Didalam alquran terdapat rahasia yang terkandung dalam setiap huruf dan kalimah juga surat yang ada pada kitab suci tersebut, salah satunya yang ada dari keutamaan ketika membaca surat al kahfi yang memang banyak sekali faidah dan manfaat dari keberkahannya tersebut.

Karena Al-quran selain sebagai kitab suci, sumber hukum dan juga pedoman hidup bagi seorang muslim, rahasia yang terdapat di dalamnya juga bisa dimaknai sebagai nilai ibadah yang tiada terhingga. Mulai dari membaca, mendengar apalagi sampai mampu mengartikan juga mengamalkannya.

Bahkan selain itu juga al-qur’an merupakan sebuah kitab suci yang bisa dijadikan sebagai obat dalam segala hal, yang tentunya pemaknaannya tersebut sesuai dengan kaidah dan berjalan dalam keterangan yang membahas masalah seperti itu.

Terlebih lagi dalam surat-surat pada kitab suci tersebut terdapat hal ikhwal yang menjadikannya di turunkan sesuai dengan asbabbu nuzul ataupun proses dan sebab-sebab di turunkannya surat sesuai dengan situasi dan kondisi umat pada waktu itu.

Berangkat dari semua itu maka layak sekali kita sebagai umat islam untuk lebih memaknai dan memahami secara benar setiap kalimah yang ada pada surat-surat dalam Alquran.

Terutama dari surat dan ayat yang memang sangat di anjurkan untuk dibaca di waktu dan hari-hari tertentu, meskipun hakikat daripada makna dan arti setiap huruf, kalimah juga surat dalam alquran tersebut adalah sebuah kandungan ayat yang begitu besar dan penting sekali utnu di bacakan bagi setiap umat muslimin.

 


Surat Al-Kahfi

Untuk itulah faidah keutamaan setiap ayat alquran tersebut mampu di terjemahkan dalam pelaksanaan dan pengamalan jiwa sebagai wujud dari sejatiya seorang mukmin yang sejati, sebagaimana yang telah di terangkan dalam berbagai kaidah dan anjuran baik itu dari Assunah yang di jabarkan lebih luas oleh qaul-qaul para ulama, Sehingga dengan seringnya dibacakan setiap surat dalam alquran tersebut terlebih khusus dari surat alkahfi inipemakanaan secara kejiwaan mampu di raih dan di maksimalkan.

Keutamaan Surat Al kahfi

Dari Abu Sa’id al-Khudri radliyallahu ‘anhu, dari Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ

Artinya : “Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (Sunan Ad-Darimi, no. 3273.

Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim serta dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736) Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ أَضَآءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ مَا بَيْنَ

Artinya : “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.” (HR. Al-Hakim: 2368 dan Al-Baihaqi: 3249.

Ibnul Hajar mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Shahih al-Jami’, no. 6470) Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, berkata: Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمْعَةِ سَطَعَ لَهُ نُوْرٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءَ يُضِيْءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَغُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمْعَتَيْنِ

Artinya :“Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”

Manfaat Surat Al kahfi

1. Membaca Al-Kahfi pada Hari Jumat akan terhindar dari fitnah Dajjal.
Nabi Muhammad SAW bersabda bahwa dengan rajin membaca surat ini pada hari jumat maka akan terhindar dari fitnah tersebut.
“Barang siapa membaca Surah Al Kahfi pada hari Jum’at, maka Dajjal tidak bisa memudharatkannya,” (HR-Dailami).
“Siapa yang membaca dari Surah Al-Kahfi, maka jadilah baginya cahaya dari kepala hingga kakinya dan siapa yang membaca keseluruhannya, maka jadilah baginya cahaya antara langit dan bumi,” (HR Ahmad).

 

2. Membaca Al Kahfi pada hari Jumat akan mendapat pengampunan dosa diantara dua Jumat.
Dalam riwayat lain masih dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda, Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah SAW bersabda : “Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”

3. Membaca Surah Al Kahfi pada Hari Jumat juga akan mendapat pancaran cahaya diri.
“Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘atiq.” (HR Al-Hakim)

 

4. Rumah yang dibacakan surah al-Khafi dan al Baqarah tidak akan dimasuki setan sepanjang malam itu.
Sebagaimana yang telah diriwayatkan dari Ibnu Mardawaih dari Abdullah Bin Mughaffal disebutkan bahwa.

Bahkan sunnah membaca surat Al-Kahfi pada malam Jum’at atau pada hari Jum’atnya, dan malam Jum’at diawali sejak terbenamnya matahari pada hari Kamis. Kesempatan ini berakhir sampai terbenamnya matahari pada hari Jum’atnya.

5. Dipancarkan Cahaya Sejauh Dirinya dan Ka’bah
Diriwayatkan dari Sahabat Abu Sa’id al-Khudri bahwa Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa membaca yang surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul ‘Atiq (Ka’bah).” (Sunan Ad-Darimi, no. 3273.)

 

6. Dipancarkan Cahaya Di antara Dua Jumat
Dalam riwayat lain, masih dari Abu Sa’id al-Khudri ra, “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan dipancarkan cahaya untuknya di antara dua Jum’at.”
(HR. Al-Hakim: 2368 dan Al-Baihaqi: 3249. Imam Ibnu Hajar Al-‘Asqalani mengomentari hadits ini dalam Takhrij al-Adzkar, “Hadits hasan.” Beliau menyatakan bahwa hadits ini adalah hadits paling kuat tentang surat Al-Kahfi.)

7. Menerangi di Hari Kiamat
Abdullah bin Umar ra berkata: Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jum’at, maka akan memancar cahaya dari bawah kakinya sampai ke langit, akan meneranginya kelak pada hari kiamat, dan diampuni dosanya antara dua jumat.”

Dari rahasia surat al-kahfi bisa dijadikan sebagai amalan terbaik bagi setiap umat muslimin terutama di bacakan di waktu dan jam-jam tertentu sebagaimana yang terdapat pada keutamaan bacaan surat al-Kahfi latin manfaat dan artinya sesuai dengan kaidah yang ada di dalamnya.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Nama 99 Asmaul Husna Arab, Latin, Arti

Asmaul Husna merupakan Nama-nama Allah yang maha indah.
Berikut ini 99 Asmaul Husna, Arab dan Latin Disertai Arti, Dalil, Keutamaan Dan Khasiatnya.

Dalam Al Qur’an, istilah asmaul husna disebut empat kali yakni dalam Surat Al A’raf ayat 180, Al Isra’ ayat 110, Thaha ayat 8 dan Al Hasyr ayat 24.
Berikut ini terjemahnya :

Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al A’raf: 180)

Katakanlah : “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”.
(QS. Al Isra’: 110)

Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.
Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang baik), (QS. Thaha: 8)

Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai Asmaul Husna.
Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi.
dan dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. (QS. Al Hasyr: 24)

 


Arti Asmaul Husna

Asmaul husna (الأسماء الحسنى) terdiri dari dua kalimat (kata) yakni al asma (الأسماء) dan al husna (الحسنى).


Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, al asma merupakan bentuk jamak dari ism (اسم), yaitu sesuatu yang menunjukkan pada sebuah Dzat.

Atau setiap lafal yang dibentuk untuk menunjukkan sebuah makna jika ia tidak bersifat musytaq (pecahan dari kalimat lain).
Kalau bersifat musytaq, ia adalah sifat.

Asmaul husna merupakan bentuk muannats dari al ahsan (الأحسن).
Artinya, yang terbaik, dengan demikian, asmaul husna adalah nama-nama Allah yang baik.


Dalam Tafsir Al Azhar, Buya Hamka menjelaskan, “Nama adalah perkataan yang menunjukkan sesuatu Dzat atau menunjukkan Dzat dan sifat.
Allah mempunyai nama-nama dan semua nama itu adalah nama yang baik.
Serulah Dia dengan nama-namaNya yang semuanya baik itu.”

Ibnu Katsir menjelaskan, asmaul husna tidak hanya terbatas sampai bilangan sembilan puluh sembilan.
Hal itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya.

“Tidak sekali-kali seseorang tertimpa kesusahan, tidak pula kesedihan, lalu ia mengucapkan doa berikut (yang artinya) : ‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak dari hambaMu, anak dari hamba perempuanMu, ubun-ubun (roh)-ku berada dalam genggaman kekuasaanMu, aku berada di dalam keputusanMu, keadilan belakalah yang Engkau tetapkan atas diriku.


Aku memohon kepada Engkau dengan menyebut semua nama yang menjadi milikMu, yang Engkau namakan dengannya diriMu, atau yang Kau turunkan di dalam kitab Mu atau yang engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau Kau menyimpannya di dalam ilmu gaib di sisiMu, jadikanlah alquran yang agung sebagai penghibur kalbuku, cahaya dadaku, pelenyap dukaku dan penghapus kesusahanku’ melainkan allah menghapus darinya kesedihan dan kesusahan serta menggantinya dengan kegembiraan. (HR. Ahmad).

Keutamaan Asmaul Husna

Secara umum, asmaul husna memiliki banyak keutamaan yang luar biasa.
Mulai dari terkabulnya doa yang menggunakan asmaul husna hingga pahala surga bagi yang mengamalkannya.

 

1. Dikabulkannya doa Penulis Fiqih Islam wa Adillatuhu itu juga menjelaskan, seorang hamba mesti berdoa kepada Allah dengan nama-namaNya dan tidak boleh menyeru Allah kecuali dengan nama-namaNya yang baik.
Berdoa dengan menyebut asmaul husna, baik secara keseluruhan atau disesuaikan dengan konteks doanya, membawa keutamaan dikabulkannya doa.

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

“Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu…”(QS. Al-A’raf: 180)

2. Dianjurkan mempelajarinya
Dalam Tafsir Al Qur’anil Adhim, Ibnu Katsir mengetengahkan hadits tentang doa dengan asmaul husna.

Lalu seorang sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda :

بَلَى يَنْبَغِى لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا

“Benar, dianjurkan bagi setiap orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya” (HR. Ahmad)

 

3. Masuk surga
Siapa yang menghafal dan merenungi 99 asmaul husna, ia akan masuk surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمَا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa yang menghafalnya ia akan masuk surga” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, pengertian ahshoohaa (أحصاها) adalah menghitung, menghafal dan merenungi maknanya.


Urutan 99 asmaul husna ini bersumber dari hadits shahih riwayat Imam Tirmidzi dan Al Hakim.


Makna, Dalil dan Khasiat Asmaul Husna :

Berikut ini dalil dan penjelasan asmaul husna yang kami sarikan dari Asma’ul Husna lil Athfal (Syarah Singkat Asmaul Husna) karya Syaikh Musthafa Wahbah.
Dimulai dari nama yang paling agung dan menghimpun seluruh nama dan sifatNya yakni Allah.
Baru setelah itu diuraikan 99 asmaul husna.

اللَّهُ

Nama ini hanya khusus bagi Allah, tidak boleh dan tidak pernah dipakai siapapun baik di zaman jahiliyah maupun di masa Islam.

Ini nama paling agung dan paling banyak disebutkan dalam Al Quran yakni mencapai 2698 kali.

Bahkan Al Quran dibuka dengan nama ini, yaitu dengan bacaan basmalah.
Bahkan dianjurkan membaca basmalah dalam melakukan segala kebaikan.
Dengan menyebut nama Allah, kita mendapatkan kekuatan dan keberkahan.

Syaikh Musthafa Wahbah mengutip hadits Rasulullah bahwa jika seseorang ditimpa kesedihan dan kesulitan, hendaknya ia menyebut : Allah, Allah adalah Rabbku, aku tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.


1. Ar Rohman (الرَّحْمَنُ) artinya Maha Pengasih

Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai kasih sayang yang sangat luas, meliputi seluruh makhlukNya.
Allah mengasihi seluruh makhlukNya dengan memberikan berbagai kenikmatan.
Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak boleh digunakan seorang makhluk pun.
Dan memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh makhluk seperti Allah. Baik beriman maupun kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah.

Dalil nama Ar Rahman bisa dilihat antara lain di Surat Thaha ayat 5, Al Mulk ayat 29, Ar rahman ayat 1, dan Al Isra’ ayat 110.
Tentu juga ada di awal Al-Quran yakni basmalah.

 


2. Ar Rohim (الرَّحِيمُ) artinya Maha Penyayang

Ar Rahim adalah nama bagi Dzat Allah dan juga merupakan salah satu sifatNya.
Jika Ar Rahman adalah maha pengasih untuk semua makhluk, Ar Rahim adalah maha penyayang untuk hambaNya yang beriman.
Nama Ar Rahim disebutkan bersama nama Ar Rahman dalam empat ayat.
Yakni Al Fatihah ayat 3, Al Baqarah ayat 163, Fushilat ayat 2, dan Al Hasyr ayat 22.
Sedangkan Ar Rahim bersama Allah dan Ar Rahman disebutkan 114 kali dalam mushaf yakni basmalah.

3. Al Malik (الْمَلِكُ) artinya Maha Merajai

Al Malik artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala berkuasa atas segala sesuatu baik dalam hal memerintah maupun melarang.
Al Malik juga bermakna memiliki sesuatu.

Segala sesuatu butuh kepada Allah sedangkan Allah tidak membutuhkan segala sesuatu.
Dalil nama Al Malik bisa dilihat dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23, Al Mukminun ayat 116, dan Ali Imran ayat 26.

 


4. Al Quddus (الْقُدُّوسُ) artinya Maha Suci

Al Quddus artinya Allah Maha Suci dari segala sesuatu yang bersifat kurang dan cacat.
Al Quddus memiliki makna kesempurnaan, terpuji dengan segala kebaikan dan keutamaan.
Al Quddus berasal dari kata Al Qudsu yang berarti kesucian. Masjid Al Aqsha disebut dengan baitul maqdis yang berarti masjid disucikan dari segala dosa.
Malaikat Jibril disebut ruhul qudus karena suci dari kesalahan terutama saat menyampaikan wahyu.
Nama Al Malik disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23 dan Al Jumuah ayat 1.

5. As Salam (السَّلاَمُ) artinya Maha Memberi Kesejahteraan

As Salam artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala terbebas dari kekurangan, cacat dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya.
Dengan nama ini, orang yang berdzikir akan merasakan ketenangan dan rasa aman dalam hatinya.
Asmaul Husna kelima ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23.

Di antara doa dengan nama As Salam yang dicontohkan Rasulullah adalah :

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

“Ya Allah, Engkau Dzat yang memberi kesejahteraan. Kesejahteraan hanya berasal dariMu. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, engkaulah yang memberi keberkahan.
(HR. Muslim)

 


6. Al Mukmin (الْمُؤْمِنُ) artinya Maha Memberi Keamanan

Al Mukmin artinya Allah adalah Dzat yang menjadi tempat pelarian dan perlindungan bagi orang yang merasa ketakutan sehingga mendapatkan keamanan.
Nama ini juga disebutkan dalam surat Al Hasyr ayat 23.

Nama Al Mukmin sangat baik untuk dijadikan sebagai dzikir orang yang sedang ketakutan, karena dengan menyebutnya sepenuh hati, Allah akan memberikan rasa aman dari segala bahaya.

7. Al Muhaimin (الْمُهَيْمِنُ) artinya Maha Pemelihara

Al Muhaimin artinya Allah adalah maha mengawasi dan menyaksikan seluruh makhlukNya, berkuasa atas mereka dengan penuh perhatian dan kekuasaan, memberi mereka rezeki dan kehidupan.
Asmaul husna ketujuh ini juga disebutkan dalam surat Al Hasyr ayat 23.
Khasiat atau keajaiban dari dzikir dengan menyebut nama Al Muhaimin, Allah akan memberi memelihara dirinya, urusan dan juga rezekinya.

 


8. Al Aziz (الْعَزِيزُ) artinya Maha Perkasa

Al Aziz artinya Allah adalah Dzat yang Maha Perkasa, yang tidak bisa dikalahkan oleh sesuatupun, Maha Kuat dan mengalahkan segala sesuatu.
Selain dalam Surat Al Hasyr ayat 23, nama Al Aziz juga disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 62, Al Mulk ayat 2 dan Fathir ayat 10.
Khasiat atau keajaiban dari dzikir dengan menyebut nama Al Aziz, Allah akan memberi kekuatan, kekuasaan dan wibawa di hadapan manusia.

9. Al Jabbar (الْجَبَّارُ) artinya Maha Kuasa

Al Jabbar artinya Allah berkuasa untuk memaksakan kehendakNya kepada hambaNya, berkuasa memerintah dan melarang sehingga makhluk hanya bisa sami’na wa atha’na.
Al Jabbar juga bermakna kuat dan tahan sehingga tidak ada yang bisa berbuat buruk dan membahayakanNya.
Asmaul Husna kesembilan ini juga disebutkan dalam Surat Al Hasyr ayat 23.

 


10. Al Mutakabbir (الْمُتَكَبِّرُ) artinya Maha Besar

Al Mutakabbir artinya Allah adalah Dzat yang memiliki kesombongan dan kebesaran. Kesombongan adalah pakaian Allah yang tidak boleh dipakai oleh hambaNya.
Nama Al Mutakabbir juga bermakna kebesaran hanya milik Allah sehingga seluruh makhluk tunduk kepadaNya.
Asmaul Husna kesembilan ini juga disebutkan dalam Surat Al Hasyr ayat 23.


11. Al Kholiq (الْخَالِقُ) artinya Maha Pencipta

Al Khaliq artinya Allah Maha Pencipta. Dialah yang menciptakan alam semesta dan seluruh makhlukNya.
Baik malaikat, iblis, jin, manusia, hewan maupun tumbuhan, seluruhnya adalah ciptaan Allah.
Nama Al Khaliq disebutkan dalam Al Quran antara lain surat Al Hasyr ayat 4, Al Mukminun ayat 14, dan Fathir ayat 3.

12. Al Baari’ (الْبَارِئُ) artinya Maha Pembuat

Al Baari’ artinya Allah adalah Dzat yang membuat sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan dan membentuk sesuai bentuk dan ukuran yang dikehendakiNya.
Asmaul Husna ke-12 ini difirmankan Allah dalam Surat Al Hasyr ayat 24 dan Al Baqarah ayat 54.


13. Al Mushowwir (الْمُصَوِّرُ) artinya Maha Membentuk Rupa

Al Mushawwir artinya yang menciptakan segala sesuatu dan membeda-bedakan mereka dengan bentuknya masing-masing sesuai kehendakNya.
Nama Al mushawwir tercantum dalam Surat Al Hasyr ayat 24 dan diisyaratkan dalam Surat Al Infithar ayat 8 serta Ghafir ayat 64.


14. Al Ghoffar (الْغَفَّارُ) artinya Maha Pengampun

Al Ghoffar berasal dari kata al ghafru yang berarti menutupi. Arti asmaul husna ke-14 ini, Allah senang menutupi dosa hambaNya dan mengabaikan kesalahan-kesalahan mereka.
Nama Al Ghoffar tercantum dalam Surat Az Zumar ayat 5 dan Shad ayat 66.
Menyebut asmaul husna ini sangat tepat ketika memohon ampunan dan ditutupi aib-aib kita.

15. Al Qohhar (الْقَهَّارُ) artinya Maha Memaksa

Al Qohhar artinya Allah memiliki kekuasaan penuh dalam mengungguli dan memaksa orang yang kuat dan berkuasa.
Semua yang diinginkan Allah pada hambaNya pasti terjadi.
Nama Al Qohhar tercantum dalam Surat Az Zumar ayat 4 dan Shad ayat 65.


16. Al Wahhab (الْوَهَّابُ) artinya Maha Pemberi Karunia

Al Wahhab artinya Allah maha pemberi karunia kepada hambanya. Tanpa diminta oleh makhluk dan tanpa meminta imbalan kepada makhluk.
Allah memberikan contoh tiga doa dengan menyebut nama Al Wahhab yakni pada surat Shad ayat 35, Shad ayat 9 dan Ali Imran ayat 8.
Baik memohon ampunan maupun karunia dan kekuasaan, Allah mengajarkan agar kita menyebut asmaul husna ke-16 ini.


17. Ar Rozzaq (الرَّزَّاقُ) artinya Maha Pemberi Rezeki

Al Rozzaq artinya Allah maha pemberi rezeki dan menyampaikannya kepada hamba-hambaNya. Nama Ar Rozzaq tercantum dalam Surat Adz Dzariyat ayat 58 dan Hud ayat 6.
Dzikir dengan nama Ar Rozzaq sangat tepat jika kita menginginkan dimudahkan dan dilancarkan rezeki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

18. Al Fattah (الْفَتَّاحُ) artinya Maha Pembuka Rahmat

Al Fattah artinya Allah membuka rezeki dan rahmat untuk hamba-hambaNya. Dia memudahkan jalan-jalan yang sulit baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Nama Al Fattah juga bermakna menghakimi dan memutuskan.
Dia yang memisahkan halal dan haram serta menjelaskan yang benar dan yang salah sehingga yang benar akan menang dan yang salah akan kalah.
Asmaul husna ke-18 ini tercantum dalam Surat Saba’ ayat 26, Fathir ayat 2, Al A’raf ayat 96, dan Al A’raf ayat 89.
Ketika berdoa meminta dibukakan rezeki atau meminta keputusan terbaik, sebutlah nama Al Fattah.


19. Al ‘Alim (الْعَلِيمُ) artinya Maha Mengetahui

Al Alim artinya Allah maha mengetahui segala sesuatu, baik sebelum atau sesudah sesuatu itu ada.
Tiada sesuatu pun di langit dan di bumi yang tidak diketahui Allah.
Nama Al Alim tercantum dalam Surat Saba’ ayat 26, Al Hijr ayat 86, dan Al Baqarah ayat 32.


20. Al Qoobidh (الْقَابِضُ) artinya Maha Menyempitkan

Al Qabidh artinya menahan dan tidak memberi rezeki atau sejenisnya kepada hambaNya.
Juga mengandung makna mencabut nyawa ketika seorang hamba meninggal dunia.
Al Qabidh ini sering kali disebutkan bersama Al Basith yang merupakan kebalikannya.
Misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 245 dan Asy Syura ayat 27.

21. Al Baasith (الْبَاسِطُ) artinya Maha Melapangkan
Kebalikan dari Al Qobidl, Al Basith artinya meluaskan dan melapangkan rezeki kepada hambaNya.
Juga mengandung makna membentangkan nyawa kepada hamba sehingga mendapatkan kehidupan.
Asmaul Husna ke-21 ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 245 dan Asy Syura ayat 27.


22. Al Khoofidh (الْخَافِضُ) artinya Maha Merendahkan
Al Khafidh artinya menurunkan kesombongan penguasa sehingga mereka menjadi rendah dan hina.
Juga bermakna merendahkan orang-orang kafir dengan memasukkan mereka ke dalam neraka.
Seringkali al khafidh disebutkan bersama Ar Rafi’ sehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan meninggikan siapa yang dikehendakiNya.
Di antaranya tercantum dalam Surat Al Waqi’ah ayat 3.


23. Ar Roofi’ (الرَّافِعُ) artinya Maha Meninggikan
Al Rafi’ artinya Allah meninggikan waliNya dan menolong mereka menghadapi musuh. Juga bermakna meninggikan derajat orang-orang yang dikehendakiNya sebelum mereka ditinggikan di surgaNya.
Nama Ar Rafi’ misalnya disebutkan dalam Surat Al Mujadilah ayat 11.
Kadang juga disebutkan bersama Ar Khafidh sehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan meninggikan siapa yang dikehendakiNya.
Misalnya dalam Surat Al Waqi’ah ayat 3.

24. Al Mu’iz (الْمُعِزُّ) artinya Maha Memuliakan
Al Muiz artinya Allah maha memuliakan sehingga hamba tersebut menjadi benar-benar mulia.
Tentu mereka adalah orang-orang yang beriman kepadaNya.
Seringkali al Muiz disebutkan bersama al Mudzil sehingga jelas bahwa Allah memuliakan dan merendahkan siapa yang dikehendakiNya.
Di antaranya tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 26. Namun kadang disebutkan tersendiri seperti Surat Fathir ayat 10.


25. Al Mudzil (الْمُذِلُّ) artinya Maha Menghinakan
Al Mudzil artinya Allah maha mengginakan sehingga orang yang dihinakan tersebut menjadi benar-benar hina. Tentu mereka adalah orang-orang kafir dan orang-orang yang memusuhiNya.
Seringkali al mudzil disebutkan bersama al Muizsehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan memuliakan siapa yang dikehendakiNya.
Di antaranya tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 26.


26. As Sami’ (السَّمِيعُ) artinya Maha Mendengar
As Sami’ artinya Allah Maha Mendengar segala sesuatu, baik yang keras maupun yang pelan, baik yang terang-terangan maupun yang rahasia.
Allah Maha Mendengar segala doa hambaNya dan mengabulkan doa yang sungguh-sungguh dan penuh harap kepadaNya.
Dalam Al Quran, dicontohkan doa dengan menyebut nama As Sami’ ini agar doa dikabulkan dan ibadah diterima.
Misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 127.

27. Al Bashir (الْبَصِيرُ) artinya Maha Melihat
Al Bashir artinya Allah Maha Melihat dan Menyaksikan segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Tiada sesuatu pun baik dalam batu di perut bumi maupun di luar angkasa melainkan Allah melihatnya.
Demikian pula seluruh amal perbuatan hamba dan isi hatinya. Al Bashir sering digandengan dengan As Sami’. Misalnya dalam Surat Asy Syura ayat 11 dan Al Isra ayat 1.
Dalam Al Qura juga dicontohkan doa dengan menyebut nama As Sami’ dan Al Bashir agar doa dikabulkan dan ibadah diterima.
Misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 127.


28. Al Hakam (الْحَكَمُ) artinya Maha Menetapkan

Al Hakam artinya Allah menjadikan sesuatu rapi dan kuat. Al Hakam juga bisa berarti hakim yakni Allah memutuskan sesuatu di antara para hambaNya baik di dunia maupun di akhirat.
Al Hakam juga berarti Allah yang menetapkan hukum dan tidak ada sesuatu pun yang bisa menyanggahnya.
Dalam Al Quran, dalil al hakam bisa dilihat pada Surat Al An’am ayat 114 dan Surat Al Qashash ayat 70.

29. Al ‘Adl (الْعَدْلُ) artinya Maha Adil

Al ‘Adl artinya Allah Maha Adil, hanya melakukan sesuatu yang pantas dan sudah seharusnya. Allah menghukumi dengan kebenaran dan tidak pernah berlaku zalim pada hambaNya.
Allah memerintahkan kita berbuat adil sebagaimana Surat An Nahl ayat 90.
Rasulullah mencontohkan doa meminta perlindungan kepada Allah dari kezaliman dan diberikan keadilan.


30. Al Lathiif (اللَّطِيفُ) artinya Maha Lembut

Al Lathif artinya Allah sangat baik dan lembut perbuatanNya. Dia sangat lembut kepada hambaNya tanpa mereka ketahui serta meyediakan segala kebutuhan hamba meskipun mereka tidak menyadarinya.
Allah sangat lembut kepada seluruh makhlukNya dengan memberi kehidupan dan rezeki.
Sedangkan di akhirat, Allah sangat lembut kepada hambaNya yang beriman.
Asmaul husna ke-30 ini tercantum dalam Surat Yusuf ayat 100 dan Al An’am ayat 103.


31. Al Khobir (الْخَبِيرُ) artinya Maha Mengetahui Rahasia

Al Khabir artinya Allah maha mengetahui hal yang terjadi pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Mengetahui hakikat sesuatu sebelum terjadinya dan hakikat yang tersimpan dalam segala hal.
Nama Al Khabir dalam Al Quran tercantum dalam Surat Al An’am ayat 18 dan 103.

32. Al Halim (الْحَلِيمُ) artinya Maha Penyantun
Al Halim artinya tidak terburu-buru membalas meskipun berkuasa melakukannya.
Al Halim juga berarti Allah tidak menahan rezeki atau buru-buru mengazab karena kemaksiatan dan kezaliman makhlukNya meskipun Dia berkuasa melakukan itu semua.
Nama Al Halim ada dalam Surat Al Baqarah ayat 235 dan Al Isra ayat 44.
Rasulullah mengajarkan menggunakan asmaul husna ini dalam doa :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Tiada Tuhan selain Allah yang Maha penyantun lagi Maha Mulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”
(HR. Ibnu Majah).


33. Al ‘Adhiim (الْعَظِيمُ) artinya Maha Agung
Al ‘Adhim artinya Allah Maha Agung. Tiada yang melebihi keagungan Allah baik dalam Dzat, wujud, ilmu, kekuasaan, pengaruh, kebijaksanaan maupun perintahNya.
Dalam Al Quran, nama al ‘adhim disebutkan antara lain dalam Surat Al Baqarah ayat 255 dan Surat Al Waqiah ayat 96.
Ibnu Abbas meriwayatkan, jika Rasulullah mendapat kesulitan, beliau berdoa dengan menyebut nama al ‘adhiim :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْعَظِيمُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

34. Al Ghofur (الْغَفُورُ) artinya Maha Pengampun
Al Ghafur berasal dari kata Al Ghafru yang berarti menutupi. Menunjukkan Allah sangat sering mengampuni dan menutupi dosa hambaNya.
Dalil Al Ghafur di antaranya ada pada Surat Al Kahfi ayat 58, Al Hijr ayat 49 dan Thaha ayat 82.
Meminta ampunan kepada Allah, bisa disertai dengan menyebut asmaul husna ke-34 ini.


35. Asy Syakuur (الشَّكُورُ) artinya Maha Menghargai
Asy Syakur artinya Allah maha menghargai dan membalas kebaikan. Allah memuji hamba-hamba pilihanNya dan membalas setiap amal sekecil apa pun amal itu.
Nama Asy Syakur dalam Al Quran disebutkan dalam Surat Asy Syura ayat 23 dan Fathir ayat 34.


36. Al ‘Ali (الْعَلِىُّ) artinya Maha Tinggi
Nama Al Ali menunjukkan bahwa Allah memiliki derajat tertinggi. Ketinggian DzatNya tidak terjangkau oleh kemampuan manusia.
Nama Al Ali dalam Al Quran disebutkan dalam Surat Al Hajj ayat 62 dan Ghafir ayat 12.

37. Al Kabir (الْكَبِيرُ) artinya Maha Besar
Nama Al Kabir menunjukkan bahwa Allah Maha Tinggi dan Maha Besar dalam Dzat, sifat dan perbuatannya.
Sehingga sama sekali tidak menyerupai makhlukNya.
Nama Al Kabir dalam Al Quran disebutkan dalam Surat An Nisa ayat 34 dan Luqman ayat 30.


38. Al Hafidz (الْحَفِيظُ) artinya Maha Menjaga
Al Hafidz menunjukkan bahwa Allah sangat kuat menjaga yang ingin dijaga-Nya. Allah menjaga, melindungi dan memelihara sesuatu yang dikehendakiNya.
Nama Al Hafidz dalam Al Quran disebutkan dalam Surat Saba’ ayat 21, Yusuf ayat 64 dan Al hijr ayat 9.
Membaca nama Al Hafidz dan merenunginya akan mendatangkan penjagaan Allah.


39. Al Muqit (الْمُقِيتُ) artinya Maha Pemberi Kecukupan
Al Muqit artinya Allah maha memberi kecukupan dan menjamin rezeki hambaNya. Nama Al Hafidz dalam Al Quran disebutkan dalam An Nisa ayat 85.
Sebutlah nama Allah Al Muqit dalam doa saat menginginkan kecukupan, insya Allah Dia akan memberikan kecukupan.

40. Al Hasib (الْحَسِيبُ) artinya Maha Membuat Perhitungan
Al Hasib menunjukkan bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan hambaNya. Juga menunjukkan Allah akan menghitung amal perbuatan manusia.
Dalam Al Quran, nama Al Hasib antara lain ada dalam Surat An Nisa ayat 6 dan An Nisa ayat 86.
Khasiat asmaul husna ke-40 ini, jika dibaca dan diamalkan, insya Allah akan diberi kecukupan perlindungan.


41. Al Jalil (الْجَلِيلُ) artinya Maha Mulia
Al Jalil menunjukkan Allah maha mulia dalam Dzat dan sifatNya. Sempurna dalam Dzat dan sifatNya.


42. Al Karim (الْكَرِيمُ) artinya Maha Pemurah
Al Karim artinya banyak memberi dan berbuat kebajikan tanpa diminta. Al Karim juga berarti memberi tanpa perhitungan, baik yang berhak maupun tidak berhak.


43. Ar Roqib (الرَّقِيبُ) artinya Maha Mengawasi
Ar Raqib artinya Allah maha mengawasi, tidak pernah lalai. Selalu ada dan tak pernah hilang. Selalu mengetahui tentang ciptaanNya.


44. Al Mujib (الْمُجِيبُ) artinya Maha Mengabulkan
Al Mujib artinya maha mengabulkan doa. Allah mengabulkan doa dan permohonan hambaNya. Tak ada doa yang diabaikanNya.
Menyebut doa dengan Ya Mujib atau Ya Mujibas sa’ilin insya Allah memudahkan terkabulnya doa dan permohonan.

45. Al Waasi’ (الْوَاسِعُ) artinya Maha Luas
Al Wasi’ artinya maha luas yang kekuasaaNya tidak berbatas. Demikian pula kekuatan, kemampuan, dan kerajaanNya tidak terbatas.


46. Al Hakim (الْحَكِيمُ) artinya Maha Bijaksana
Al Hakim artinya maha bijaksana, sangat tepat dalam mengukur dan sangat baik dalam mengatur. Allah bersih dari segala perbuatan yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya.


47. Al Wadud (الْوَدُودُ) artinya Maha Pencinta
Al Wadud berasal dari kata Al Wud yang artinya cinta. Al Wadud artinya Allah mencintai hambaNya yang taat dengan cara memberi mereka nikmat dan kasih sayang.


48. Al Majid (الْمَجِيدُ) artinya Maha Mulia
Al Majid berasal dari kata Al Majdu yang berarti kemuliaan yang sempurna, keluasan dan kemurahan.
Al Majid artinya Allah sangat luas kemuliaan, ketinggian dan kedudukanNya.


49. Al Ba’its (الْبَاعِثُ) artinya Maha Membangkitkan
Al Ba’its berasal dari kata Al Ba’tsu yang berarti menggugah dan membangunkan, mengutus dan menghidupkan manusia setelah kematian.
Al Baits artinya Allah membangkitkan manusia setelah mereka mati untuk dihisab dan diberi balasan di akhirat.
Al Baits juga berarti Allah membangkitkan semangat hambaNya. Sehingga mengamalkan dzikir al baits bisa membangkitkan semangat.

50. Asy Syahid (الشَّهِيدُ) artinya Maha Menyaksikan
Asy Syahid artinya Allah mengawasi hambaNya, melihat perbuatan mereka, mendengar segala yang diucapkan.
Tidak ada yang tersembunyi dariNya.


51. Al Haq (الْحَقُّ) artinya Maha Benar
Al Haq artinya Allah maha benar, keberadaanNya tidak bisa diingkari, harus diakui.
Al haq juga berarti Allah ada tanpa permulaan hingga selamanya.


52. Al Wakil (الْوَكِيلُ) artinya Maha Memelihara
Al Wakil artinya Allah maha memelihara. Dialah yang berkuasa sekehendakNya karena kesempurnaan ilmu dan kekuasaanNya.


53. Al Qowiy (الْقَوِىُّ) artinya Maha Kuat
Al Qowi artinya Allah maha kuat. Kekuatan dan kekuasaanNya sempurna sehingga tidak ada sesuatupun yang tidak bisa didapatkanNya.


54. Al Matin (الْمَتِينُ) artinya Maha Kokoh
Al Matin artinya Allah memiliki kekuatan yang besar, yang tidak akan melemah karena apa pun.
Nama ini berasal dari kata al matanah yang artinya kuat, rapi, erat dan padatnya sesuatu. Seringkali Al Matin digandengkan dengan Al Qowi.

55. Al Waliy (الْوَلِىُّ) artinya Maha Melindungi
Al Waliy artinya Allah melakukan seluruh urusan makhluk dan menjamin menyelesaikan semuanya.
Al Wali juga berarti Allah melindungi hamba-hambaNya yang taat.


56. Al Hamid (الْحَمِيدُ) artinya Maha Terpuji
Al Hamid artinya Allah berhak mendapatkan pujian dan pujaan karena memiliki Dzat yang sangat agung, sifat yang sempurna dan kekuasaan tiada tara.


57. Al Muhshi (الْمُحْصِى) artinya Maha Menghitung
Al Muhshi artinya Allah mengetahui segala sesuatu dengan segala gerak dan diamnya.
Al Muhshi juga berarti Allah menghitung dan menulis perbuatan dan perkataan hambaNya.


58. Al Mubdi (الْمُبْدِئُ) artinya Maha Memulai
Al Mubdi artinya Allah maha memulai. Yakni memulai menciptakan makhluk dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.


59. Al Mu’id (الْمُعِيدُ) artinya Maha Mengembalikan Kehidupan
Al Muid artinya Allah maha mengembalikan kehidupan. Yakni menghidupkan kembali makhluk yang setelah mereka mati dan binasa.

60. Al Muhyi (الْمُحْيِى) artinya Maha Menghidupkan
Al Muhyi artinya Allah maha menghidupkan. Dia memberikan kehidupan kepada makhlukNya dengan meniupkan ruh.


61. Al Mumit (الْمُمِيتُ) artinya Maha Mematikan
Al Mumit artinya Allah maha mematikan. Dia membuat makhluk mati setelah hidup dengan mengambil ruhnya.


62. Al Hayyu (الْحَىُّ) artinya Maha Hidup
Al Hayyu artinya Allah maha hidup. Allah memiliki kehidupan abadi, tidak berpermulaan dan senantiasa abadi.


63. Al Qoyyum (الْقَيُّومُ) artinya Maha Mandiri
Al Qayyum artinya Allah maha mandiri. Yakni sangat besar kepengurusanNya kepada makhlukNya.

64. Al Wajid (الْوَاجِدُ) artinya Maha Penemu
Al Wajid artinya Allah maha mengetahui dan menemukan. Allah menemukan siapa saja yang dicariNya.
Tidak ada sesuatupun yang bisa menghalang-halangi.

65. Al Maajid (الْمَاجِدُ) artinya Maha Mulia
Al Maajid artinya Allah memiliki kemuliaan dan keluasan yang sempurna. Nama ini mirip dengan Al Majiid.


66. Al Waahid (الْوَاحِدُ) artinya Maha Tunggal
Al Wahid artinya Allah maha tunggal. Hanya satu, tiada duanya dan tidak ada yang menyerupaiNya.


67. Al Ahad (الْوَاحِدُ) artinya Maha Esa
Al Ahad artinya Allah maha esa. Asmaul husna ini di antaranya difirmankan Allah dalam Surat Al Ikhlas.
Kalimat ini pula yang menjadi penguat Bilal mempertahankan keimanan ketika disiksa Umayyah bin Khalaf.


68. Ash Shomad (الصَّمَدُ) artinya Maha Dibutuhkan
As Somad artinya Allah maha dibutuhkan. Dia dituju ketika makhluk membutuhkan sesuatu.
Segala sesuatu butuh kepadaNya sedangkan Dia tidak butuh sesuatu apa pun.

69. Al Qoodir (الْقَادِرُ) artinya Maha Berkuasa
Al Qadir artinya Allah maha berkuasa. Dia memiliki kekuasaan penuh, tiada yang bisa menandingi dan mengalahkanNya.

70. Al Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ) artinya Maha Berkuasa
Al Muqtadir adalah bentuk lain dari Al Qadir. Asmaul Husna ke-70 ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah tidak berpermulaan dan tidak akan berakhir.

71. Al Muqaddim (الْمُقَدِّمُ) artinya Maha Mendahulukan
Al Muqaddim artinya Allah mendahulukan siapa pun yang dikehendakiNya. Sehingga segala sesuatu tepat di urutannya.
Termasuk mendahulukan satu kejadian atau perbuatan dari yang lainnya.


72. Al Muakhir (الْمُؤَخِّرُ) artinya Maha Mengakhirkan
Al Muakhir artinya Allah mengakhirkan siapa pun yang dikehendakiNya. Sehingga segala sesuatu tepat di urutannya.
Termasuk mengakhirkan satu kejadian atau perbuatan dari yang lainnya.


73. Al Awwal (الأَوَّلُ) artinya Maha Awal
Al Awwal artinya Allah maha awal. Dia ada tanpa didahului oleh sesuatu, tidak ada sesuatupun yang lebih dulu ada dariNya.


74. Al Akhir (الآخِرُ) artinya Maha Akhir
Al Akhir artinya Allah maha akhir. Dia kekal abadi selamanya, tidak ada akhirnya.

75. Adh Dhahir (الظَّاهِرُ) artinya Maha Nyata
Adh Dhahir artinya Allah maha nyata. Tanda kekuasaan dan kebesaranNya demikian nyata terpampang di alam semesta.


76. Al Bathin (الْبَاطِنُ) artinya Maha Ghaib
Al Bathin artinya Allah maha ghaib. Dia tersembunyi dari penglihatan makhlukNya, tidak ada penglihatan yang bisa mencapaiNya.


77. Al Waaliy (الْوَالِى) artinya Maha Memerintah
Al Wali artinya Allah memiliki segala sesuatu dan berkuasa atas mereka termasuk memerintahkan apa saja.
Apa yang diperintahkanNya harus dilakukan dan hukumNya harus ditegakkan.


78. Al Muta’ali (الْمُتَعَالِى) artinya Maha Tinggi
Al Muta’ali artinya Maha Tinggi. Dia paling sempurna dalam ketinggian dan terbeas dari kekurangan.


79. Al Barr (الْبَرُّ) artinya Maha Penderma
Al Barr artinya Allah selalu sayang dan melimpahkan kebaikan kepada hambaNya. Tidak ada satu makhluk pun yang luput dari kebaikan Allah.


80. At Tawwab (التَّوَّابُ) artinya Maha Pemberi Taubat
At Tawwab artinya Allah maha pemberi taubat. Asmaul Husna ke-80 ini menunjukkan bahwa Allah selalu menerima taubat hambaNya dan memaafkan kesalahan mereka.

81. Al Muntaqim (الْمُنْتَقِمُ) artinya Maha Penyiksa
Al Muntaqim artinya Allah akan menyiksa orang-orang yang durhaka kepadaNya.
Al Muntaqim juga menunjukkan bahwa Allah menyiksa orang-orang kafir yang memusuhi RasulNya.


82. Al Afuw (الْعَفُوُّ) artinya Maha Pemaaf
Al Afuw artinya Allah Maha Pemaaf. Dengan cara Dia menghapus catatan keburukan seorang hamba sehingga ia tidak dibalas dan disiksa.


83. Ar Rauf (الرَّءُوفُ) artinya Maha Pengasih
Ar Rauf artinya Allah Maha Pengasih. Allah sangat mengasihi hambaNya. Di dunia, ar Rauf mengasihi dengan memberi nikmat kepada seluruh ciptaanNya.
Namun di akhirat, ar Rauf hanya mengasihi hambaNya yang beriman.


84. Malikal Mulki (مَالِكُ الْمُلْكِ) artinya Penguasa Alam Semesta
Malikal Mulki artinya Allah Penguasa alam semesta. KekuasaanNya meliputi langit dan bumi, sehingga seluruh kehendakNya akan terlaksana di alam semesta.

85. Dzul Jalali wal Ikram (ذُو الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ) artinya Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Dzul Jalali wal Ikram artinya Allah Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan. Dia sempurna dalam Dzat, sifat, dan perbuatanNya serta selalu memberikan nikmat kepada hambaNya.


86. Al Muqsith (الْمُقْسِطُ) artinya Maha Adil
Al Muqsith artinya Allah Maha Adil dalam menghakimi. Allah menolong hamba yang terzalimi hingga mendapatkan haknya kembali.


87. Al Jami’ (الْجَامِعُ) artinya Maha Mengumpulkan
Al Jamir artinya Allah Maha mengumpulkan. Yakni mengumpulkan seluruh hambaNya di akhirat nanti.
Mulai Nabi Adam hingga manusia terakhir.


88. Al Ghani (الْغَنِىُّ) artinya Maha Berkecukupan
Al Ghani artinya Allah Maha Berkecukupan. Dia cukup dengan DzatNya sehingga tidak membutuhkan yang lain.


89. Al Mughni (الْمُغْنِى) artinya Maha Memberi Kekayaan
Al Mughni artinya Allah maha memberi kekayaan. Dia memberi kekayaan kepada siapapun yang dikehendakiNya dengan besaran tertentu sebagaimana dikehendakiNya.

90. Al Maani’ (الْمَانِعُ) artinya Maha Mencegah
Al Maani’ artinya Allah maha mencegah. Dia menahan dan mencegah bahaya dan musibah bagi orang-orang yang dikehendakiNya.


91. Adh Dharr (الضَّارُّ) artinya Maha Memberi Derita
Adh Dharr artinya Allah maha memberi derita bagi orang-orang yang durhaka kepadaNya.
Penderitaan dan bahaya dari Allah tidak bisa dicegah oleh siapa pun.


92. An Nafi’ (النَّافِعُ) artinya Maha Memberi Manfaat
An Nafi’ artinya Allah maha memberi manfaat bagi orang-orang yang yang dikehendakiNya.
Siapapun yang diberi manfaat oleh Allah, tidak ada satu mahkluk pun yang bisa menghalanginya.


93. An Nur (النُّورُ) artinya Maha Bercahaya
An Nur artinya Allah maha bercahaya. Dia terang dengan sendiriNya dan menerangi makhlukNya.
An Nur juga berarti Dia yang menampakkan sesuatu yang dikehendakiNya.

94. Al Hadi (الْهَادِى) artinya Maha Memberi Petunjuk
Al Hadi artinya Allah memberi petunjuk ke dalam hati orang-orang yang beriman.
Sehingga mereka yang dikehendakiNya mengetahui dan mengikuti kebenaran.


95. Al Badi’ (الْبَدِيعُ) artinya Maha Pencipta
Al Badi artinya Allah maha pencipta. Tidak ada sesuatupun yang bisa menyamai dan menandingiNya baik dalam Dzat, sifat maupun perbuatan.


96. Al Baqi (الْبَاقِى) artinya Maha Kekal
Al Baqi artinya Allah maha kekal. Dia tidak akan mati dan tidak akan binasa. Dia abadi selama-lamanya.


97. Al Warits (الْوَارِثُ) artinya Maha Pewaris
Al Warits artinya Allah maha pewaris. Yakni segala sesuatu adalah ciptaanNya dan akan kembali kepadaNya.

98. Ar Rasyid (الرَّشِيدُ) artinya Maha Menunjukkan
Ar Rasyid artinya Allah maha menunjukkan. Dia menunjukkan kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya sehingga mereka beriman dan mengikuti petunjuk.


99. Ash Shabur (الصَّبُورُ) artinya Maha Sabar
Ash Shabur artinya Allah maha sabar.

Dia tidak terpengaruh dengan terjadinya banyak kemaksiatan sehingga buru-buru menghukumnya.
Allah justru menyimpan atau menahan hukumanNya untuk memberi kesempatan hambaNya bertaubat.

Demikianlah informasi yang dapat disampaikan walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya, terimakasih semoga bermanfaat.
Amin Wallahu a’lam bishshawwab.

Doa Sesudah Dan Sebelum Bangun Mau Tidur Malam Lengkap

Tiada sebuah amalan dalam aktivitas keseharian umat manusia selain semuanya itu memiliki hikmah dan doa-doa tertentu, mulai dari hal terkecil sampai dengan aktivitas amalan besar.
Semuanya mengandung doa masing masing yang selanjutnya terdapat hikmah-hikmah tertentu bagi orang yang mampu istiqomah dalam melaksanakan amalan yang di barengi dengan doa-doanya itu, Sehingga tidak hanya sebatas melakukan sebuah aktifitas namun ada nilai-nilai tertentu yang kelak akan berbuah pada sisi nilai amal ibadah dan amal shalih.

Termasuk dari semua adab-adaban atau tata cara pelaksanaan akan dan bangun tidur yang telah di contohkan oleh Baginda Rasulallah SAW sebagai suri tauladan bagi semua umatnya.
Tata cara pelaksanaan amalan sebelum dan sesudah tidur tersebut merupakan sebuah cerminan ataupun akhlaq mulia yang nantinya bisa di jadikan sebagai rutinitas pasti yang bernilai ibadah serta mampu menyinari diri orang yang melaksanakan amalan tersebut, Sebagaimana yang telah banyak di terangkan di beberapa kajian agama.

Dan etika yang memang selama ini perlu untuk tetap dijaga dan dilaksanakan secara konsisten oleh setiap muslim dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya agar bisa bernilai ibadah di hadapan Alloh SWT, meskipun itu berawal dari hal yang biasa saja seperti membacakan doa dan bacaan misalnya yang mungkin sangat bermanfaat bagi hal lainnya seperti bisa mengetahuinya jadwal sholat ataupun semua amalan lain yang memang sangat di anjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim di kesehariannya.

Sehingga tidak heran apabila memang etika dalam tidur tersebut menjadi salah satu bagian penting dari sunnah-sunnah Rasululloh SAW yang semestinya di contoh oleh kita semua.
Bahkan ada baiknya apabila keutamaan dan keafdholan dari etika tidur tersebut menjadi akivitas penting dalam keseharian kita, agar tetap bisa menjaga dan menunjang smeua kebutuhan kesehatan dzhahir dan bathin.

Selain tubuh sehat bugar dan tentunya semangat dalam menjalani kesibukan sehari-hari, tidur dengan secara dan sesuai dengan anjuran agama itu adalah hal yang bisa bernilai ibadah, apalagi jika tidur tersebut tujuannya untuk bisa memaksimalkan peribadahan yang tentunya sesuai dengan apa yang di anjurkan dan di sunnah oleh baginda Nabi kita tercinta sebagai panutan hidup bagi kita semua.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dari redaksi-redaksi kitab fiqih yang bersumber kepada hadits-hadits shohih itu terdapat delapan tata cara dan etika tidur Rasululloh SAW yang selalu dilakukannya secara istiqomah setiap harinya.
Dan yang ke delapan itu diantaranya Tidur Menghadap kiblat dengan dua cara yaitu Dengan cara seseorang telentang pada tengkuknya, wajah dan bagian lekuk kedua kakinya dihadapkan kiblat, cara yang demikian bagi pria mubah dilakukan dan makruh bagi wanita.

Dan dengan cara kedua yaitu tidur dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan sebagaimana orang yang meninggal diliang lahatnya”, tidur dengan cara ini dengan menghadapkan wajah dan tubuh bagian depan kearah kiblat. Selanjutnya adalah memperbanyak dzikir saat hendak tidur, Tidur dalam kondisi suci, Tulis pesan-pesanmu di bawah bantal, Tidurlah dalam keadaan mentaubati dosa, Jangan memaksa tidur, Persiapkan alat-alat yang digunakan untuk membersihkan diri saat bangun tidur serta yang tidak kalah penting adalah Berdoa

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Latin “Allaahumma Bismika Ahyaa wa amuutu” (Ya Allah, dengan Nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati).
Dan apabila bangun, beliau membaca: “Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur”

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan)”. (HR. Muslim).

Dari keterangan yang yang dijelaskan tadi maka bisa diketahui pasti ada dua poin penting yang senantiasa bisa dilakukan bagi seorang muslim, baik ketika akan menjelang tidur maupun setelah bangun dari tidur itu sendiri.

 


-Etika Mau Tiduer Menurut Islam

1. Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur.

2. Tidur dini atau tidur lebih awal.
Berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat.(Muttafaq `alaih)

3. Disunnahkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: Apabila kamu akan tidur, maka berwudhu lah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan.
Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.

 

4. Disunnahkan mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring
Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya.
Di dalam satu riwayat dikatakan:tiga kali. (Muttafaq `alaih).

 

5. Makruh tidur tengkurap
Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan : Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap.
Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda : Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

6. Makruh tidur di atas dak terbuka
Bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

 

7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur
Dari Jabir Radhiallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq¡ alaih).

 

8. Membaca ayat Kursi
Dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.

9. Membaca do`a-do`a dan dzikir
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , seperti : “Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”.
Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)

 

10. Membaca doa
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup” (HR. Al Bukhari)


-Doa Mau Tidur

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ

Latin: “Allohumma Bismika Ahyaa Wabismika Amuutu”
Artinnya: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami”

-Doa Bangun Tidur

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Latin: “Alhamdulillahi lladzi Ahyaana Ba’da Maa Amaatana Wailahinusyur”
Artinya: ” Segala Fuji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami dan sesudahnya kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan”

Hendaknya apabila bangun tidur membaca
” Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan” (HR. Al-Bukhari)

Dan apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnahkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini : “Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

Amalan dari doa tidur itu adalah salah satu cara terbaik yang sudah dianjurkan bagi setiap umat muslim untuk lebih memahami betapa pentingnya amalan doa sesudah sebelum bangun mau tidur malam islam dan artinya ini.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Pengertian Riba Jahiliah Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah Lengkap

Definisi Riba Riba menurut bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membes...