Kamis, 23 Juli 2020

Nama 99 Asmaul Husna Arab, Latin, Arti

Asmaul Husna merupakan Nama-nama Allah yang maha indah.
Berikut ini 99 Asmaul Husna, Arab dan Latin Disertai Arti, Dalil, Keutamaan Dan Khasiatnya.

Dalam Al Qur’an, istilah asmaul husna disebut empat kali yakni dalam Surat Al A’raf ayat 180, Al Isra’ ayat 110, Thaha ayat 8 dan Al Hasyr ayat 24.
Berikut ini terjemahnya :

Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya.
Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al A’raf: 180)

Katakanlah : “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman.
Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”.
(QS. Al Isra’: 110)

Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia.
Dia mempunyai asmaul husna (nama-nama yang baik), (QS. Thaha: 8)

Dialah Allah yang menciptakan, yang mengadakan, yang membentuk rupa, yang mempunyai Asmaul Husna.
Bertasbih kepada-Nya apa yang di langit dan bumi.
dan dialah yang maha perkasa lagi maha bijaksana. (QS. Al Hasyr: 24)

 


Arti Asmaul Husna

Asmaul husna (الأسماء الحسنى) terdiri dari dua kalimat (kata) yakni al asma (الأسماء) dan al husna (الحسنى).


Syaikh Wahbah Az Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan, al asma merupakan bentuk jamak dari ism (اسم), yaitu sesuatu yang menunjukkan pada sebuah Dzat.

Atau setiap lafal yang dibentuk untuk menunjukkan sebuah makna jika ia tidak bersifat musytaq (pecahan dari kalimat lain).
Kalau bersifat musytaq, ia adalah sifat.

Asmaul husna merupakan bentuk muannats dari al ahsan (الأحسن).
Artinya, yang terbaik, dengan demikian, asmaul husna adalah nama-nama Allah yang baik.


Dalam Tafsir Al Azhar, Buya Hamka menjelaskan, “Nama adalah perkataan yang menunjukkan sesuatu Dzat atau menunjukkan Dzat dan sifat.
Allah mempunyai nama-nama dan semua nama itu adalah nama yang baik.
Serulah Dia dengan nama-namaNya yang semuanya baik itu.”

Ibnu Katsir menjelaskan, asmaul husna tidak hanya terbatas sampai bilangan sembilan puluh sembilan.
Hal itu berdasarkan hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dalam Musnadnya.

“Tidak sekali-kali seseorang tertimpa kesusahan, tidak pula kesedihan, lalu ia mengucapkan doa berikut (yang artinya) : ‘Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hambaMu, anak dari hambaMu, anak dari hamba perempuanMu, ubun-ubun (roh)-ku berada dalam genggaman kekuasaanMu, aku berada di dalam keputusanMu, keadilan belakalah yang Engkau tetapkan atas diriku.


Aku memohon kepada Engkau dengan menyebut semua nama yang menjadi milikMu, yang Engkau namakan dengannya diriMu, atau yang Kau turunkan di dalam kitab Mu atau yang engkau ajarkan kepada seseorang dari makhlukMu atau Kau menyimpannya di dalam ilmu gaib di sisiMu, jadikanlah alquran yang agung sebagai penghibur kalbuku, cahaya dadaku, pelenyap dukaku dan penghapus kesusahanku’ melainkan allah menghapus darinya kesedihan dan kesusahan serta menggantinya dengan kegembiraan. (HR. Ahmad).

Keutamaan Asmaul Husna

Secara umum, asmaul husna memiliki banyak keutamaan yang luar biasa.
Mulai dari terkabulnya doa yang menggunakan asmaul husna hingga pahala surga bagi yang mengamalkannya.

 

1. Dikabulkannya doa Penulis Fiqih Islam wa Adillatuhu itu juga menjelaskan, seorang hamba mesti berdoa kepada Allah dengan nama-namaNya dan tidak boleh menyeru Allah kecuali dengan nama-namaNya yang baik.
Berdoa dengan menyebut asmaul husna, baik secara keseluruhan atau disesuaikan dengan konteks doanya, membawa keutamaan dikabulkannya doa.

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

“Hanya milik Allah asmaul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu…”(QS. Al-A’raf: 180)

2. Dianjurkan mempelajarinya
Dalam Tafsir Al Qur’anil Adhim, Ibnu Katsir mengetengahkan hadits tentang doa dengan asmaul husna.

Lalu seorang sahabat bertanya : “Wahai Rasulullah, apakah kami boleh mempelajarinya?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas bersabda :

بَلَى يَنْبَغِى لِمَنْ سَمِعَهَا أَنْ يَتَعَلَّمَهَا

“Benar, dianjurkan bagi setiap orang yang mendengarnya (asmaul husna) mempelajarinya” (HR. Ahmad)

 

3. Masuk surga
Siapa yang menghafal dan merenungi 99 asmaul husna, ia akan masuk surga. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

إِنَّ لِلَّهِ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ اسْمَا مِائَةً إِلاَّ وَاحِدًا مَنْ أَحْصَاهَا دَخَلَ الْجَنَّةَ

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Siapa yang menghafalnya ia akan masuk surga” (HR. Bukhari dan Muslim)

Syaikh Wahbah Az Zuhaili menjelaskan, pengertian ahshoohaa (أحصاها) adalah menghitung, menghafal dan merenungi maknanya.


Urutan 99 asmaul husna ini bersumber dari hadits shahih riwayat Imam Tirmidzi dan Al Hakim.


Makna, Dalil dan Khasiat Asmaul Husna :

Berikut ini dalil dan penjelasan asmaul husna yang kami sarikan dari Asma’ul Husna lil Athfal (Syarah Singkat Asmaul Husna) karya Syaikh Musthafa Wahbah.
Dimulai dari nama yang paling agung dan menghimpun seluruh nama dan sifatNya yakni Allah.
Baru setelah itu diuraikan 99 asmaul husna.

اللَّهُ

Nama ini hanya khusus bagi Allah, tidak boleh dan tidak pernah dipakai siapapun baik di zaman jahiliyah maupun di masa Islam.

Ini nama paling agung dan paling banyak disebutkan dalam Al Quran yakni mencapai 2698 kali.

Bahkan Al Quran dibuka dengan nama ini, yaitu dengan bacaan basmalah.
Bahkan dianjurkan membaca basmalah dalam melakukan segala kebaikan.
Dengan menyebut nama Allah, kita mendapatkan kekuatan dan keberkahan.

Syaikh Musthafa Wahbah mengutip hadits Rasulullah bahwa jika seseorang ditimpa kesedihan dan kesulitan, hendaknya ia menyebut : Allah, Allah adalah Rabbku, aku tidak menyekutukannya dengan sesuatu apapun.


1. Ar Rohman (الرَّحْمَنُ) artinya Maha Pengasih

Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai kasih sayang yang sangat luas, meliputi seluruh makhlukNya.
Allah mengasihi seluruh makhlukNya dengan memberikan berbagai kenikmatan.
Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak boleh digunakan seorang makhluk pun.
Dan memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh makhluk seperti Allah. Baik beriman maupun kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah.

Dalil nama Ar Rahman bisa dilihat antara lain di Surat Thaha ayat 5, Al Mulk ayat 29, Ar rahman ayat 1, dan Al Isra’ ayat 110.
Tentu juga ada di awal Al-Quran yakni basmalah.

 


2. Ar Rohim (الرَّحِيمُ) artinya Maha Penyayang

Ar Rahim adalah nama bagi Dzat Allah dan juga merupakan salah satu sifatNya.
Jika Ar Rahman adalah maha pengasih untuk semua makhluk, Ar Rahim adalah maha penyayang untuk hambaNya yang beriman.
Nama Ar Rahim disebutkan bersama nama Ar Rahman dalam empat ayat.
Yakni Al Fatihah ayat 3, Al Baqarah ayat 163, Fushilat ayat 2, dan Al Hasyr ayat 22.
Sedangkan Ar Rahim bersama Allah dan Ar Rahman disebutkan 114 kali dalam mushaf yakni basmalah.

3. Al Malik (الْمَلِكُ) artinya Maha Merajai

Al Malik artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala berkuasa atas segala sesuatu baik dalam hal memerintah maupun melarang.
Al Malik juga bermakna memiliki sesuatu.

Segala sesuatu butuh kepada Allah sedangkan Allah tidak membutuhkan segala sesuatu.
Dalil nama Al Malik bisa dilihat dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23, Al Mukminun ayat 116, dan Ali Imran ayat 26.

 


4. Al Quddus (الْقُدُّوسُ) artinya Maha Suci

Al Quddus artinya Allah Maha Suci dari segala sesuatu yang bersifat kurang dan cacat.
Al Quddus memiliki makna kesempurnaan, terpuji dengan segala kebaikan dan keutamaan.
Al Quddus berasal dari kata Al Qudsu yang berarti kesucian. Masjid Al Aqsha disebut dengan baitul maqdis yang berarti masjid disucikan dari segala dosa.
Malaikat Jibril disebut ruhul qudus karena suci dari kesalahan terutama saat menyampaikan wahyu.
Nama Al Malik disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23 dan Al Jumuah ayat 1.

5. As Salam (السَّلاَمُ) artinya Maha Memberi Kesejahteraan

As Salam artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala terbebas dari kekurangan, cacat dan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya.
Dengan nama ini, orang yang berdzikir akan merasakan ketenangan dan rasa aman dalam hatinya.
Asmaul Husna kelima ini disebutkan dalam Al Quran surat Al Hasyr ayat 23.

Di antara doa dengan nama As Salam yang dicontohkan Rasulullah adalah :

اللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ وَمِنْكَ السَّلاَمُ تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ

“Ya Allah, Engkau Dzat yang memberi kesejahteraan. Kesejahteraan hanya berasal dariMu. Wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, engkaulah yang memberi keberkahan.
(HR. Muslim)

 


6. Al Mukmin (الْمُؤْمِنُ) artinya Maha Memberi Keamanan

Al Mukmin artinya Allah adalah Dzat yang menjadi tempat pelarian dan perlindungan bagi orang yang merasa ketakutan sehingga mendapatkan keamanan.
Nama ini juga disebutkan dalam surat Al Hasyr ayat 23.

Nama Al Mukmin sangat baik untuk dijadikan sebagai dzikir orang yang sedang ketakutan, karena dengan menyebutnya sepenuh hati, Allah akan memberikan rasa aman dari segala bahaya.

7. Al Muhaimin (الْمُهَيْمِنُ) artinya Maha Pemelihara

Al Muhaimin artinya Allah adalah maha mengawasi dan menyaksikan seluruh makhlukNya, berkuasa atas mereka dengan penuh perhatian dan kekuasaan, memberi mereka rezeki dan kehidupan.
Asmaul husna ketujuh ini juga disebutkan dalam surat Al Hasyr ayat 23.
Khasiat atau keajaiban dari dzikir dengan menyebut nama Al Muhaimin, Allah akan memberi memelihara dirinya, urusan dan juga rezekinya.

 


8. Al Aziz (الْعَزِيزُ) artinya Maha Perkasa

Al Aziz artinya Allah adalah Dzat yang Maha Perkasa, yang tidak bisa dikalahkan oleh sesuatupun, Maha Kuat dan mengalahkan segala sesuatu.
Selain dalam Surat Al Hasyr ayat 23, nama Al Aziz juga disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 62, Al Mulk ayat 2 dan Fathir ayat 10.
Khasiat atau keajaiban dari dzikir dengan menyebut nama Al Aziz, Allah akan memberi kekuatan, kekuasaan dan wibawa di hadapan manusia.

9. Al Jabbar (الْجَبَّارُ) artinya Maha Kuasa

Al Jabbar artinya Allah berkuasa untuk memaksakan kehendakNya kepada hambaNya, berkuasa memerintah dan melarang sehingga makhluk hanya bisa sami’na wa atha’na.
Al Jabbar juga bermakna kuat dan tahan sehingga tidak ada yang bisa berbuat buruk dan membahayakanNya.
Asmaul Husna kesembilan ini juga disebutkan dalam Surat Al Hasyr ayat 23.

 


10. Al Mutakabbir (الْمُتَكَبِّرُ) artinya Maha Besar

Al Mutakabbir artinya Allah adalah Dzat yang memiliki kesombongan dan kebesaran. Kesombongan adalah pakaian Allah yang tidak boleh dipakai oleh hambaNya.
Nama Al Mutakabbir juga bermakna kebesaran hanya milik Allah sehingga seluruh makhluk tunduk kepadaNya.
Asmaul Husna kesembilan ini juga disebutkan dalam Surat Al Hasyr ayat 23.


11. Al Kholiq (الْخَالِقُ) artinya Maha Pencipta

Al Khaliq artinya Allah Maha Pencipta. Dialah yang menciptakan alam semesta dan seluruh makhlukNya.
Baik malaikat, iblis, jin, manusia, hewan maupun tumbuhan, seluruhnya adalah ciptaan Allah.
Nama Al Khaliq disebutkan dalam Al Quran antara lain surat Al Hasyr ayat 4, Al Mukminun ayat 14, dan Fathir ayat 3.

12. Al Baari’ (الْبَارِئُ) artinya Maha Pembuat

Al Baari’ artinya Allah adalah Dzat yang membuat sesuatu dari ketiadaan. Dia menciptakan dan membentuk sesuai bentuk dan ukuran yang dikehendakiNya.
Asmaul Husna ke-12 ini difirmankan Allah dalam Surat Al Hasyr ayat 24 dan Al Baqarah ayat 54.


13. Al Mushowwir (الْمُصَوِّرُ) artinya Maha Membentuk Rupa

Al Mushawwir artinya yang menciptakan segala sesuatu dan membeda-bedakan mereka dengan bentuknya masing-masing sesuai kehendakNya.
Nama Al mushawwir tercantum dalam Surat Al Hasyr ayat 24 dan diisyaratkan dalam Surat Al Infithar ayat 8 serta Ghafir ayat 64.


14. Al Ghoffar (الْغَفَّارُ) artinya Maha Pengampun

Al Ghoffar berasal dari kata al ghafru yang berarti menutupi. Arti asmaul husna ke-14 ini, Allah senang menutupi dosa hambaNya dan mengabaikan kesalahan-kesalahan mereka.
Nama Al Ghoffar tercantum dalam Surat Az Zumar ayat 5 dan Shad ayat 66.
Menyebut asmaul husna ini sangat tepat ketika memohon ampunan dan ditutupi aib-aib kita.

15. Al Qohhar (الْقَهَّارُ) artinya Maha Memaksa

Al Qohhar artinya Allah memiliki kekuasaan penuh dalam mengungguli dan memaksa orang yang kuat dan berkuasa.
Semua yang diinginkan Allah pada hambaNya pasti terjadi.
Nama Al Qohhar tercantum dalam Surat Az Zumar ayat 4 dan Shad ayat 65.


16. Al Wahhab (الْوَهَّابُ) artinya Maha Pemberi Karunia

Al Wahhab artinya Allah maha pemberi karunia kepada hambanya. Tanpa diminta oleh makhluk dan tanpa meminta imbalan kepada makhluk.
Allah memberikan contoh tiga doa dengan menyebut nama Al Wahhab yakni pada surat Shad ayat 35, Shad ayat 9 dan Ali Imran ayat 8.
Baik memohon ampunan maupun karunia dan kekuasaan, Allah mengajarkan agar kita menyebut asmaul husna ke-16 ini.


17. Ar Rozzaq (الرَّزَّاقُ) artinya Maha Pemberi Rezeki

Al Rozzaq artinya Allah maha pemberi rezeki dan menyampaikannya kepada hamba-hambaNya. Nama Ar Rozzaq tercantum dalam Surat Adz Dzariyat ayat 58 dan Hud ayat 6.
Dzikir dengan nama Ar Rozzaq sangat tepat jika kita menginginkan dimudahkan dan dilancarkan rezeki oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

18. Al Fattah (الْفَتَّاحُ) artinya Maha Pembuka Rahmat

Al Fattah artinya Allah membuka rezeki dan rahmat untuk hamba-hambaNya. Dia memudahkan jalan-jalan yang sulit baik dalam urusan dunia maupun akhirat.
Nama Al Fattah juga bermakna menghakimi dan memutuskan.
Dia yang memisahkan halal dan haram serta menjelaskan yang benar dan yang salah sehingga yang benar akan menang dan yang salah akan kalah.
Asmaul husna ke-18 ini tercantum dalam Surat Saba’ ayat 26, Fathir ayat 2, Al A’raf ayat 96, dan Al A’raf ayat 89.
Ketika berdoa meminta dibukakan rezeki atau meminta keputusan terbaik, sebutlah nama Al Fattah.


19. Al ‘Alim (الْعَلِيمُ) artinya Maha Mengetahui

Al Alim artinya Allah maha mengetahui segala sesuatu, baik sebelum atau sesudah sesuatu itu ada.
Tiada sesuatu pun di langit dan di bumi yang tidak diketahui Allah.
Nama Al Alim tercantum dalam Surat Saba’ ayat 26, Al Hijr ayat 86, dan Al Baqarah ayat 32.


20. Al Qoobidh (الْقَابِضُ) artinya Maha Menyempitkan

Al Qabidh artinya menahan dan tidak memberi rezeki atau sejenisnya kepada hambaNya.
Juga mengandung makna mencabut nyawa ketika seorang hamba meninggal dunia.
Al Qabidh ini sering kali disebutkan bersama Al Basith yang merupakan kebalikannya.
Misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 245 dan Asy Syura ayat 27.

21. Al Baasith (الْبَاسِطُ) artinya Maha Melapangkan
Kebalikan dari Al Qobidl, Al Basith artinya meluaskan dan melapangkan rezeki kepada hambaNya.
Juga mengandung makna membentangkan nyawa kepada hamba sehingga mendapatkan kehidupan.
Asmaul Husna ke-21 ini tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 245 dan Asy Syura ayat 27.


22. Al Khoofidh (الْخَافِضُ) artinya Maha Merendahkan
Al Khafidh artinya menurunkan kesombongan penguasa sehingga mereka menjadi rendah dan hina.
Juga bermakna merendahkan orang-orang kafir dengan memasukkan mereka ke dalam neraka.
Seringkali al khafidh disebutkan bersama Ar Rafi’ sehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan meninggikan siapa yang dikehendakiNya.
Di antaranya tercantum dalam Surat Al Waqi’ah ayat 3.


23. Ar Roofi’ (الرَّافِعُ) artinya Maha Meninggikan
Al Rafi’ artinya Allah meninggikan waliNya dan menolong mereka menghadapi musuh. Juga bermakna meninggikan derajat orang-orang yang dikehendakiNya sebelum mereka ditinggikan di surgaNya.
Nama Ar Rafi’ misalnya disebutkan dalam Surat Al Mujadilah ayat 11.
Kadang juga disebutkan bersama Ar Khafidh sehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan meninggikan siapa yang dikehendakiNya.
Misalnya dalam Surat Al Waqi’ah ayat 3.

24. Al Mu’iz (الْمُعِزُّ) artinya Maha Memuliakan
Al Muiz artinya Allah maha memuliakan sehingga hamba tersebut menjadi benar-benar mulia.
Tentu mereka adalah orang-orang yang beriman kepadaNya.
Seringkali al Muiz disebutkan bersama al Mudzil sehingga jelas bahwa Allah memuliakan dan merendahkan siapa yang dikehendakiNya.
Di antaranya tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 26. Namun kadang disebutkan tersendiri seperti Surat Fathir ayat 10.


25. Al Mudzil (الْمُذِلُّ) artinya Maha Menghinakan
Al Mudzil artinya Allah maha mengginakan sehingga orang yang dihinakan tersebut menjadi benar-benar hina. Tentu mereka adalah orang-orang kafir dan orang-orang yang memusuhiNya.
Seringkali al mudzil disebutkan bersama al Muizsehingga jelas bahwa Allah merendahkan dan memuliakan siapa yang dikehendakiNya.
Di antaranya tercantum dalam Surat Ali Imran ayat 26.


26. As Sami’ (السَّمِيعُ) artinya Maha Mendengar
As Sami’ artinya Allah Maha Mendengar segala sesuatu, baik yang keras maupun yang pelan, baik yang terang-terangan maupun yang rahasia.
Allah Maha Mendengar segala doa hambaNya dan mengabulkan doa yang sungguh-sungguh dan penuh harap kepadaNya.
Dalam Al Quran, dicontohkan doa dengan menyebut nama As Sami’ ini agar doa dikabulkan dan ibadah diterima.
Misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 127.

27. Al Bashir (الْبَصِيرُ) artinya Maha Melihat
Al Bashir artinya Allah Maha Melihat dan Menyaksikan segala sesuatu, baik yang tampak maupun yang tersembunyi.
Tiada sesuatu pun baik dalam batu di perut bumi maupun di luar angkasa melainkan Allah melihatnya.
Demikian pula seluruh amal perbuatan hamba dan isi hatinya. Al Bashir sering digandengan dengan As Sami’. Misalnya dalam Surat Asy Syura ayat 11 dan Al Isra ayat 1.
Dalam Al Qura juga dicontohkan doa dengan menyebut nama As Sami’ dan Al Bashir agar doa dikabulkan dan ibadah diterima.
Misalnya dalam Surat Al Baqarah ayat 127.


28. Al Hakam (الْحَكَمُ) artinya Maha Menetapkan

Al Hakam artinya Allah menjadikan sesuatu rapi dan kuat. Al Hakam juga bisa berarti hakim yakni Allah memutuskan sesuatu di antara para hambaNya baik di dunia maupun di akhirat.
Al Hakam juga berarti Allah yang menetapkan hukum dan tidak ada sesuatu pun yang bisa menyanggahnya.
Dalam Al Quran, dalil al hakam bisa dilihat pada Surat Al An’am ayat 114 dan Surat Al Qashash ayat 70.

29. Al ‘Adl (الْعَدْلُ) artinya Maha Adil

Al ‘Adl artinya Allah Maha Adil, hanya melakukan sesuatu yang pantas dan sudah seharusnya. Allah menghukumi dengan kebenaran dan tidak pernah berlaku zalim pada hambaNya.
Allah memerintahkan kita berbuat adil sebagaimana Surat An Nahl ayat 90.
Rasulullah mencontohkan doa meminta perlindungan kepada Allah dari kezaliman dan diberikan keadilan.


30. Al Lathiif (اللَّطِيفُ) artinya Maha Lembut

Al Lathif artinya Allah sangat baik dan lembut perbuatanNya. Dia sangat lembut kepada hambaNya tanpa mereka ketahui serta meyediakan segala kebutuhan hamba meskipun mereka tidak menyadarinya.
Allah sangat lembut kepada seluruh makhlukNya dengan memberi kehidupan dan rezeki.
Sedangkan di akhirat, Allah sangat lembut kepada hambaNya yang beriman.
Asmaul husna ke-30 ini tercantum dalam Surat Yusuf ayat 100 dan Al An’am ayat 103.


31. Al Khobir (الْخَبِيرُ) artinya Maha Mengetahui Rahasia

Al Khabir artinya Allah maha mengetahui hal yang terjadi pada masa lalu dan masa yang akan datang.
Mengetahui hakikat sesuatu sebelum terjadinya dan hakikat yang tersimpan dalam segala hal.
Nama Al Khabir dalam Al Quran tercantum dalam Surat Al An’am ayat 18 dan 103.

32. Al Halim (الْحَلِيمُ) artinya Maha Penyantun
Al Halim artinya tidak terburu-buru membalas meskipun berkuasa melakukannya.
Al Halim juga berarti Allah tidak menahan rezeki atau buru-buru mengazab karena kemaksiatan dan kezaliman makhlukNya meskipun Dia berkuasa melakukan itu semua.
Nama Al Halim ada dalam Surat Al Baqarah ayat 235 dan Al Isra ayat 44.
Rasulullah mengajarkan menggunakan asmaul husna ini dalam doa :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْكَرِيمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Tiada Tuhan selain Allah yang Maha penyantun lagi Maha Mulia, Mahasuci Allah Rabb Arsy yang agung, segala puji bagi Allah Rabb semesta alam.”
(HR. Ibnu Majah).


33. Al ‘Adhiim (الْعَظِيمُ) artinya Maha Agung
Al ‘Adhim artinya Allah Maha Agung. Tiada yang melebihi keagungan Allah baik dalam Dzat, wujud, ilmu, kekuasaan, pengaruh, kebijaksanaan maupun perintahNya.
Dalam Al Quran, nama al ‘adhim disebutkan antara lain dalam Surat Al Baqarah ayat 255 dan Surat Al Waqiah ayat 96.
Ibnu Abbas meriwayatkan, jika Rasulullah mendapat kesulitan, beliau berdoa dengan menyebut nama al ‘adhiim :

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ الْحَلِيمُ الْعَظِيمُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَوَاتِ وَرَبُّ الأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيمِ

34. Al Ghofur (الْغَفُورُ) artinya Maha Pengampun
Al Ghafur berasal dari kata Al Ghafru yang berarti menutupi. Menunjukkan Allah sangat sering mengampuni dan menutupi dosa hambaNya.
Dalil Al Ghafur di antaranya ada pada Surat Al Kahfi ayat 58, Al Hijr ayat 49 dan Thaha ayat 82.
Meminta ampunan kepada Allah, bisa disertai dengan menyebut asmaul husna ke-34 ini.


35. Asy Syakuur (الشَّكُورُ) artinya Maha Menghargai
Asy Syakur artinya Allah maha menghargai dan membalas kebaikan. Allah memuji hamba-hamba pilihanNya dan membalas setiap amal sekecil apa pun amal itu.
Nama Asy Syakur dalam Al Quran disebutkan dalam Surat Asy Syura ayat 23 dan Fathir ayat 34.


36. Al ‘Ali (الْعَلِىُّ) artinya Maha Tinggi
Nama Al Ali menunjukkan bahwa Allah memiliki derajat tertinggi. Ketinggian DzatNya tidak terjangkau oleh kemampuan manusia.
Nama Al Ali dalam Al Quran disebutkan dalam Surat Al Hajj ayat 62 dan Ghafir ayat 12.

37. Al Kabir (الْكَبِيرُ) artinya Maha Besar
Nama Al Kabir menunjukkan bahwa Allah Maha Tinggi dan Maha Besar dalam Dzat, sifat dan perbuatannya.
Sehingga sama sekali tidak menyerupai makhlukNya.
Nama Al Kabir dalam Al Quran disebutkan dalam Surat An Nisa ayat 34 dan Luqman ayat 30.


38. Al Hafidz (الْحَفِيظُ) artinya Maha Menjaga
Al Hafidz menunjukkan bahwa Allah sangat kuat menjaga yang ingin dijaga-Nya. Allah menjaga, melindungi dan memelihara sesuatu yang dikehendakiNya.
Nama Al Hafidz dalam Al Quran disebutkan dalam Surat Saba’ ayat 21, Yusuf ayat 64 dan Al hijr ayat 9.
Membaca nama Al Hafidz dan merenunginya akan mendatangkan penjagaan Allah.


39. Al Muqit (الْمُقِيتُ) artinya Maha Pemberi Kecukupan
Al Muqit artinya Allah maha memberi kecukupan dan menjamin rezeki hambaNya. Nama Al Hafidz dalam Al Quran disebutkan dalam An Nisa ayat 85.
Sebutlah nama Allah Al Muqit dalam doa saat menginginkan kecukupan, insya Allah Dia akan memberikan kecukupan.

40. Al Hasib (الْحَسِيبُ) artinya Maha Membuat Perhitungan
Al Hasib menunjukkan bahwa Allah akan mencukupi segala kebutuhan hambaNya. Juga menunjukkan Allah akan menghitung amal perbuatan manusia.
Dalam Al Quran, nama Al Hasib antara lain ada dalam Surat An Nisa ayat 6 dan An Nisa ayat 86.
Khasiat asmaul husna ke-40 ini, jika dibaca dan diamalkan, insya Allah akan diberi kecukupan perlindungan.


41. Al Jalil (الْجَلِيلُ) artinya Maha Mulia
Al Jalil menunjukkan Allah maha mulia dalam Dzat dan sifatNya. Sempurna dalam Dzat dan sifatNya.


42. Al Karim (الْكَرِيمُ) artinya Maha Pemurah
Al Karim artinya banyak memberi dan berbuat kebajikan tanpa diminta. Al Karim juga berarti memberi tanpa perhitungan, baik yang berhak maupun tidak berhak.


43. Ar Roqib (الرَّقِيبُ) artinya Maha Mengawasi
Ar Raqib artinya Allah maha mengawasi, tidak pernah lalai. Selalu ada dan tak pernah hilang. Selalu mengetahui tentang ciptaanNya.


44. Al Mujib (الْمُجِيبُ) artinya Maha Mengabulkan
Al Mujib artinya maha mengabulkan doa. Allah mengabulkan doa dan permohonan hambaNya. Tak ada doa yang diabaikanNya.
Menyebut doa dengan Ya Mujib atau Ya Mujibas sa’ilin insya Allah memudahkan terkabulnya doa dan permohonan.

45. Al Waasi’ (الْوَاسِعُ) artinya Maha Luas
Al Wasi’ artinya maha luas yang kekuasaaNya tidak berbatas. Demikian pula kekuatan, kemampuan, dan kerajaanNya tidak terbatas.


46. Al Hakim (الْحَكِيمُ) artinya Maha Bijaksana
Al Hakim artinya maha bijaksana, sangat tepat dalam mengukur dan sangat baik dalam mengatur. Allah bersih dari segala perbuatan yang tidak sesuai dengan keagungan dan kesempurnaanNya.


47. Al Wadud (الْوَدُودُ) artinya Maha Pencinta
Al Wadud berasal dari kata Al Wud yang artinya cinta. Al Wadud artinya Allah mencintai hambaNya yang taat dengan cara memberi mereka nikmat dan kasih sayang.


48. Al Majid (الْمَجِيدُ) artinya Maha Mulia
Al Majid berasal dari kata Al Majdu yang berarti kemuliaan yang sempurna, keluasan dan kemurahan.
Al Majid artinya Allah sangat luas kemuliaan, ketinggian dan kedudukanNya.


49. Al Ba’its (الْبَاعِثُ) artinya Maha Membangkitkan
Al Ba’its berasal dari kata Al Ba’tsu yang berarti menggugah dan membangunkan, mengutus dan menghidupkan manusia setelah kematian.
Al Baits artinya Allah membangkitkan manusia setelah mereka mati untuk dihisab dan diberi balasan di akhirat.
Al Baits juga berarti Allah membangkitkan semangat hambaNya. Sehingga mengamalkan dzikir al baits bisa membangkitkan semangat.

50. Asy Syahid (الشَّهِيدُ) artinya Maha Menyaksikan
Asy Syahid artinya Allah mengawasi hambaNya, melihat perbuatan mereka, mendengar segala yang diucapkan.
Tidak ada yang tersembunyi dariNya.


51. Al Haq (الْحَقُّ) artinya Maha Benar
Al Haq artinya Allah maha benar, keberadaanNya tidak bisa diingkari, harus diakui.
Al haq juga berarti Allah ada tanpa permulaan hingga selamanya.


52. Al Wakil (الْوَكِيلُ) artinya Maha Memelihara
Al Wakil artinya Allah maha memelihara. Dialah yang berkuasa sekehendakNya karena kesempurnaan ilmu dan kekuasaanNya.


53. Al Qowiy (الْقَوِىُّ) artinya Maha Kuat
Al Qowi artinya Allah maha kuat. Kekuatan dan kekuasaanNya sempurna sehingga tidak ada sesuatupun yang tidak bisa didapatkanNya.


54. Al Matin (الْمَتِينُ) artinya Maha Kokoh
Al Matin artinya Allah memiliki kekuatan yang besar, yang tidak akan melemah karena apa pun.
Nama ini berasal dari kata al matanah yang artinya kuat, rapi, erat dan padatnya sesuatu. Seringkali Al Matin digandengkan dengan Al Qowi.

55. Al Waliy (الْوَلِىُّ) artinya Maha Melindungi
Al Waliy artinya Allah melakukan seluruh urusan makhluk dan menjamin menyelesaikan semuanya.
Al Wali juga berarti Allah melindungi hamba-hambaNya yang taat.


56. Al Hamid (الْحَمِيدُ) artinya Maha Terpuji
Al Hamid artinya Allah berhak mendapatkan pujian dan pujaan karena memiliki Dzat yang sangat agung, sifat yang sempurna dan kekuasaan tiada tara.


57. Al Muhshi (الْمُحْصِى) artinya Maha Menghitung
Al Muhshi artinya Allah mengetahui segala sesuatu dengan segala gerak dan diamnya.
Al Muhshi juga berarti Allah menghitung dan menulis perbuatan dan perkataan hambaNya.


58. Al Mubdi (الْمُبْدِئُ) artinya Maha Memulai
Al Mubdi artinya Allah maha memulai. Yakni memulai menciptakan makhluk dari yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.


59. Al Mu’id (الْمُعِيدُ) artinya Maha Mengembalikan Kehidupan
Al Muid artinya Allah maha mengembalikan kehidupan. Yakni menghidupkan kembali makhluk yang setelah mereka mati dan binasa.

60. Al Muhyi (الْمُحْيِى) artinya Maha Menghidupkan
Al Muhyi artinya Allah maha menghidupkan. Dia memberikan kehidupan kepada makhlukNya dengan meniupkan ruh.


61. Al Mumit (الْمُمِيتُ) artinya Maha Mematikan
Al Mumit artinya Allah maha mematikan. Dia membuat makhluk mati setelah hidup dengan mengambil ruhnya.


62. Al Hayyu (الْحَىُّ) artinya Maha Hidup
Al Hayyu artinya Allah maha hidup. Allah memiliki kehidupan abadi, tidak berpermulaan dan senantiasa abadi.


63. Al Qoyyum (الْقَيُّومُ) artinya Maha Mandiri
Al Qayyum artinya Allah maha mandiri. Yakni sangat besar kepengurusanNya kepada makhlukNya.

64. Al Wajid (الْوَاجِدُ) artinya Maha Penemu
Al Wajid artinya Allah maha mengetahui dan menemukan. Allah menemukan siapa saja yang dicariNya.
Tidak ada sesuatupun yang bisa menghalang-halangi.

65. Al Maajid (الْمَاجِدُ) artinya Maha Mulia
Al Maajid artinya Allah memiliki kemuliaan dan keluasan yang sempurna. Nama ini mirip dengan Al Majiid.


66. Al Waahid (الْوَاحِدُ) artinya Maha Tunggal
Al Wahid artinya Allah maha tunggal. Hanya satu, tiada duanya dan tidak ada yang menyerupaiNya.


67. Al Ahad (الْوَاحِدُ) artinya Maha Esa
Al Ahad artinya Allah maha esa. Asmaul husna ini di antaranya difirmankan Allah dalam Surat Al Ikhlas.
Kalimat ini pula yang menjadi penguat Bilal mempertahankan keimanan ketika disiksa Umayyah bin Khalaf.


68. Ash Shomad (الصَّمَدُ) artinya Maha Dibutuhkan
As Somad artinya Allah maha dibutuhkan. Dia dituju ketika makhluk membutuhkan sesuatu.
Segala sesuatu butuh kepadaNya sedangkan Dia tidak butuh sesuatu apa pun.

69. Al Qoodir (الْقَادِرُ) artinya Maha Berkuasa
Al Qadir artinya Allah maha berkuasa. Dia memiliki kekuasaan penuh, tiada yang bisa menandingi dan mengalahkanNya.

70. Al Muqtadir (الْمُقْتَدِرُ) artinya Maha Berkuasa
Al Muqtadir adalah bentuk lain dari Al Qadir. Asmaul Husna ke-70 ini menunjukkan bahwa kekuasaan Allah tidak berpermulaan dan tidak akan berakhir.

71. Al Muqaddim (الْمُقَدِّمُ) artinya Maha Mendahulukan
Al Muqaddim artinya Allah mendahulukan siapa pun yang dikehendakiNya. Sehingga segala sesuatu tepat di urutannya.
Termasuk mendahulukan satu kejadian atau perbuatan dari yang lainnya.


72. Al Muakhir (الْمُؤَخِّرُ) artinya Maha Mengakhirkan
Al Muakhir artinya Allah mengakhirkan siapa pun yang dikehendakiNya. Sehingga segala sesuatu tepat di urutannya.
Termasuk mengakhirkan satu kejadian atau perbuatan dari yang lainnya.


73. Al Awwal (الأَوَّلُ) artinya Maha Awal
Al Awwal artinya Allah maha awal. Dia ada tanpa didahului oleh sesuatu, tidak ada sesuatupun yang lebih dulu ada dariNya.


74. Al Akhir (الآخِرُ) artinya Maha Akhir
Al Akhir artinya Allah maha akhir. Dia kekal abadi selamanya, tidak ada akhirnya.

75. Adh Dhahir (الظَّاهِرُ) artinya Maha Nyata
Adh Dhahir artinya Allah maha nyata. Tanda kekuasaan dan kebesaranNya demikian nyata terpampang di alam semesta.


76. Al Bathin (الْبَاطِنُ) artinya Maha Ghaib
Al Bathin artinya Allah maha ghaib. Dia tersembunyi dari penglihatan makhlukNya, tidak ada penglihatan yang bisa mencapaiNya.


77. Al Waaliy (الْوَالِى) artinya Maha Memerintah
Al Wali artinya Allah memiliki segala sesuatu dan berkuasa atas mereka termasuk memerintahkan apa saja.
Apa yang diperintahkanNya harus dilakukan dan hukumNya harus ditegakkan.


78. Al Muta’ali (الْمُتَعَالِى) artinya Maha Tinggi
Al Muta’ali artinya Maha Tinggi. Dia paling sempurna dalam ketinggian dan terbeas dari kekurangan.


79. Al Barr (الْبَرُّ) artinya Maha Penderma
Al Barr artinya Allah selalu sayang dan melimpahkan kebaikan kepada hambaNya. Tidak ada satu makhluk pun yang luput dari kebaikan Allah.


80. At Tawwab (التَّوَّابُ) artinya Maha Pemberi Taubat
At Tawwab artinya Allah maha pemberi taubat. Asmaul Husna ke-80 ini menunjukkan bahwa Allah selalu menerima taubat hambaNya dan memaafkan kesalahan mereka.

81. Al Muntaqim (الْمُنْتَقِمُ) artinya Maha Penyiksa
Al Muntaqim artinya Allah akan menyiksa orang-orang yang durhaka kepadaNya.
Al Muntaqim juga menunjukkan bahwa Allah menyiksa orang-orang kafir yang memusuhi RasulNya.


82. Al Afuw (الْعَفُوُّ) artinya Maha Pemaaf
Al Afuw artinya Allah Maha Pemaaf. Dengan cara Dia menghapus catatan keburukan seorang hamba sehingga ia tidak dibalas dan disiksa.


83. Ar Rauf (الرَّءُوفُ) artinya Maha Pengasih
Ar Rauf artinya Allah Maha Pengasih. Allah sangat mengasihi hambaNya. Di dunia, ar Rauf mengasihi dengan memberi nikmat kepada seluruh ciptaanNya.
Namun di akhirat, ar Rauf hanya mengasihi hambaNya yang beriman.


84. Malikal Mulki (مَالِكُ الْمُلْكِ) artinya Penguasa Alam Semesta
Malikal Mulki artinya Allah Penguasa alam semesta. KekuasaanNya meliputi langit dan bumi, sehingga seluruh kehendakNya akan terlaksana di alam semesta.

85. Dzul Jalali wal Ikram (ذُو الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ) artinya Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan
Dzul Jalali wal Ikram artinya Allah Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan. Dia sempurna dalam Dzat, sifat, dan perbuatanNya serta selalu memberikan nikmat kepada hambaNya.


86. Al Muqsith (الْمُقْسِطُ) artinya Maha Adil
Al Muqsith artinya Allah Maha Adil dalam menghakimi. Allah menolong hamba yang terzalimi hingga mendapatkan haknya kembali.


87. Al Jami’ (الْجَامِعُ) artinya Maha Mengumpulkan
Al Jamir artinya Allah Maha mengumpulkan. Yakni mengumpulkan seluruh hambaNya di akhirat nanti.
Mulai Nabi Adam hingga manusia terakhir.


88. Al Ghani (الْغَنِىُّ) artinya Maha Berkecukupan
Al Ghani artinya Allah Maha Berkecukupan. Dia cukup dengan DzatNya sehingga tidak membutuhkan yang lain.


89. Al Mughni (الْمُغْنِى) artinya Maha Memberi Kekayaan
Al Mughni artinya Allah maha memberi kekayaan. Dia memberi kekayaan kepada siapapun yang dikehendakiNya dengan besaran tertentu sebagaimana dikehendakiNya.

90. Al Maani’ (الْمَانِعُ) artinya Maha Mencegah
Al Maani’ artinya Allah maha mencegah. Dia menahan dan mencegah bahaya dan musibah bagi orang-orang yang dikehendakiNya.


91. Adh Dharr (الضَّارُّ) artinya Maha Memberi Derita
Adh Dharr artinya Allah maha memberi derita bagi orang-orang yang durhaka kepadaNya.
Penderitaan dan bahaya dari Allah tidak bisa dicegah oleh siapa pun.


92. An Nafi’ (النَّافِعُ) artinya Maha Memberi Manfaat
An Nafi’ artinya Allah maha memberi manfaat bagi orang-orang yang yang dikehendakiNya.
Siapapun yang diberi manfaat oleh Allah, tidak ada satu mahkluk pun yang bisa menghalanginya.


93. An Nur (النُّورُ) artinya Maha Bercahaya
An Nur artinya Allah maha bercahaya. Dia terang dengan sendiriNya dan menerangi makhlukNya.
An Nur juga berarti Dia yang menampakkan sesuatu yang dikehendakiNya.

94. Al Hadi (الْهَادِى) artinya Maha Memberi Petunjuk
Al Hadi artinya Allah memberi petunjuk ke dalam hati orang-orang yang beriman.
Sehingga mereka yang dikehendakiNya mengetahui dan mengikuti kebenaran.


95. Al Badi’ (الْبَدِيعُ) artinya Maha Pencipta
Al Badi artinya Allah maha pencipta. Tidak ada sesuatupun yang bisa menyamai dan menandingiNya baik dalam Dzat, sifat maupun perbuatan.


96. Al Baqi (الْبَاقِى) artinya Maha Kekal
Al Baqi artinya Allah maha kekal. Dia tidak akan mati dan tidak akan binasa. Dia abadi selama-lamanya.


97. Al Warits (الْوَارِثُ) artinya Maha Pewaris
Al Warits artinya Allah maha pewaris. Yakni segala sesuatu adalah ciptaanNya dan akan kembali kepadaNya.

98. Ar Rasyid (الرَّشِيدُ) artinya Maha Menunjukkan
Ar Rasyid artinya Allah maha menunjukkan. Dia menunjukkan kepada hamba-hamba yang dikehendakiNya sehingga mereka beriman dan mengikuti petunjuk.


99. Ash Shabur (الصَّبُورُ) artinya Maha Sabar
Ash Shabur artinya Allah maha sabar.

Dia tidak terpengaruh dengan terjadinya banyak kemaksiatan sehingga buru-buru menghukumnya.
Allah justru menyimpan atau menahan hukumanNya untuk memberi kesempatan hambaNya bertaubat.

Demikianlah informasi yang dapat disampaikan walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya, terimakasih semoga bermanfaat.
Amin Wallahu a’lam bishshawwab.

Doa Sesudah Dan Sebelum Bangun Mau Tidur Malam Lengkap

Tiada sebuah amalan dalam aktivitas keseharian umat manusia selain semuanya itu memiliki hikmah dan doa-doa tertentu, mulai dari hal terkecil sampai dengan aktivitas amalan besar.
Semuanya mengandung doa masing masing yang selanjutnya terdapat hikmah-hikmah tertentu bagi orang yang mampu istiqomah dalam melaksanakan amalan yang di barengi dengan doa-doanya itu, Sehingga tidak hanya sebatas melakukan sebuah aktifitas namun ada nilai-nilai tertentu yang kelak akan berbuah pada sisi nilai amal ibadah dan amal shalih.

Termasuk dari semua adab-adaban atau tata cara pelaksanaan akan dan bangun tidur yang telah di contohkan oleh Baginda Rasulallah SAW sebagai suri tauladan bagi semua umatnya.
Tata cara pelaksanaan amalan sebelum dan sesudah tidur tersebut merupakan sebuah cerminan ataupun akhlaq mulia yang nantinya bisa di jadikan sebagai rutinitas pasti yang bernilai ibadah serta mampu menyinari diri orang yang melaksanakan amalan tersebut, Sebagaimana yang telah banyak di terangkan di beberapa kajian agama.

Dan etika yang memang selama ini perlu untuk tetap dijaga dan dilaksanakan secara konsisten oleh setiap muslim dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya agar bisa bernilai ibadah di hadapan Alloh SWT, meskipun itu berawal dari hal yang biasa saja seperti membacakan doa dan bacaan misalnya yang mungkin sangat bermanfaat bagi hal lainnya seperti bisa mengetahuinya jadwal sholat ataupun semua amalan lain yang memang sangat di anjurkan untuk dilaksanakan oleh setiap muslim di kesehariannya.

Sehingga tidak heran apabila memang etika dalam tidur tersebut menjadi salah satu bagian penting dari sunnah-sunnah Rasululloh SAW yang semestinya di contoh oleh kita semua.
Bahkan ada baiknya apabila keutamaan dan keafdholan dari etika tidur tersebut menjadi akivitas penting dalam keseharian kita, agar tetap bisa menjaga dan menunjang smeua kebutuhan kesehatan dzhahir dan bathin.

Selain tubuh sehat bugar dan tentunya semangat dalam menjalani kesibukan sehari-hari, tidur dengan secara dan sesuai dengan anjuran agama itu adalah hal yang bisa bernilai ibadah, apalagi jika tidur tersebut tujuannya untuk bisa memaksimalkan peribadahan yang tentunya sesuai dengan apa yang di anjurkan dan di sunnah oleh baginda Nabi kita tercinta sebagai panutan hidup bagi kita semua.

Sebagaimana yang telah dijelaskan dari redaksi-redaksi kitab fiqih yang bersumber kepada hadits-hadits shohih itu terdapat delapan tata cara dan etika tidur Rasululloh SAW yang selalu dilakukannya secara istiqomah setiap harinya.
Dan yang ke delapan itu diantaranya Tidur Menghadap kiblat dengan dua cara yaitu Dengan cara seseorang telentang pada tengkuknya, wajah dan bagian lekuk kedua kakinya dihadapkan kiblat, cara yang demikian bagi pria mubah dilakukan dan makruh bagi wanita.

Dan dengan cara kedua yaitu tidur dengan bertumpu pada tubuh bagian kanan sebagaimana orang yang meninggal diliang lahatnya”, tidur dengan cara ini dengan menghadapkan wajah dan tubuh bagian depan kearah kiblat. Selanjutnya adalah memperbanyak dzikir saat hendak tidur, Tidur dalam kondisi suci, Tulis pesan-pesanmu di bawah bantal, Tidurlah dalam keadaan mentaubati dosa, Jangan memaksa tidur, Persiapkan alat-alat yang digunakan untuk membersihkan diri saat bangun tidur serta yang tidak kalah penting adalah Berdoa

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Latin “Allaahumma Bismika Ahyaa wa amuutu” (Ya Allah, dengan Nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu aku mati).
Dan apabila bangun, beliau membaca: “Alhamdulillaahil Ladzii Ahyaanaa Ba’da Maa Amaatanaa Wailaihin Nusyuur”

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan)”. (HR. Muslim).

Dari keterangan yang yang dijelaskan tadi maka bisa diketahui pasti ada dua poin penting yang senantiasa bisa dilakukan bagi seorang muslim, baik ketika akan menjelang tidur maupun setelah bangun dari tidur itu sendiri.

 


-Etika Mau Tiduer Menurut Islam

1. Berintrospeksi diri (muhasabah) sesaat sebelum tidur.

2. Tidur dini atau tidur lebih awal.
Berdasarkan hadits yang bersumber dari `Aisyah Radhiallaahu anha Bahwasanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam tidur pada awal malam dan bangun pada pengujung malam, lalu beliau melakukan shalat.(Muttafaq `alaih)

3. Disunnahkan berwudhu sebelum tidur, dan berbaring miring sebelah kanan
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda: Apabila kamu akan tidur, maka berwudhu lah sebagaimana wudhu untuk shalat, kemudian berbaringlah dengan miring ke sebelah kanan.
Dan tidak mengapa berbalik kesebelah kiri nantinya.

 

4. Disunnahkan mengibaskan sperei tiga kali sebelum berbaring
Apabila seorang dari kamu akan tidur pada tempat tidurnya, maka hendaklah mengirapkan kainnya pada tempat tidurnya itu terlebih dahulu, karena ia tidak tahu apa yang ada di atasnya.
Di dalam satu riwayat dikatakan:tiga kali. (Muttafaq `alaih).

 

5. Makruh tidur tengkurap
Abu Dzar Radhiallaahu anhu menuturkan : Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam pernah lewat melintasi aku, dikala itu aku sedang berbaring tengkurap.
Maka Nabi membangunkanku dengan kakinya sambil bersabda : Wahai Junaidab (panggilan Abu Dzar), sesungguhnya berbaring seperti ini (tengkurap) adalah cara berbaringnya penghuni neraka. (H.R. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

6. Makruh tidur di atas dak terbuka
Bersumber dari `Ali bin Syaiban disebutkan bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda: “Barangsiapa yang tidur malam di atas atap rumah yang tidak ada penutupnya, maka hilanglah jaminan darinya”. (HR. Al-Bukhari di dalam al-Adab al-Mufrad, dan dinilai shahih oleh Al-Albani).

 

7. Menutup pintu, jendela dan memadamkan api dan lampu sebelum tidur
Dari Jabir Radhiallaahu ‘anhu diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam telah bersabda : Padamkanlah lampu di malam hari apa bila kamu akan tidur, tutuplah pintu, tutuplah rapat-rapat bejana-bejana dan tutuplah makanan dan minuman. (Muttafaq¡ alaih).

 

8. Membaca ayat Kursi
Dua ayat terakhir dari Surah Al-Baqarah, Surah Al-Ikhlas dan Al-Mu`awwidzatain (Al-Falaq dan An-Nas), karena banyak hadits-hadits shahih yang menganjurkan hal tersebut.

9. Membaca do`a-do`a dan dzikir
Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam , seperti : “Ya Allah, peliharalah aku dari adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan kembali segenap hamba-hamba-Mu”.
Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud dan di hasankan oleh Al Albani)

 

10. Membaca doa
“Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku mati dan aku hidup” (HR. Al Bukhari)


-Doa Mau Tidur

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَحْيَا وَبِاسْمِكَ أَمُوتُ

Latin: “Allohumma Bismika Ahyaa Wabismika Amuutu”
Artinnya: “Segala puji bagi Allah yang menghidupkan kami kembali setelah mematikan kami”

-Doa Bangun Tidur

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Latin: “Alhamdulillahi lladzi Ahyaana Ba’da Maa Amaatana Wailahinusyur”
Artinya: ” Segala Fuji bagi Alloh yang telah menghidupkan kami dan sesudahnya kami dan kepada-Nya (kami) akan dibangkitkan”

Hendaknya apabila bangun tidur membaca
” Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nya lah kami dikembalikan” (HR. Al-Bukhari)

Dan apabila di saat tidur merasa kaget atau gelisah atau merasa ketakutan, maka disunnahkan (dianjurkan) berdo`a dengan do`a berikut ini : “Aku berlindung dengan Kalimatullah yang sempurna dari murka-Nya, kejahatan hamba-hamba-Nya, dari gangguan syetan dan kehadiran mereka kepadaku” (HR. Abu Dawud dan dihasankan oleh Al Albani)

Amalan dari doa tidur itu adalah salah satu cara terbaik yang sudah dianjurkan bagi setiap umat muslim untuk lebih memahami betapa pentingnya amalan doa sesudah sebelum bangun mau tidur malam islam dan artinya ini.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Rabu, 22 Juli 2020

Bacaan Niat Doa Qunut Sholat Subuh Nazilah Witir Latin Dan Artinya

Doa Qunut merupakan sebuah bacaan yang di dalamnya berisikan kaliamt-kalimat doa permohonan selamat dunia akhirat serta di jauhkan dari bala bencana yang setiap saat bisa saja datang menghampiri.
Tidak hanya sebatas sebagai doa, tetapi qunut yang di bacakan dalam sholat juga memiliki hukum sunnah seperti halnya pada waktu subuh.


Berdasarkan jenis, qunut ini terbagi menjadi 3 kategori yaitu qunut subuh, nazilah dan qunut pada shalat witir bulan ramadhan.
Ktiganya tersebut memiliki perbedaan baik itu dari segi hukum, pelaksanaan, hingga bacaannya.

Qunut subuh adalah qunut yang berada atau di lakukan pada setiap sholat subuh, tepatnya di bacakan ketika setelah membaca doa i’tidal atau sebelum turun untuk melakukan sujud pada rakaat kedua.
Pada qunut subuh ini terjadi perbedaan pendapat dari ke empat madzhab jika menurut imam Syafi’i dan madzhab Maliki Sunnah, Sementara para ulama madzhab Hanafi dan Madzhab Hambali berpendapat tidak ada qunut pada shalat subuh.

Sedangkan untuk qunut nazilah yaitu qunut yang di lakukan selain pada sholat subuh dan witir ramadhan, dalam arti setiap waktu sholat fardhu 5 waktu.
Namun doa qunut ini di kerjakan apabila saudara umat muslim sedang di timpa musibah misalnya peperangan seperti beberapa waktu yang lalu di palestina atau cobaan lainnya.
Hukum dari qunut ini sepakat mayoritas para ulama membolehkannya.

Untuk qunut witir yaitu hanya terdapat pada bulan ramadhan yaitu di lakukan pada rakaat akhir shalat witir sepertengah akhir bulan ramadhan atau umum di laksanakan oleh myoritas masyarakat muslim indonesia yaitu sejak malam tanggal lima belas hingga akhir ramadhan tiap malam pada sholat witir yang di kerjakan setelah tarawih, serta memiliki hukum sunnah dalam arti harus di kerjakan.

Dalam peraktek pembacaan dari doa qunut ini di bacakan langsung oleh imam yang di amini oleh makmum jika sholatnya di berjamaahkan, namun apanila munfarid atau sholatnya sendiri maka langsung di bacakan sendiri secara pelan,
Dengan begitu bacaan doa qunut ini harus di fahami oleh semuanya tidak hanya oleh imam saja karena tidak dapat di pungkiri terkadang kita melaksanakan sholat secara munfarid, dan berikut adalah bacaannya.

Doa Qunut Subuh Dan Witir

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ
وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ
وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ
وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،
فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ
وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allah humah dini fiman hadait.
Wa’a fini fiman ‘afait.
Watawallani fiman tawalait.
Wabarikli fimaa a’tait.
Waqinii syarramaa qadzait.
Fainnaka taqdhi wala yuqdha ‘alait.
Wainnahu layadziluman walait.
Walaa ya’izzuman ‘adait.
Tabaa rakta rabbana wata’alait.
Falakalhamdu ‘ala maaqadzait.
Wastaghfiruka wa’atubu ilaik.
Wasallallahu ‘ala Saidina Muhammadinin nabiyil ummiyi waala aalihi wasahbihi wasalam.

Doa Qunut Nazilah

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk.Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.

Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak.
Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât.
Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.

Artinya : Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu.

Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari.
Kami mengaharapkan rahmat-Mu.
Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.
Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu.
Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat.
Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu.
Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu.
Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Doa Qunut Untuk Imam

Allaahummah dina fiiman hadaiit
wa’aafinaa fiiman ‘aafaiit
watawallanaa fiiman tawallaiit
wabaarik lana fimaa a’thiit
waqina birahmatika syarramaa qadhaiit
fa innaka taqdhii walaa yuqdhaa ‘alaik
wa innahu laa yadzillu maw wallait
walaa ya’izzu man ‘aadait
tabaarakta rabbanaa wata’ aalait
falakal hamdu ‘alaamaa qadhaiita
astaghfirukawa waatuubu ilaika
washallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammaddinin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa’alihiwa shahbihi wa sallam.

Artinya : Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan.
Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan.

Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan.
Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan.
Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum.
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin.
Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.
Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan.
Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada. Engkau (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Bagi imam ada beberapa kalimat yang harus di pelankan suaranya ketika membaca doa qunut tersebut yaitu mulai dari wa innahu laa yadzillu maw wallait, hingga astaghfirukawa waatuubu ilaika, selain itu keraskan suara agar terdengar makmum.

Demikianlah informasi yang dapat disampaikan walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya, terimakasih semoga bermanfaat.
Amin Wallahu a’lam bishshawwab.

Bacaan Doa Setelah Adzan Dan Iqomat Beserta Arab, Latin, Artinya

Doa Setelah Adzan

Adzan merupakan kata kata seruan dalam agama Islam yang umumnya menggunakan bahasa arab untuk memberitahukan bahwa akan masuknya waktu shalat, terutama shalat fardlu.


Sebelum shalat dilaksanakan, muslim disunatkan untuk mengerjakan atau mengumandangkan adzan.
Panggilan adzan pertama dilakukan oleh Bilal Bin Rabbah, salah satu sahabat Rasulullah.

Panggilan adzan biasanya dibarengi dengan Iqamah, Iqamah sendiri merupakan kata kata sebagai tanda bahwa shalat akan dimulai.
Namun tidak semua shalat menggunakan panggilan selayaknya adzan maupun Iqamah.
Shalat sunnah tidak disunahkan menggunakan adzan dan iqamah sebagai pengingat waktu shalat, kecuali shalat sunnah berjama’ah seperti tarawih, shalat ied dan lainnya.

Berikut ini penjelasan lengkap seputar doa setelah adzan.
Mulai dari Bacaan doa setelah adzan arab, bacaan doa setelah adzan latin, arti doa setelah adzan, keutamaan membaca doa setelah adzan, dan lain-lain.

Adzan dan iqamah memiliki hukum sunnat Mu’akkad untuk sholat fardhu, baik untuk sholat fardhu yang dikerjakan berjamaah (bersama sama) maupun yang dikerjakan sedirian (munfarid).
Adzan dan iqamah juga disunnahkan untuk menggunakan suara yang keras, kecuali bila anda akan melakukan sholat fardhu di Masjid, dimana jamaah lain sedang atau telah melaksanakan shalat tersebut.

Saat akan melakukan adzan atau iqmah, anda harus dalam keadaan yang suci dan telah berwudlu.
Selain itu, pelaksanaan adzan dan iqamah dilakukan dengan menghadap kiblat dan dikeraskan dengan nada yang baik.
Jika adzan umumnya disunnahkan untuk sholat fardhu, berbeda dengan shalat sunnah yang tidak disunnahkan untuk menggunakan panggilan seruan ini.

Panggilan atau seruan sholat sunnah cukup dilakukan dengan menggunakan kalimat seruan الصَّلَا ةُ الجَمِ عَه atau dalam bahasa latin adalah “Ash Shalaatul Jami’ah” yang memiliki arti marilah kita bersama sama mengerjakan shalat berjamaah.
Panggilan ini ditujukan saat anda akan memulai sholat sunnah berjamaah baik di Masjid maupun di tempat lain.

Ada pula shalat sunnah terawih yang menggunakan seruan sebagai berikut, الصَّلَا ةُ التَّرَ اوِيْحِ رَحِمَكُمُ اللهُ atau dalam bahasa latin adalah “ash shalaatut taraawiihi rahimakumullaahu” yang berarti “kerjakanlah shalat terawih semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kamu sekalian”.
Pastinya anda semua tidak asing lagi dengan seruan tersebut bukan?

Panggilan ini sangat umum digunakan oleh masjid masjid untuk menandakan bahwa sholat terawih akan segera dimulai.

 


Keterangan

Adzan sholat subuh, memiliki karakteristik atau bacaan yang sedikit berbeda dengan adzan adzan pada biasanya.

Dimana diantara kalimat “hayya ‘alal falah” (kalimat ke 5) dan “Allahu akbar, Allahu akbar” (kalimat ke 6) ditambah dengan kalimat :

الصلا ة خير من النوم

Ash shalaatu khairum minan naumi (2x)

Yang berarti : Shalat itu lebih baik daripada tidur

Saat anda mengumandangkan kalimat ‘Hayya ‘alash sholaah”, anda disunnahkan untuk berpaling ke arah kanan. Sedangkan saat anda mengumandangkan kalimat “Hayya ‘alal falah”, anda disunnahkan untuk berpaling ke arah kiri.

 


Bacaan Doa Setelah Adzan Bahasa Arab

Dari jabir bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda “Barangsiapa berkata tatkala mendengar adzan yang artinya wahai Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan sholat yang didirikan, berilah kepada nabi Muhammad wasilah (perantaraan), dan fadilah (keutamaan), dan kemuliaan dan derajat yang terpuji yang telah engkau janjikan niscaya mengenal dia syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i Ibnu Majah)

Seusai terdengar seruan adzan yang dikumandangkan oleh muadzin, baik bagi anda yang mendengar adzan maupun si muadzin yang sedang mengumandangkan adzan tersebut, anda dan mereka disunnahkan untuk membaca doa setelah adzan, sebagai berikut :

اللّهُمّ ربّ هذِهِ الدّ عْوةِ التّامّةِ والصّلاةِ القْائِمةِ اتِ سيِّدِنامُحمّدااِلوسِيْلة والْفضِيْلة والشّرف والدّ رجت الْعاِلية الرّفِيْعة وا بْعثْهُ اْلمقام اْلمحْمُوْد اِلّذِ ى وعدْنهُ اِنّك لا تُخْلِفُ اْلمِيعْاد

Selain hadis dan anjuran diatas, berikut ini juga terdapat hadis yang mendukung tentang keutamaan bila anda membaca doa sesudah adzan.
Dari Abu Daud dan Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin.
Lalu jika sudah selesai kumandang adzan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

 


Bacaan Doa Setelah Adzan Latin

Bacaan doa setelah adzan tidak boleh asal asalan dan disunnahkan untuk menggunakan bahasa arab.
Jika anda mengalami kesulitan dalam melafalkan ataupun membaca tulisan arab, anda bisa membaca dan juga menghafalkan doa setelah adzan dalam bahasa latin berikut ini :

Allahumma rabba haadzihid da’watit taammati wash shalaatil qaa- imati, aati sayyidinaa muhammadanil ‘aaliyatar rafii’ata, wab’atsthul maqaamal mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka laa tukhliful mi’aada.

Arti Bacaan Doa Setelah Adzan

Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki shalat yang didirikan.
Berilah junjungan kami Nabi Muhammad, wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan.
Sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat yang tidak akan mengubah janji.


Keutamaan Membaca Doa Setelah Adzan

Meskipun merupakan suatu amalan sunnah, doa sesudah adzan memiliki keutamaan yang sangat besar bagi bekal anda nanti di dunia maupun di akhirat. Berikut merupakan beberapa penjelasan tentang keutamaan doa sesudah adzan :

1. Waktu antara setelah adzan dan iqomah merupakan waktu yang mustajabah atau waktu yang mujarab untuk berdoa.
Jika anda berdoa diwaktu waktu tersebut, insya Allah doa doa anda akan mudah untuk dikabulkan oleh Allah SWT.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa :

قُلْ كَمَا يَقُولُو نَ فَاِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ

Artinya : Ucapkan seperti yang diucapkan muadzin, jika kamu telah selesai, berdoalah maka kamu akan diberi. (HR. Abu Daud 524, Ibn Hibban 1695 dan dihasankan Syuaib al Arnauth)

2. Bila anda menjawab dan membaca doa setelah adzan dan iqamah dikumandangkan, maka anda akan mendapat ganjaran yang sangat besar.

3. Muadzin yang mengumandangkan adzan dan orang yang mendengar adzan dijanjikan oleh Allah sebagai saksi kebaikan. Hal ini disampaikan pada sebuah hadist, dari Abu Said al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَ ى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ اِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ اِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ

Artinya : “Tidaklah suara adzan yang keras dari yang mengumandangkan adzan didengar oleh jin, manusia, dan segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 609)

4. Jawaban adzan yang ikhlas dan merupakan dorongan keyakinan dalam hati dapat mengantarkan anda menuju surga.
Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

اِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ : اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, فَقَالَ اَحَدُكُمُ: اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, ثُمَّ قَالَ : اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ, قَالَ : اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ, ثُمَّ قَالَ : اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, قَالَ : اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, ثُمَّ قَالَ : حَيَّ عَلَى الصّلاَةِ, قَالَ : لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ, ثُمَّ قَالَ : حَيَّ عَلَى الْفَلاَ حِ, , قَالَ : لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ, , ثُمَّ قَالَ : اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, قَالَ : اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, ثُمَّ قَالَ : لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ, قَالَ : لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ “

Artinya : Ketika muadzin mengumandangkan, Allahu akbar Allahu akbar, Lalu kalian menjawab : Allahu akbar Allahu akbar; Kemudian muadzin mengumandangkan : Asyhadu ‘anlaa ilaaha illallaah, Lalu kalian menjawab : Asyhadu ‘anlaa ilaaha illallaah; dan seterusnya sampai akhir adzan dikumandangkan; Siapa yang mengucapkan itu dari dalam hatinya maka akan masuk surga. (HR. Muslim 385, Abu Daud 527, dst)

5. Jawaban adzan yang anda lakukan akan menghapus dosa dosa yang anda lakukan. Dari Sa’d bin Abi Waqqash Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ : وَاَنَا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَ اللهُ, وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, وَاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, رَضِيتُ بِاللهِ رَبًا وَبِمُحَمَّدٍرَسُولاً, وَبِالاِ سْلامِ دِينًا, غُفِرَ لَهُ ذَ نْبُهُ.

Artinya : Barangsiapa yang ketika mendengar adzan dia mengucapkan : Saya juga bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Nya, aku ridha Allah sebagai Rabku, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agamaku.
Siapa yang mengucapkan itu, maka dosa dosanya akan diampuni. (HR. Ahmad 1565, Muslim 386, dst)

6. Apabila anda menjawab seruan adzan, kemudian anda membaca shalawat meskipun hanya sekali, maka Allah akan memberi shalawat baginya 10 kali.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشْرًا بِهَا عَلَيْهِ اللهُ صَلَّى صَلاةً عَلَيَّ صَلَّى مَنْ نَّهُ فَاِ ,عَلَيَّ اصَلَّو ثُمَّ ,لُ يَقُو مَا امِثْلَ لُو فَقُو نَ ذَّ الْمُؤَ سَمِعْتُمْ اِذَا

Artinya : Apabila kalian mendengar muadzin, jawablah adzannya.
Kemudian bacalah shalawat untukku. Karena orang yang membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10 kali. (HR. Muslim 384)

Makna shalawat Allah kepada makhluk Nya adalah merupakan suatu pujian yang diberikan Allah untuk makhluk tersebut dihadapan para malaikat Allah. (HR. Bukhari)

7. Berhak mendapat syafaat dari Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui permohonan wasilah.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ, فَاِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ, لاَ تَنْبَغِي اِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ, وَاَرْخُو اَنْ اَكُونَ اَنَا هُوَ, فَمَنْ سَاَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Artinya : Setelah menjawab adzan, kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku.
Wasilah adalah satu kedudukan di surga, yang tidak akan ditempati kecuali oleh salah seorang dari para hamba Allah.
Dan saya berharap, saya lah yang mendudukinya.
Siapa yang memohon kepada Allah wasilah untukku maka halal baginya syafaatku. (HR. Muslim 384)

Permohonan wasilah dilakukan setelah membaca doa sesudah adzan, berikut doa tersebut dipanjatkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّ عْوَةِ التَّامَّةِ, وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ ات مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ, وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

Artinya : Ya Allah! Saya memohon kepada Mu dengan perantara hak doa yang sempurna ini serta shalat yang ditegakkan ini, berilah wasilah (derajat di surga) dan keutamaan kepada Nabi Muhammad.
Dan tunjuklah beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan.

8. Mendapat syafaat dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam karena memohonkan maqam mahmud untuk beliau. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

اِلاَّ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَا عَةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya : Maka halal baginya syafaat di hari kiamat. (HR. Bukhari 614, Ahmad 14817, dst)

Jawaban Adzan dan Iqomah

Jika anda sedang dan telah mendengarkan suara adzan maupun iqamah, maka sunnah bagi anda untuk menjawab panggilan adzan dan iqamah tersebut.
Jawaban dari panggilan tersebut sama dengan kalimat adzan yang maupun iqamah. Namun berbeda dengan jawaban pada kalimat : “Hayya ‘alash shalah” dan “Hayya ‘alal falah”, kalimat ini dijawab dengan :

لاَحَوْلَ وَلَا قُوَةَ اِلّاَ بِا للَهِ

Laa haula walaa quwwata illa billahi

Artinya : “Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah”.

Sedangkan saat adzan subuh, ketika kita mendengar muadzdzin mengatakan kalimat berikut:

الصَّلَا ةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْ مِ

Ash shalaatu khairum minan naumi

Maka, anda harus menjawab dengan jawaban:

صَدَ قْتَ وَ بَرَرْ تَ وَاَ نَا عَلي ذ لِكَ مِنَ الشَا هِدِ يْنَ

Shadaqtawabararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy syaadiina

Artinya : Benar dan baguslah ucapanmu itu dan akupun atas yang demikian termasuk orang orang yang menyaksikan.

Sedangkan untuk jawaban yang harus anda ucapkan usai mendengar iqamah adalah:

Setiap kalimat iqamah yang telah anda dengar, dijawab sama seperti kalimat yang diucapkan oleh muadzin, terutama kecuali pada kalimat: “Qad Qaamatish”, maka dijawab dengan kalimat:

اَقَا مَهَا اللهُ وَاَ دَ ا مَهَا وَجَعَلَنِيْ مِنْ صَا لِحِيْ اَهْلِهَا

Aqaamahallaahu wa adaamahaa waja’alanii min shaalihi ahlihaa

Semoga Allah mendirikan shalat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang yang sebaik baiknya ahli shalat.


Doa Setelah Mendengar Iqamat

Terdapat bacaan setelah adzan, maka ada pula bacaan setelah anda mendengarkan iqmat, berikut doa setelah mendengarkan iqamat adalah:

الّلهُمَّ رَ بَّ هذِ هِ الدَّ عْوَ ةِ التَا مَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَا ئِمَةِ صَلِ وَسَلِّمْ عَلي سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَاتِهِ سُوْ لَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ


Bacaan Doa Setelah Mendengar Iqamat Latin

Berikut cara membaca doa setelah mendengar iqamat yang ditulis dalam bahasa latin, untuk mempermudah anda apabila anda mengalami kesulitan untuk membaca huruf arab :

Allahumma rabba hadzihid da’watit taammati wash shalaatil qaa –imati, shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin, wa aatihi su’lahu yaumal qiyaamati.


Arti Doa Setelah Mendengar Iqamat

Artinya : “Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki shalat yang ditegakkan, curahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah kabulkan segala permohonannya pada hari kiamat”.

Nah, itulah beberapa informasi mengenai doa setelah adzan.
Tentu sudah sepatutnya kita sebagai orang muslim mengamalkan doa-doa yang telah dijelaskan dan dijabarkan diatas. Dengan begitu, insyaallah hidup pun akan lebih tenang, damai, dan tentram.

Bacaan doa setelah adzan arab, bacaan doa setelah adzan latin, arti doa setelah adzan, keutamaan membaca doa setelah adzan, dan lain-lain.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Niat Tata Cara Bacaan Doa Mandi Wajib Besar Junub Yang Benar

Mandi wajib, adus atau junub merupakan aktivitas mandi yang di sebabkan oleh sesuatu yang mewajibkan untuk mandi tersebut seperti contoh karena mimpi basah, bersenggama antara suami istri dan lain sebagainya.


Kewajiban dari mandi wajib ini berhubungan langsung dengan segala peribadahan, di mana seseorang yang memiliki hadats besar apabila belum melakukan mandi wajib maka bagi dia tidak di perbolehkan melakukan ibadah seperti halnya sholat, thawaf dan semisalnya.

Bagi umat islam sudah tentu mendengar kalimat mandi junub atau mandi besar bukanlah sesuatu yang di anggap asing, bahkan ucapan tersebut seakan sudah begitu populer di telinga setiap orang tanpa ada yang mengajarkan dalam arti berkembang dengan sendirinya begitu saja dari mulut ke mulut.

Sehingga pemahan pada mandi wajib pun hanya sebatas pengetahuan yang tanpa di dasari keilmuan yang benar atau hanya tahu sebagian-sebagian saja tidak sampai mengetahui bagaimana tata caranya secara lengkap dan aturan-aturan dalam mendi tersebut.

Perlu di ketahui secara jelas bahwa mandi wajib ini tidak jauh berbeda dengan ibadah lain dalam arti memiliki aturan-aturan yang harus di patuhi oleh orang yang akan atau sedang mengerjakannya, yang mana bukan hanya niat saja tetapi juga aktivitas pengerjaannya harus di lakukan secara tertib sesuai sunnah rasulullah saw.


Selain mandi wajib contoh dalam sholat yang mana tidak hanya membacakan bacaan sholat saja akan tetapi pelaksanaan yang di lakukannya harus mematahui aturan-aturan yang telah di tentukan dalam syariat, apalagi dalam mandi wajib sebagai penghilang hadas besar.

Mandi wajib menjadi salah satu lawan dari mandi biasa yang di lakukan dalam keseharian bertujuan untuk membersihkan badan saja.
Tetapi dalam mandi wajib ini hanya di lakukan karena sebab tertentu misalnya setelah melakukan aktivitas suami istri seperti malam pertama, karena keluarnya air mani, sesudah haid, melahirkan, sehabis nifas dan madi besar untuk mayit.


Apabila sudah selesai dari salah satu perkara tersebut di wajibkan baginya untuk melakukan mandi besar sesuai yang sudah di tentukan aturannya dalam syariat agama.

Apabila sesudah haid atau berhubungan antara suami istri dan setelah keluar mani tidak melakukan mandi wajib maka akibatnya sangat patal sekali yaitu di larang bagi dia untuk melakukan peribadahan misal tidak boleh mengerjakan sholat, thawaf dan membaca Al-Qur’an.

Sehingga dengan begitu mengetahui hingga mengenal bagaimana panduan secara lengkap tata cara dari mandi besar menjadi sebuah keharusan bagi orang yang sudah menginjak dewasa baik itu laki-laki atau perempuan karena pasti setiap orang dalam hidupnya akan sering melakukan aktivitas ini.

Lalu bagaimana dengan mandi adus atau mandi besar ketika akan shalat jum’at, sebalum shalat idul adha dan idul fitri, hendak sholat istisqa, mandi hendak sholat gerhana dan matahari, sehabis memandikan mayit, bagi orang kafir yang masuk Islam, sembuh dari gila, hendak Ihram, wuquf di Arafah, hendak thowaf,
ketika akan masuk kota makah dan madinah dan yang lainnya semua mandi untuk hal tersebut hukumnya sunnah untuk di lakukan, meskipun sunnah dalam tata cara pelaksanaannya hampir sama persis dengan mandi wajib.

Tata Cara Mandi WajibAdus Junub

Mandi junub-besar harus diniatkan ikhlas semata karena Allah Ta’ala dalam rangka menta’atinya dan beribadah kepadaNya semata.

Niat Mandi Wajib Junub

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul Ghusla Liraf’il Hadatsil Akbari Fardhan Lillah Ta’alaa

Artinya : Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Taala.


Dalam mandi junub-jinabat-besar, harus dipastikan bahwa air telah mengenai seluruh tubuh sampaipun kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh di manapun di seluruh tubuh kita.
Karena itu siraman air itu harus pula dibantu dingan jari jemari tangan yang mengantarkan air itu ke bagian tubuh yang paling tersembunyi sekalipun.

Mandi junub-jinabat-besar dimulai dengan membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan, masing-masing tiga kali dan cara membasuhnya dengan mengguyur kedua telapak tangan itu dengan air yang diambil dengan gayung.
Dan bukannya dengan mencelupkan kedua telapak tangan itu ke bak air.


Setelah itu mengambil air dengan telapak tangan untuk mencuci kemaluan dengan telapak tangan kiri sehingga bersih.

Kemudian telapak tangan kiri itu digosokkan ke lantai atau ke tembok sebanyak tiga kali. Dan setelah itu dicuci dengan air.

Setelah itu berwudlu ‘sebagaimana cara berwudlu’ untuk shalat.

Kemudian mengguyurkan air di mulai dari pundak kanan terus ke kepala dan seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan air dengan jari tangan ke sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot dan kumis serta rambut mana saja di tubuh kita sehingga air itu rata mengenai seluruh tubuh.

Kemudian bila diyakini bahwa air telah mengenai seluruh tubuh, maka mandi itu diakhiri dengan membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki.

Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kain handuk atau kain apa saja untuk mengeringkan badan itu.

Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabat itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. HR At-TIrmidzi Menyela pangkal rambut hanya khusus bagi laki-laki.


Bagi perempuan, cukup dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan menggosoknya, tapi jangan mengurai membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadist yand diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya kepada Rasulullah, Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran.

Mengguyur tubuhnya yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas sampai ke bawah, kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi pusar, bawah ketiak, lutut, dan lainnya, dan diriwatkan Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda :
Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadanya demikian dan demikian dari api neraka “. HR. Abu Dawud.

Untuk mengenal lebih jauh dari pembahasan niat mandi wajib secara lengkap, anda yang belum paham bisa membacanya lagi pada artikel lain yang sama-sama kami juga membahas semua yang berkaitan langsung dengan niat tata cara bacaan doa mandi wajib besar junub yang benar bagi wanita berhubungan suami istri penyebab laki-laki nifas pria selepas dan lain sebagainya.
Mohon maaf apabila pada kesempatan ini pembahasannya cukup simpel dan sederhana, mudah-mudahan saja bisa bermanfaat.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Kisah Nikmatnya Surga Dan Dahsyatnya Neraka Menurut Islam

Salah satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar).
Salah satunya berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 24-25).

Mengimani surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa.

Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133), dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).

Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H) menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah dua makhluq yang kekal, tak akan punah dan binasa.
Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluq lain”.


Surga Dan Kenikmatannya

Allah Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara.
Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”.

Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia dan seisinya”.
Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang besar.

 

Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13).

 

Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga secara ringkas.
Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surgaNya.

Penamaan Surga

Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al jannah untuk menyebut pohon kurma.
Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata.

Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya : Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.

 


Pintu-Pintu Surga

Surga memiliki pintu-pintu.
Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”.

Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.

Tingkatan Surga

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”.

Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”.

 


Bangunan-Bangunan dalam Surga

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20).
Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”

Makanan Penghuni Surga

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21).
Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25).

Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan keserupaan dalam ayat diatas dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar.”

 


Minuman Penghuni Surga

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6).


Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak yang disebut kafur.
Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air jadilah ia minuman memabukkan”.

Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain.


Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe” (QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul darinya.

Dahsyatnya Neraka

Neraka disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya.
Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang paling besar.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192).

 

Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.”
Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)

Penamaan Neraka

An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar.
Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64).
Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya Jahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)

 


Pintu-Pintu Neraka

“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al Hijr : 44).
Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan, sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.

Kedalaman Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh.
Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’.
Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu.
Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’.


Bahan Bakar Neraka

“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 24).


Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya.
Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)

Panas Api Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam.
Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.


Makanan Penghuni Neraka

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7).
Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”.
Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”.
Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.

Minuman Penghuni Neraka

“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17).
Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “
Diberi minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47).


Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu melelehkan isi perut dan mencerai beraikan kulit mereka yang meminumnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).


Mengingat Nikmat Surga dan Adzab Neraka Sumber Rasa Khusyu’ dalam Hati

Yahya bin Mu’adz berkata, “Rasa takut di dalam hati bisa tumbuh dari tiga hal.
Yaitu senantiasa berpikir seraya mengambil pelajaran, merindukan Surga seraya memendam rasa cinta, dan mengingat Neraka seraya menambah ketakutan.”
Hendaklah diri kita tidak pernah merasa aman dari adzab neraka.

Sulaiman At Taimi pernah berkata, “Aku tidak tahu apa yang tampak jelas bagiku dari Rabbku. Aku mendengar Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”. (QS. Az Zumar : 47).

Semoga tulisan ini dapat menambah rasa takut dan harap kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memotivasi kita untuk meningkatkan amal shalih, dan menjauhi larangan-laranganNya.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Lengkap Arab, Latin, Dan Artinya

Di namakan dengan sholat dhuha, di karenakan ibadah ini pelaksanaannya di lakukan tepat pada waktu dhuha, sementara untuk waktu dhuha sendiri yaitu mulai dari pagi hari sesudah matahari terbit dan mulai meninggi kira-kira ukuran 7 hasta sejak terbitnya atau jika di hitung menurut jam kurang lebih + 07.00 hingga menjelang masuk waktu sholat Dhuhur.


Namun dalam pelaksanaannya kebanyakan umat muslim melakukan sholat sunnah ini di pagi hari atau awal waktu dhuha mulai masuk.

Maka keluar dari ketentuan di atas tidak ada lagi yang di namakan dengan sholat sunnah dhuha, misalnya ingin melaksanakan sholat dhuha jam 4 malam sebelum subuh atau sebaliknya jam 2 siang hari setelah dhuhur maka itu tidak bisa lagi di namakan dengan sholat dhuha, tetapi mungkin akan lebih tepat dengan sholat sunnah lainnya.
Serta ketetapan ini yang di akui oleh kebanyak ulama-ulama di dalam kitabnya.

Sementara mengenai panduan tata cara, waktu mengucapkan niat serta doa sholat dhuha tidak memiliki perbedaan dengan sholat pada umumnya baik itu yang di wajibkan 5 waktu atau sholat sunnah lain yaitu di mulai dengan niat ketika takhbirotul ikhram dan di akhiri dengan salam sambil menengok kanan dan kiri,
setelah itu di lanjut dengan membacakan dzikir atau berdoa dan bacaan-bacaan lainnya.

 

Dalam melaksanakan sholat dhuha, terdapat beberapa pilihan jumlah rakaat yang bisa di pilih sesuai ke ikhlasan dan kemampuan masing-masing, mulai dari 2 rakaat langsung salam berdoa dan berhenti dua rakaat saja, atau jika mampu bisa melaksanakan 4, 8 hingga 12 rakaat dengan masing-masing 2 rakaat satu kali salam.
Semakin banyak banyak jumlah rakaat yang di kerjakan maka akan semakin besar pula pahalanya.

 

Di anjurkannya sholat dhuha tidak hanya sebatas perintah saja tanpa di sertai rahasia besar dari keutamaan dan keitimewaan sholat sunnah ini.
Bahkan dalam salah satu hadits di jelaskan “Rasulullah SAW bersabda, Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi).

Bahkan yang lebih menarik lagi, dalam keterangan lain ada yang menjelaskan bahwa siapa saja yang mau ikhlas mengerjakan sholat dhuha terlebih secara dawam, bisa di cukup kan kebutuhan kesehariannya.
“Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (Sholat Dhuha) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya” (HR.Hakim dan Thabrani).

 


Tata cara Melaksanakan sholat Dhuha

1. Membaca menghadirkan niat di dalam hati berbarengan dengan Takhbiratul Ikhram.

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatad dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala.

Artinya : Aku niat melakukan shalat sunat dhuha 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala.

2. Membaca doa Iftitah seperti pada sholat yang biasa.

3. Membaca surat Fatihah.

4. Membaca salah satu surat dari Al-Quran sesuai yang di fahami, Namun untuk Afdholnya pada rakaat pertama membaca surat Asy-Syams dan pada rakaat kedua surat Al-Lail, Selanjutnya Ruku’ bacaan saat ruku yaitu tasbih tiga kali.

5. I’tidal dan membaca doanya.

6. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali.

7. Duduk diantara dua sujud sambil membaca doanya.

8. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali.

9. Sesudah rakaat pertama selesai, di lanjut berdiri lagi untuk mengerjakan rakaat kedua sebagaimana cara diatas.

10. kemudian Tasyahud akhir sambil membaca doa setelah selesai maka membaca salam dua kali sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

11. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Doa Setelah Sholat Dhuha

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.
Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadakash shalihin.

Artinya : “Ya Alloh, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Itulah pembahasan kali ini yang berkaitan dengan bacaan niat tata cara doa setelah sholat dhuha latin lengkap, dzikir setelah, keutamaan shalat, 4 rakaat, mp3, rahasia, dan lain sebagainya.
Mudah-mudahan tulisan yang cukup sekilas ini dapat memberikan manfaat besar, terutama yang ingin melaksanakan sholat dhuha namun belum paham tata caranya, silahkan pelajari pembahasan di atas.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Pengertian Riba Jahiliah Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah Lengkap

Definisi Riba Riba menurut bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membes...