Rabu, 22 Juli 2020

Bacaan Niat Doa Qunut Sholat Subuh Nazilah Witir Latin Dan Artinya

Doa Qunut merupakan sebuah bacaan yang di dalamnya berisikan kaliamt-kalimat doa permohonan selamat dunia akhirat serta di jauhkan dari bala bencana yang setiap saat bisa saja datang menghampiri.
Tidak hanya sebatas sebagai doa, tetapi qunut yang di bacakan dalam sholat juga memiliki hukum sunnah seperti halnya pada waktu subuh.


Berdasarkan jenis, qunut ini terbagi menjadi 3 kategori yaitu qunut subuh, nazilah dan qunut pada shalat witir bulan ramadhan.
Ktiganya tersebut memiliki perbedaan baik itu dari segi hukum, pelaksanaan, hingga bacaannya.

Qunut subuh adalah qunut yang berada atau di lakukan pada setiap sholat subuh, tepatnya di bacakan ketika setelah membaca doa i’tidal atau sebelum turun untuk melakukan sujud pada rakaat kedua.
Pada qunut subuh ini terjadi perbedaan pendapat dari ke empat madzhab jika menurut imam Syafi’i dan madzhab Maliki Sunnah, Sementara para ulama madzhab Hanafi dan Madzhab Hambali berpendapat tidak ada qunut pada shalat subuh.

Sedangkan untuk qunut nazilah yaitu qunut yang di lakukan selain pada sholat subuh dan witir ramadhan, dalam arti setiap waktu sholat fardhu 5 waktu.
Namun doa qunut ini di kerjakan apabila saudara umat muslim sedang di timpa musibah misalnya peperangan seperti beberapa waktu yang lalu di palestina atau cobaan lainnya.
Hukum dari qunut ini sepakat mayoritas para ulama membolehkannya.

Untuk qunut witir yaitu hanya terdapat pada bulan ramadhan yaitu di lakukan pada rakaat akhir shalat witir sepertengah akhir bulan ramadhan atau umum di laksanakan oleh myoritas masyarakat muslim indonesia yaitu sejak malam tanggal lima belas hingga akhir ramadhan tiap malam pada sholat witir yang di kerjakan setelah tarawih, serta memiliki hukum sunnah dalam arti harus di kerjakan.

Dalam peraktek pembacaan dari doa qunut ini di bacakan langsung oleh imam yang di amini oleh makmum jika sholatnya di berjamaahkan, namun apanila munfarid atau sholatnya sendiri maka langsung di bacakan sendiri secara pelan,
Dengan begitu bacaan doa qunut ini harus di fahami oleh semuanya tidak hanya oleh imam saja karena tidak dapat di pungkiri terkadang kita melaksanakan sholat secara munfarid, dan berikut adalah bacaannya.

Doa Qunut Subuh Dan Witir

اَللّهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ
وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ
وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ
وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ
وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،
فَاِ نَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضَى عَلَيْكَ
وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ
وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ
فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ
وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allah humah dini fiman hadait.
Wa’a fini fiman ‘afait.
Watawallani fiman tawalait.
Wabarikli fimaa a’tait.
Waqinii syarramaa qadzait.
Fainnaka taqdhi wala yuqdha ‘alait.
Wainnahu layadziluman walait.
Walaa ya’izzuman ‘adait.
Tabaa rakta rabbana wata’alait.
Falakalhamdu ‘ala maaqadzait.
Wastaghfiruka wa’atubu ilaik.
Wasallallahu ‘ala Saidina Muhammadinin nabiyil ummiyi waala aalihi wasahbihi wasalam.

Doa Qunut Nazilah

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْتَعِينُكَ وَنَسْتَغْفِرُكَ وَنَسْتَهْدِيكَ وَنُؤْمِنُ بِكَ وَنَتَوَكَّلُ عَلَيْكَ وَنُثْنِي عَلَيْكَ الْخَيْرَ كُلَّهُ نَشْكُرَكَ وَلَا نَكْفُرُكَ وَنَخْلَعُ وَنَتْرُكُ مَنْ يَفْجُرُكَ اللَّهُمَّ إيَّاكَ نَعْبُدُ وَلَك نُصَلِّي وَنَسْجُدُ وَإِلَيْكَ نَسْعَى وَنَحْفِدُ نَرْجُو رَحْمَتَك وَنَخْشَى عَذَابَكَ إنَّ عَذَابَك الْجِدَّ بِالْكُفَّارِ مُلْحَقٌ
اللَّهُمَّ عَذِّبْ الْكَفَرَةَ وَالْمُشْرِكِينَ أَعْدَاءَ الدِّينِ الَّذِينَ يَصُدُّونَ عَنْ سَبِيلِك وَيُكَذِّبُونَ رُسُلَك وَيُقَاتِلُونَ أَوْلِيَاءَك اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إنَّك قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ اللَّهُمَّ أَصْلِحْ ذَاتَ بَيْنِهِمْ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَاجْعَلْ فِي قُلُوبِهِمْ الْإِيمَانَ وَالْحِكْمَةَ وَثَبِّتْهُمْ عَلَى مِلَّةِ نَبِيِّك وَرَسُولِك وَأَوْزِعْهُمْ أَنْ يُوفُوا بِعَهْدِك الَّذِي عَاهَدْتهمْ عَلَيْهِ وَانْصُرْهُمْ عَلَى عَدُوِّهِمْ وَعَدُوِّك إلَهَ الْحَقِّ وَاجْعَلْنَا مِنْهُمْ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Allâhumma innâ nasta‘înuka wa nastaghfiruk, wa nastahdîka wa nu’minu bik wa natawakkalu alaik, wa nutsnî alaikal khaira kullahu nasykuruka wa lâ nakfuruk, wa nakhla‘u wa natruku man yafjuruk.Allâhumma iyyâka na‘budu, wa laka nushallî wa nasjud, wa ilaika nas‘â wa nahfid, narjû rahmataka wa nakhsyâ adzâbak, inna adzâbakal jidda bil kuffâri mulhaq.

Allâhumma adzzibil kafarata wal musyrikîn, a‘dâ’ad dînilladzîna yashuddûna ‘an sabîlik, wa yukadzzibûna rusulaka wa yuqâtilûna auliyâ’ak.
Allâhummaghfir lil mu’minîna wal mu’minât, wal muslimîna wal muslimât, al-ahyâ’i minhum wal amwât, innaka qarîbun mujîbud da‘awât.
Allâhumma ashlih dzâta bainihim, wa allif baina qulûbihim, waj‘al fî qulûbihimul îmâna wal hikmah, wa tsabbithum alâ dînika wa rasûlik, wa auzi‘hum an yûfû bi‘ahdikalladzî ‘âhadtahum alaih, wanshurhum ala ‘aduwwihim wa ‘aduwwika ilâhal haq, waj‘alnâ minhum, wa shallallâhu alâ sayyidinâ muhammadin wa alâ âlihi wa shahbihî wa sallam.

Artinya : Tuhan kami, kami memohon bantuan-Mu, meminta ampunan-Mu, mengharap petunjuk-Mu, beriman kepada-Mu, bertawakkal kepada-Mu, memuji-Mu, bersyukur dan tidak mengingkari atas semua kebaikan-Mu, dan kami menarik diri serta meninggalkan mereka yang mendurhakai-Mu.

Tuhan kami, hanya Kau yang kami sembah, hanya kepada-Mu kami hadapkan shalat ini dan bersujud, hanya kepada-Mu kami berjalan dan berlari.
Kami mengaharapkan rahmat-Mu.
Kami takut pada siksa-Mu karena siksa-Mu yang keras itu akan menimpa orang-orang kafir.
Tuhan kami, jatuhkan azab-Mu kepada orang-orang kafir dan musyrik, (mereka) musuh-musuh agama yang berupaya menghalangi orang lain dari jalan-Mu, mereka yang mendustakan rasul-Mu, dan mereka yang memusuhi kekasih-kekasih-Mu.
Ya Allah, ampunilah hamba-hamba-Mu yang beriman laki-laki dan perempuan, kaum muslimin dan muslimat, baik yang hidup maupun yang sudah wafat.
Sungguh, Engkau maha dekat dan pendengar segala munajat. Tuhanku, damaikan pertikaian di antara kaum muslimin, bulatkan hati mereka, masukkan kekuatan iman dan hikmah di qalbu mereka, tetapkan mereka di jalan nabi dan rasul-Mu, ilhami mereka untuk memenuhi perjanjian yang telah Kauikat dengan mereka, bantulah mereka mengatasi musuh mereka dan seteru-Mu.
Wahai Tuhan hak, masukkanlah kami ke dalam golongan mereka itu.
Semoga shalawat dan salam Allah tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, dan para sahabatnya.

Doa Qunut Untuk Imam

Allaahummah dina fiiman hadaiit
wa’aafinaa fiiman ‘aafaiit
watawallanaa fiiman tawallaiit
wabaarik lana fimaa a’thiit
waqina birahmatika syarramaa qadhaiit
fa innaka taqdhii walaa yuqdhaa ‘alaik
wa innahu laa yadzillu maw wallait
walaa ya’izzu man ‘aadait
tabaarakta rabbanaa wata’ aalait
falakal hamdu ‘alaamaa qadhaiita
astaghfirukawa waatuubu ilaika
washallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammaddinin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa’alihiwa shahbihi wa sallam.

Artinya : Ya Allah tunjukkanlah akan daku sebagaiman mereka yang telah Engkau tunjukkan.
Dan berilah kesihatan kepadaku sebagaimana mereka yang Engkau telah berikan kesihatan.

Dan peliharalah daku sebagaimana orang yang telah Engkau peliharakan.
Dan berilah keberkatan bagiku pada apa-apa yang telah Engkau kurniakan.
Dan selamatkan aku dari bahaya kejahatan yang Engkau telah tentukan.
Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan kena hukum.
Maka sesungguhnya tidak hina orang yang Engkau pimpin.
Dan tidak mulia orang yang Engkau memusuhinya.
Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha tinggi Engkau.
Maha bagi Engkau segala pujian di atas yang Engkau hukumkan.
Ku memohon ampun dari Engkau dan aku bertaubat kepada. Engkau (Dan semoga Allah) mencurahkan rahmat dan sejahtera ke atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.

Bagi imam ada beberapa kalimat yang harus di pelankan suaranya ketika membaca doa qunut tersebut yaitu mulai dari wa innahu laa yadzillu maw wallait, hingga astaghfirukawa waatuubu ilaika, selain itu keraskan suara agar terdengar makmum.

Demikianlah informasi yang dapat disampaikan walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya, terimakasih semoga bermanfaat.
Amin Wallahu a’lam bishshawwab.

Bacaan Doa Setelah Adzan Dan Iqomat Beserta Arab, Latin, Artinya

Doa Setelah Adzan

Adzan merupakan kata kata seruan dalam agama Islam yang umumnya menggunakan bahasa arab untuk memberitahukan bahwa akan masuknya waktu shalat, terutama shalat fardlu.


Sebelum shalat dilaksanakan, muslim disunatkan untuk mengerjakan atau mengumandangkan adzan.
Panggilan adzan pertama dilakukan oleh Bilal Bin Rabbah, salah satu sahabat Rasulullah.

Panggilan adzan biasanya dibarengi dengan Iqamah, Iqamah sendiri merupakan kata kata sebagai tanda bahwa shalat akan dimulai.
Namun tidak semua shalat menggunakan panggilan selayaknya adzan maupun Iqamah.
Shalat sunnah tidak disunahkan menggunakan adzan dan iqamah sebagai pengingat waktu shalat, kecuali shalat sunnah berjama’ah seperti tarawih, shalat ied dan lainnya.

Berikut ini penjelasan lengkap seputar doa setelah adzan.
Mulai dari Bacaan doa setelah adzan arab, bacaan doa setelah adzan latin, arti doa setelah adzan, keutamaan membaca doa setelah adzan, dan lain-lain.

Adzan dan iqamah memiliki hukum sunnat Mu’akkad untuk sholat fardhu, baik untuk sholat fardhu yang dikerjakan berjamaah (bersama sama) maupun yang dikerjakan sedirian (munfarid).
Adzan dan iqamah juga disunnahkan untuk menggunakan suara yang keras, kecuali bila anda akan melakukan sholat fardhu di Masjid, dimana jamaah lain sedang atau telah melaksanakan shalat tersebut.

Saat akan melakukan adzan atau iqmah, anda harus dalam keadaan yang suci dan telah berwudlu.
Selain itu, pelaksanaan adzan dan iqamah dilakukan dengan menghadap kiblat dan dikeraskan dengan nada yang baik.
Jika adzan umumnya disunnahkan untuk sholat fardhu, berbeda dengan shalat sunnah yang tidak disunnahkan untuk menggunakan panggilan seruan ini.

Panggilan atau seruan sholat sunnah cukup dilakukan dengan menggunakan kalimat seruan الصَّلَا ةُ الجَمِ عَه atau dalam bahasa latin adalah “Ash Shalaatul Jami’ah” yang memiliki arti marilah kita bersama sama mengerjakan shalat berjamaah.
Panggilan ini ditujukan saat anda akan memulai sholat sunnah berjamaah baik di Masjid maupun di tempat lain.

Ada pula shalat sunnah terawih yang menggunakan seruan sebagai berikut, الصَّلَا ةُ التَّرَ اوِيْحِ رَحِمَكُمُ اللهُ atau dalam bahasa latin adalah “ash shalaatut taraawiihi rahimakumullaahu” yang berarti “kerjakanlah shalat terawih semoga Allah melimpahkan rahmat kepada kamu sekalian”.
Pastinya anda semua tidak asing lagi dengan seruan tersebut bukan?

Panggilan ini sangat umum digunakan oleh masjid masjid untuk menandakan bahwa sholat terawih akan segera dimulai.

 


Keterangan

Adzan sholat subuh, memiliki karakteristik atau bacaan yang sedikit berbeda dengan adzan adzan pada biasanya.

Dimana diantara kalimat “hayya ‘alal falah” (kalimat ke 5) dan “Allahu akbar, Allahu akbar” (kalimat ke 6) ditambah dengan kalimat :

الصلا ة خير من النوم

Ash shalaatu khairum minan naumi (2x)

Yang berarti : Shalat itu lebih baik daripada tidur

Saat anda mengumandangkan kalimat ‘Hayya ‘alash sholaah”, anda disunnahkan untuk berpaling ke arah kanan. Sedangkan saat anda mengumandangkan kalimat “Hayya ‘alal falah”, anda disunnahkan untuk berpaling ke arah kiri.

 


Bacaan Doa Setelah Adzan Bahasa Arab

Dari jabir bahwasannya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda “Barangsiapa berkata tatkala mendengar adzan yang artinya wahai Tuhan yang mempunyai seruan yang sempurna ini dan sholat yang didirikan, berilah kepada nabi Muhammad wasilah (perantaraan), dan fadilah (keutamaan), dan kemuliaan dan derajat yang terpuji yang telah engkau janjikan niscaya mengenal dia syafaatku pada hari kiamat.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i Ibnu Majah)

Seusai terdengar seruan adzan yang dikumandangkan oleh muadzin, baik bagi anda yang mendengar adzan maupun si muadzin yang sedang mengumandangkan adzan tersebut, anda dan mereka disunnahkan untuk membaca doa setelah adzan, sebagai berikut :

اللّهُمّ ربّ هذِهِ الدّ عْوةِ التّامّةِ والصّلاةِ القْائِمةِ اتِ سيِّدِنامُحمّدااِلوسِيْلة والْفضِيْلة والشّرف والدّ رجت الْعاِلية الرّفِيْعة وا بْعثْهُ اْلمقام اْلمحْمُوْد اِلّذِ ى وعدْنهُ اِنّك لا تُخْلِفُ اْلمِيعْاد

Selain hadis dan anjuran diatas, berikut ini juga terdapat hadis yang mendukung tentang keutamaan bila anda membaca doa sesudah adzan.
Dari Abu Daud dan Ahmad, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Ucapkanlah sebagaimana disebutkan oleh muadzin.
Lalu jika sudah selesai kumandang adzan, berdoalah, maka akan diijabahi (dikabulkan).” (HR. Abu Daud dan Ahmad)

 


Bacaan Doa Setelah Adzan Latin

Bacaan doa setelah adzan tidak boleh asal asalan dan disunnahkan untuk menggunakan bahasa arab.
Jika anda mengalami kesulitan dalam melafalkan ataupun membaca tulisan arab, anda bisa membaca dan juga menghafalkan doa setelah adzan dalam bahasa latin berikut ini :

Allahumma rabba haadzihid da’watit taammati wash shalaatil qaa- imati, aati sayyidinaa muhammadanil ‘aaliyatar rafii’ata, wab’atsthul maqaamal mahmuudal ladzii wa’adtahu innaka laa tukhliful mi’aada.

Arti Bacaan Doa Setelah Adzan

Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan ini, yang sempurna dan memiliki shalat yang didirikan.
Berilah junjungan kami Nabi Muhammad, wasilah dan keutamaan serta kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia tempat yang terpuji sebagaimana Engkau telah janjikan.
Sesungguhnya Engkau ya Allah Dzat yang tidak akan mengubah janji.


Keutamaan Membaca Doa Setelah Adzan

Meskipun merupakan suatu amalan sunnah, doa sesudah adzan memiliki keutamaan yang sangat besar bagi bekal anda nanti di dunia maupun di akhirat. Berikut merupakan beberapa penjelasan tentang keutamaan doa sesudah adzan :

1. Waktu antara setelah adzan dan iqomah merupakan waktu yang mustajabah atau waktu yang mujarab untuk berdoa.
Jika anda berdoa diwaktu waktu tersebut, insya Allah doa doa anda akan mudah untuk dikabulkan oleh Allah SWT.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda bahwa :

قُلْ كَمَا يَقُولُو نَ فَاِذَا انْتَهَيْتَ فَسَلْ تُعْطَهْ

Artinya : Ucapkan seperti yang diucapkan muadzin, jika kamu telah selesai, berdoalah maka kamu akan diberi. (HR. Abu Daud 524, Ibn Hibban 1695 dan dihasankan Syuaib al Arnauth)

2. Bila anda menjawab dan membaca doa setelah adzan dan iqamah dikumandangkan, maka anda akan mendapat ganjaran yang sangat besar.

3. Muadzin yang mengumandangkan adzan dan orang yang mendengar adzan dijanjikan oleh Allah sebagai saksi kebaikan. Hal ini disampaikan pada sebuah hadist, dari Abu Said al Khudri Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَ ى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ اِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ اِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ

Artinya : “Tidaklah suara adzan yang keras dari yang mengumandangkan adzan didengar oleh jin, manusia, dan segala sesuatu yang mendengarnya melainkan itu semua akan menjadi saksi pada hari kiamat.” (HR. Bukhari 609)

4. Jawaban adzan yang ikhlas dan merupakan dorongan keyakinan dalam hati dapat mengantarkan anda menuju surga.
Dari Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

اِذَا قَالَ الْمُؤَذِّنُ : اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, فَقَالَ اَحَدُكُمُ: اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, ثُمَّ قَالَ : اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ, قَالَ : اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ, ثُمَّ قَالَ : اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, قَالَ : اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, ثُمَّ قَالَ : حَيَّ عَلَى الصّلاَةِ, قَالَ : لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ, ثُمَّ قَالَ : حَيَّ عَلَى الْفَلاَ حِ, , قَالَ : لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ, , ثُمَّ قَالَ : اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, قَالَ : اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ, ثُمَّ قَالَ : لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ, قَالَ : لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ مِنْ قَلْبِهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ “

Artinya : Ketika muadzin mengumandangkan, Allahu akbar Allahu akbar, Lalu kalian menjawab : Allahu akbar Allahu akbar; Kemudian muadzin mengumandangkan : Asyhadu ‘anlaa ilaaha illallaah, Lalu kalian menjawab : Asyhadu ‘anlaa ilaaha illallaah; dan seterusnya sampai akhir adzan dikumandangkan; Siapa yang mengucapkan itu dari dalam hatinya maka akan masuk surga. (HR. Muslim 385, Abu Daud 527, dst)

5. Jawaban adzan yang anda lakukan akan menghapus dosa dosa yang anda lakukan. Dari Sa’d bin Abi Waqqash Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ قَالَ حِينَ يَسْمَعُ الْمُؤَذِّنَ : وَاَنَا اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَ اللهُ, وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ, وَاَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, رَضِيتُ بِاللهِ رَبًا وَبِمُحَمَّدٍرَسُولاً, وَبِالاِ سْلامِ دِينًا, غُفِرَ لَهُ ذَ نْبُهُ.

Artinya : Barangsiapa yang ketika mendengar adzan dia mengucapkan : Saya juga bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tiada sekutu baginya, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Nya, aku ridha Allah sebagai Rabku, Muhammad sebagai Rasul, dan Islam sebagai agamaku.
Siapa yang mengucapkan itu, maka dosa dosanya akan diampuni. (HR. Ahmad 1565, Muslim 386, dst)

6. Apabila anda menjawab seruan adzan, kemudian anda membaca shalawat meskipun hanya sekali, maka Allah akan memberi shalawat baginya 10 kali.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

عَشْرًا بِهَا عَلَيْهِ اللهُ صَلَّى صَلاةً عَلَيَّ صَلَّى مَنْ نَّهُ فَاِ ,عَلَيَّ اصَلَّو ثُمَّ ,لُ يَقُو مَا امِثْلَ لُو فَقُو نَ ذَّ الْمُؤَ سَمِعْتُمْ اِذَا

Artinya : Apabila kalian mendengar muadzin, jawablah adzannya.
Kemudian bacalah shalawat untukku. Karena orang yang membaca shalawat untukku sekali maka Allah akan memberikan shalawat untuknya 10 kali. (HR. Muslim 384)

Makna shalawat Allah kepada makhluk Nya adalah merupakan suatu pujian yang diberikan Allah untuk makhluk tersebut dihadapan para malaikat Allah. (HR. Bukhari)

7. Berhak mendapat syafaat dari Rasullullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui permohonan wasilah.
Dari Abdullah bin Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhu, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

ثُمَّ سَلُوا اللهَ لِيَ الْوَسِيلَةَ, فَاِنَّهَا مَنْزِلَةٌ فِى الْجَنَّةِ, لاَ تَنْبَغِي اِلاَّ لِعَبْدٍ مِنْ عِبَادِ اللهِ, وَاَرْخُو اَنْ اَكُونَ اَنَا هُوَ, فَمَنْ سَاَلَ لِي الْوَسِيلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَاعَةُ

Artinya : Setelah menjawab adzan, kemudian mintalah wasilah kepada Allah untukku.
Wasilah adalah satu kedudukan di surga, yang tidak akan ditempati kecuali oleh salah seorang dari para hamba Allah.
Dan saya berharap, saya lah yang mendudukinya.
Siapa yang memohon kepada Allah wasilah untukku maka halal baginya syafaatku. (HR. Muslim 384)

Permohonan wasilah dilakukan setelah membaca doa sesudah adzan, berikut doa tersebut dipanjatkan:

اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّ عْوَةِ التَّامَّةِ, وَالصَّلاَةِ القَائِمَةِ ات مُحَمَّدًا الوَسِيلَةَ وَالفَضِيلَةَ, وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُودًا الَّذِي وَعَدْتَهُ

Artinya : Ya Allah! Saya memohon kepada Mu dengan perantara hak doa yang sempurna ini serta shalat yang ditegakkan ini, berilah wasilah (derajat di surga) dan keutamaan kepada Nabi Muhammad.
Dan tunjuklah beliau sehingga bisa menempati maqam terpuji yang telah Engkau janjikan.

8. Mendapat syafaat dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam karena memohonkan maqam mahmud untuk beliau. Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu ‘anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

اِلاَّ حَلَّتْ لَهُ الشَّفَا عَةُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya : Maka halal baginya syafaat di hari kiamat. (HR. Bukhari 614, Ahmad 14817, dst)

Jawaban Adzan dan Iqomah

Jika anda sedang dan telah mendengarkan suara adzan maupun iqamah, maka sunnah bagi anda untuk menjawab panggilan adzan dan iqamah tersebut.
Jawaban dari panggilan tersebut sama dengan kalimat adzan yang maupun iqamah. Namun berbeda dengan jawaban pada kalimat : “Hayya ‘alash shalah” dan “Hayya ‘alal falah”, kalimat ini dijawab dengan :

لاَحَوْلَ وَلَا قُوَةَ اِلّاَ بِا للَهِ

Laa haula walaa quwwata illa billahi

Artinya : “Tidak ada daya upaya dan tidak ada kekuatan, kecuali dengan pertolongan Allah”.

Sedangkan saat adzan subuh, ketika kita mendengar muadzdzin mengatakan kalimat berikut:

الصَّلَا ةُ خَيْرٌ مِنَ النَّوْ مِ

Ash shalaatu khairum minan naumi

Maka, anda harus menjawab dengan jawaban:

صَدَ قْتَ وَ بَرَرْ تَ وَاَ نَا عَلي ذ لِكَ مِنَ الشَا هِدِ يْنَ

Shadaqtawabararta wa anaa ‘alaa dzaalika minasy syaadiina

Artinya : Benar dan baguslah ucapanmu itu dan akupun atas yang demikian termasuk orang orang yang menyaksikan.

Sedangkan untuk jawaban yang harus anda ucapkan usai mendengar iqamah adalah:

Setiap kalimat iqamah yang telah anda dengar, dijawab sama seperti kalimat yang diucapkan oleh muadzin, terutama kecuali pada kalimat: “Qad Qaamatish”, maka dijawab dengan kalimat:

اَقَا مَهَا اللهُ وَاَ دَ ا مَهَا وَجَعَلَنِيْ مِنْ صَا لِحِيْ اَهْلِهَا

Aqaamahallaahu wa adaamahaa waja’alanii min shaalihi ahlihaa

Semoga Allah mendirikan shalat itu dengan kekalnya, dan semoga Allah menjadikan aku ini, dari golongan orang yang sebaik baiknya ahli shalat.


Doa Setelah Mendengar Iqamat

Terdapat bacaan setelah adzan, maka ada pula bacaan setelah anda mendengarkan iqmat, berikut doa setelah mendengarkan iqamat adalah:

الّلهُمَّ رَ بَّ هذِ هِ الدَّ عْوَ ةِ التَا مَّةِ وَالصَّلاَةِ الْقَا ئِمَةِ صَلِ وَسَلِّمْ عَلي سَيِّدِ نَا مُحَمَّدٍ وَاتِهِ سُوْ لَهُ يَوْمَ الْقِيَا مَةِ


Bacaan Doa Setelah Mendengar Iqamat Latin

Berikut cara membaca doa setelah mendengar iqamat yang ditulis dalam bahasa latin, untuk mempermudah anda apabila anda mengalami kesulitan untuk membaca huruf arab :

Allahumma rabba hadzihid da’watit taammati wash shalaatil qaa –imati, shalli wasallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin, wa aatihi su’lahu yaumal qiyaamati.


Arti Doa Setelah Mendengar Iqamat

Artinya : “Ya Allah Tuhan yang memiliki panggilan yang sempurna, dan memiliki shalat yang ditegakkan, curahkan rahmat dan salam atas junjungan kita Nabi Muhammad, dan berilah kabulkan segala permohonannya pada hari kiamat”.

Nah, itulah beberapa informasi mengenai doa setelah adzan.
Tentu sudah sepatutnya kita sebagai orang muslim mengamalkan doa-doa yang telah dijelaskan dan dijabarkan diatas. Dengan begitu, insyaallah hidup pun akan lebih tenang, damai, dan tentram.

Bacaan doa setelah adzan arab, bacaan doa setelah adzan latin, arti doa setelah adzan, keutamaan membaca doa setelah adzan, dan lain-lain.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Niat Tata Cara Bacaan Doa Mandi Wajib Besar Junub Yang Benar

Mandi wajib, adus atau junub merupakan aktivitas mandi yang di sebabkan oleh sesuatu yang mewajibkan untuk mandi tersebut seperti contoh karena mimpi basah, bersenggama antara suami istri dan lain sebagainya.


Kewajiban dari mandi wajib ini berhubungan langsung dengan segala peribadahan, di mana seseorang yang memiliki hadats besar apabila belum melakukan mandi wajib maka bagi dia tidak di perbolehkan melakukan ibadah seperti halnya sholat, thawaf dan semisalnya.

Bagi umat islam sudah tentu mendengar kalimat mandi junub atau mandi besar bukanlah sesuatu yang di anggap asing, bahkan ucapan tersebut seakan sudah begitu populer di telinga setiap orang tanpa ada yang mengajarkan dalam arti berkembang dengan sendirinya begitu saja dari mulut ke mulut.

Sehingga pemahan pada mandi wajib pun hanya sebatas pengetahuan yang tanpa di dasari keilmuan yang benar atau hanya tahu sebagian-sebagian saja tidak sampai mengetahui bagaimana tata caranya secara lengkap dan aturan-aturan dalam mendi tersebut.

Perlu di ketahui secara jelas bahwa mandi wajib ini tidak jauh berbeda dengan ibadah lain dalam arti memiliki aturan-aturan yang harus di patuhi oleh orang yang akan atau sedang mengerjakannya, yang mana bukan hanya niat saja tetapi juga aktivitas pengerjaannya harus di lakukan secara tertib sesuai sunnah rasulullah saw.


Selain mandi wajib contoh dalam sholat yang mana tidak hanya membacakan bacaan sholat saja akan tetapi pelaksanaan yang di lakukannya harus mematahui aturan-aturan yang telah di tentukan dalam syariat, apalagi dalam mandi wajib sebagai penghilang hadas besar.

Mandi wajib menjadi salah satu lawan dari mandi biasa yang di lakukan dalam keseharian bertujuan untuk membersihkan badan saja.
Tetapi dalam mandi wajib ini hanya di lakukan karena sebab tertentu misalnya setelah melakukan aktivitas suami istri seperti malam pertama, karena keluarnya air mani, sesudah haid, melahirkan, sehabis nifas dan madi besar untuk mayit.


Apabila sudah selesai dari salah satu perkara tersebut di wajibkan baginya untuk melakukan mandi besar sesuai yang sudah di tentukan aturannya dalam syariat agama.

Apabila sesudah haid atau berhubungan antara suami istri dan setelah keluar mani tidak melakukan mandi wajib maka akibatnya sangat patal sekali yaitu di larang bagi dia untuk melakukan peribadahan misal tidak boleh mengerjakan sholat, thawaf dan membaca Al-Qur’an.

Sehingga dengan begitu mengetahui hingga mengenal bagaimana panduan secara lengkap tata cara dari mandi besar menjadi sebuah keharusan bagi orang yang sudah menginjak dewasa baik itu laki-laki atau perempuan karena pasti setiap orang dalam hidupnya akan sering melakukan aktivitas ini.

Lalu bagaimana dengan mandi adus atau mandi besar ketika akan shalat jum’at, sebalum shalat idul adha dan idul fitri, hendak sholat istisqa, mandi hendak sholat gerhana dan matahari, sehabis memandikan mayit, bagi orang kafir yang masuk Islam, sembuh dari gila, hendak Ihram, wuquf di Arafah, hendak thowaf,
ketika akan masuk kota makah dan madinah dan yang lainnya semua mandi untuk hal tersebut hukumnya sunnah untuk di lakukan, meskipun sunnah dalam tata cara pelaksanaannya hampir sama persis dengan mandi wajib.

Tata Cara Mandi WajibAdus Junub

Mandi junub-besar harus diniatkan ikhlas semata karena Allah Ta’ala dalam rangka menta’atinya dan beribadah kepadaNya semata.

Niat Mandi Wajib Junub

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Nawaitul Ghusla Liraf’il Hadatsil Akbari Fardhan Lillah Ta’alaa

Artinya : Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah Taala.


Dalam mandi junub-jinabat-besar, harus dipastikan bahwa air telah mengenai seluruh tubuh sampaipun kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh di manapun di seluruh tubuh kita.
Karena itu siraman air itu harus pula dibantu dingan jari jemari tangan yang mengantarkan air itu ke bagian tubuh yang paling tersembunyi sekalipun.

Mandi junub-jinabat-besar dimulai dengan membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan, masing-masing tiga kali dan cara membasuhnya dengan mengguyur kedua telapak tangan itu dengan air yang diambil dengan gayung.
Dan bukannya dengan mencelupkan kedua telapak tangan itu ke bak air.


Setelah itu mengambil air dengan telapak tangan untuk mencuci kemaluan dengan telapak tangan kiri sehingga bersih.

Kemudian telapak tangan kiri itu digosokkan ke lantai atau ke tembok sebanyak tiga kali. Dan setelah itu dicuci dengan air.

Setelah itu berwudlu ‘sebagaimana cara berwudlu’ untuk shalat.

Kemudian mengguyurkan air di mulai dari pundak kanan terus ke kepala dan seluruh tubuh dan menyilang-nyilangkan air dengan jari tangan ke sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot dan kumis serta rambut mana saja di tubuh kita sehingga air itu rata mengenai seluruh tubuh.

Kemudian bila diyakini bahwa air telah mengenai seluruh tubuh, maka mandi itu diakhiri dengan membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki.

Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kain handuk atau kain apa saja untuk mengeringkan badan itu.

Disunnahkan untuk melaksanakan mandi besar junub jinabat itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa aalihi wasallam. HR At-TIrmidzi Menyela pangkal rambut hanya khusus bagi laki-laki.


Bagi perempuan, cukup dengan mengguyurkan pada kepalanya tiga kali guyuran, dan menggosoknya, tapi jangan mengurai membuka rambutnya yang dikepang, karena ada hadist yand diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari Ummu Salamah yang bertanya kepada Rasulullah, Aku bertanya, wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku ini perempuan yang sangat kuat jalinan rambut kepalanya, apakah aku boleh mengurainya ketika mandi junub (mandi besar)? Maka Rasulullah menjawab, Jangan, sebetulnya cukup bagimu mengguyurkan air pada kepalamu tiga kali guyuran.

Mengguyur tubuhnya yang sebelah kanan dengan air, membersihkannya dari atas sampai ke bawah, kemudian bagian yang kiri seperti itu juga berturut-turut sambil membersihkan bagian-bagian yang tersembunyi pusar, bawah ketiak, lutut, dan lainnya, dan diriwatkan Dari Ali bin Abi Thalib, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa aalihi wasallam telah bersabda :
Barangsiapa yang meningggalkan bagian tubuh yang harus dialiri air dalam mandi janabat walaupun satu rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadanya demikian dan demikian dari api neraka “. HR. Abu Dawud.

Untuk mengenal lebih jauh dari pembahasan niat mandi wajib secara lengkap, anda yang belum paham bisa membacanya lagi pada artikel lain yang sama-sama kami juga membahas semua yang berkaitan langsung dengan niat tata cara bacaan doa mandi wajib besar junub yang benar bagi wanita berhubungan suami istri penyebab laki-laki nifas pria selepas dan lain sebagainya.
Mohon maaf apabila pada kesempatan ini pembahasannya cukup simpel dan sederhana, mudah-mudahan saja bisa bermanfaat.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Kisah Nikmatnya Surga Dan Dahsyatnya Neraka Menurut Islam

Salah satu di antara pokok keyakinan Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah mengimani keberadaan Surga (Al Jannah) dan Neraka (An Naar).
Salah satunya berdasarkan firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah : 24-25).

Mengimani surga dan neraka berarti membenarkan dengan pasti akan keberadaan keduanya, dan meyakini bahwa keduanya merupakan makhluk yang dikekalkan oleh Allah, tidak akan punah dan tidak akan binasa, dimasukkan ke dalam surga segala bentuk kenikmatan dan ke dalam neraka segala bentuk siksa.

Juga mengimani bahwa surga dan neraka telah tercipta dan keduanya saat ini telah disiapkan oleh Allah ta’ala. Sebagaimana firman Allah Ta’ala mengenai surga (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa” (QS. Ali Imran : 133), dan mengenai neraka (yang artinya), “..yang telah disediakan untuk orang-orang yang kafir.”(QS. Ali Imran : 131).

Oleh karena itulah, Al Imam Abu Ja’far Ath Thahawi (wafat 321 H) menyimpulkan dalam Al ‘Aqidah Ath Thahawiyah, “Surga dan neraka adalah dua makhluq yang kekal, tak akan punah dan binasa.
Sesungguhnya Allah telah menciptakan keduanya sebelum penciptaan makhluq lain”.


Surga Dan Kenikmatannya

Allah Ta’ala telah menggambarkan kenikmatan surga melalui berbagai macam cara.
Terkadang, Allah mengacaukan akal sehat manusia melalui firman-Nya dalam hadits qudsi, “Kusiapkan bagi hamba-hambaKu yang sholih (di dalam surga, -pen), yaitu apa yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga, dan tak pernah terlintas dalam hati semua manusia”, kemudian Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda: “Bacalah jika kalian mau, ‘Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang’ (QS. As-Sajdah : 17)”.

Di tempat lain, Allah membandingkan kenikmatan surga dengan dunia untuk menjatuhkan dan merendahkannya. Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Tempat cemeti di dalam surga lebih baik dari dunia dan seisinya”.
Kenikmatan surga juga Allah Ta’ala gambarkan dengan menyebut manusia yang berhasil memasuki surga dan selamat dari adzab neraka, sebagai orang yang beroleh kemenangan yang besar.

 

Sebagaimana Allah Ta’ala firmankan (yang artinya), “Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir didalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar” (QS. An-Nisaa’ : 13).

 

Berikut ini akan kami pilihkan beberapa sifat dan kenikmatan yang ada di dalam surga secara ringkas.
Semoga Allah mudahkan langkah kita dalam menggapai surgaNya.

Penamaan Surga

Surga (Al Jannah) secara bahasa berarti : kebun (al bustan), atau kebun yang di dalamnya terdapat pepohonan. Bangsa Arab juga biasa memakai kata al jannah untuk menyebut pohon kurma.
Secara istilah, surga ialah nama yang umum mencakup suatu tempat (yang telah dipersiapkan oleh Allah bagi mereka yang menaati-Nya), di dalamnya terdapat segala macam kenikmatan, kelezatan, kesenangan, kebahagiaan, dan kesejukan pandangan mata.

Surga juga disebut dengan berbagai macam nama selain Al Jannah, diantaranya : Darus Salam (Negeri Keselamatan;lihat QS. Yunus : 25), Darul Khuld (Negeri yang Kekal;lihat QS. Qaaf : 34), Jannatun Na’im (Surga yang Penuh Kenikmatan;QS. Luqman: 8), Al Firdaus (QS. Al Kahfi : 108), dan berbagai penamaan lainnya.

 


Pintu-Pintu Surga

Surga memiliki pintu-pintu.
Dalam sebuah hadits dari shahabat Sahl bin Sa’ad radhiyallaahu anhu dari Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, “Di dalam surga terdapat delapan pintu, di antaranya adalah Ar Rayyan. Tidak ada yang memasukinya kecuali orang-orang yang berpuasa”.

Dari Utbah bin Ghazawan radhiyallaahu anhu, beliau berkata mengenai lebar tiap pintu surga, “Rasulullah bersabda kepada kami bahwasanya jarak antara daun pintu ke daun pintu surga lainnya sepanjang perjalanan empat puluh tahun, dan akan datang suatu hari ketika orang yang memasukinya harus berdesakan”.

Tingkatan Surga

Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya surga terdiri atas seratus tingkat, jarak antara dua tingkatnya seperti jarak antara langit dan bumi, Allah menyediakannya untuk orang-orang yang berjihad di jalan-Nya”.

Tingkatan surga yang paling tinggi ialah Firdaus. Nabi memerintahkan ummatnya untuk berdoa memohon Firdaus melalui sabdanya, “Jika kalian meminta pada Allah mintalah kepadaNya Firdaus, karena sesungguhnya Firdaus adalah surga yang paling utama, dan merupakan tingkatan tertinggi dari surga, di atasnya terdapat ‘Arsy Ar Rahman dan dari Firdaus itulah memancar sungai-sungai surga”.

 


Bangunan-Bangunan dalam Surga

“Tetapi orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya mereka mendapat tempat-tempat yang tinggi, di atasnya dibangun pula tempat-tempat yang tinggi” (QS. Az-Zumar : 20).
Dari Abu Musa Al Asy’ari dari Nabi shallallaahu alaihi wa sallam beliau bersabda, “Sesungguhnya bagi orang-orang mukmin di dalam surga disediakan kemah yang terbuat dari mutiara yang besar dan berlubang, panjangnya 60 mil, di dalamnya tinggal keluarganya, di sekelilingnya tinggal pula orang mukmin lainnya namun mereka tidak saling melihat satu sama lain.”

Makanan Penghuni Surga

“Dan buah-buahan dari apa yang mereka pilih, dan daging burung dari apa yang mereka inginkan.” (QS. Al Waqi’ah : 20-21).
Adapun buah-buahan surga adalah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah Ta’ala (yang artinya), “Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : ‘Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.’ Mereka diberi buah-buahan yang serupa” (QS. Al Baqarah : 25).

Syaikh As Sa’diy rahimahullah menjelaskan keserupaan dalam ayat diatas dengan, “Ada yang berpendapat serupa dalam hal jenis, namun berbeda dalam penamaan, ada pula yang berpendapat saling menyerupai satu sama lain, dalam kebaikannya, kelezatannya, kesenangannya, dan semua pendapat tersebut benar.”

 


Minuman Penghuni Surga

“Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari piala (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur, (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya” (QS. Al Insan : 5-6).


Ibnu Asyur menjelaskan mengenai kafur “Yaitu minyak yang keluar dari tanaman mirip oleander yang tumbuh di negeri Cina, ketika usianya telah mencapai satu tahun mengalir dari dahannya minyak yang disebut kafur.
Minyak tersebut kental, dan apabila bercampur dengan air jadilah ia minuman memabukkan”.

Oleh karena itu, “ka’san” dalam ayat ini maksudnya ialah piala yang biasa menjadi wadah khamr, sebagaimana dijelaskan dalam Tafsir Jalalain.


Kata “ka’san” ini juga dipakai dalam ayat, “Di dalam syurga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe” (QS. Al Insan : 17) dan maksudnya ialah minuman arak yang telah bercampur jahe, karena bangsa Arab dahulu biasa mencampur arak dengan jahe untuk menghilangkan bau busuk yang timbul darinya.

Dahsyatnya Neraka

Neraka disiapkan Allah bagi orang-orang yang mengkufuri-Nya, membantah syariat-Nya, dan mendustakan Rasul-Nya.
Bagi mereka adzab yang pedih, dan penjara bagi orang-orang yang gemar berbuat kerusakan. Itulah kehinaan dan kerugian yang paling besar.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun.” (QS. Ali Imran : 192).

 

Demikian pula firman Allah Ta’ala, “Katakanlah: “Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat.”
Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (QS. Az Zumar : 15). Itulah seburuk-buruk tempat kembali. “Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman.” (QS. Furqan : 66)

Penamaan Neraka

An Naar, neraka secara bahasa ialah kobaran api (al lahab) yang panas dan bersifat membakar.
Secara istilah bermakna, suatu tempat yang telah disiapkan Allah subhanahu wa ta’ala bagi orang-orang yang mendurhakai-Nya.

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya Allah mela’nati orang-orang kafir dan menyediakan bagi mereka api yang menyala-nyala (neraka)” (QS. Al Ahzab : 64).
Neraka memiliki beragam nama selain an naar, diantaranya Jahannam (lihat QS. An Naba’ : 21-22), Al Jahim (QS. An Naziat : 36), As Sa’ir (QS. Asy Syura : 7), Saqar (QS. Al Mudatsir : 27-28), Al Huthomah (QS. Al Humazah : 4), dan Al Hawiyah (QS. Al Qari’ah : 8-11)

 


Pintu-Pintu Neraka

“Jahannam itu mempunyai tujuh pintu. Tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (QS. Al Hijr : 44).
Pintu yang dimaksud ialah bertingkat ke bawah, hingga ke bawahnya lagi, disediakan sesuai dengan amal keburukan yang telah dikerjakan, sebagaimana ditafsirkan oleh Syaikh As Sa’diy.

Kedalaman Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu, “Kami bersama Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam, tiba-tiba terdengar suara benda jatuh.
Maka Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bertanya, ‘Tahukah kalian apakah itu?’ Kami pun menjawab, ‘Allah dan RasulNya lebih mengetahui’.
Rasulullah berkata, ‘Itu adalah batu yang dilemparkan ke dalam neraka sejak tujuh puluh tahun lalu.
Batu itu jatuh ke dalam neraka, hingga baru mencapai dasarnya tadi’.


Bahan Bakar Neraka

“Peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir” (QS. Al Baqarah : 24).


Batu yang dimaksud dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnu Abbas dan sebagian besar pakar tafsir dengan belerang, dikarenakan sifatnya yang mudah menyala lagi busuk baunya.
Sebagian pakar tafsir juga berpendapat bahwa yang dimaksud batu di sini, ialah berhala-berhala yang disembah, sebagaimana Allah berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah, adalah umpan Jahannam, kamu pasti masuk ke dalamnya.” (QS. Al Anbiya : 98)

Panas Api Neraka

Dari Abu Hurairah radhiyallaahu anhu beliau berkata, “Rasulullah shallallaahu alaihi wa salam bersabda, ‘Api kalian, yang dinyalakan oleh anak Adam, hanyalah satu dari 70 bagian nyala api Jahannam.
Para shahabat kemudian mengatakan, ‘Demi Allah! Jika sepanas ini saja niscaya sudah cukup wahai Rasulullah! Rasulullah menjawab, ‘Sesungguhnya masih ada 69 bagian lagi, masing-masingnya semisal dengan nyala api ini’”.


Makanan Penghuni Neraka

“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan lapar” (QS. Al Ghasiyah : 6-7).
Ibnu Katsir rahimahullah membawakan perkataan Ali bin Abi Thalhah, dari Ibnu Abbas, “Itu adalah pohon dari neraka”.
Said bin Jubair berkata, “Itu adalah Az Zaqum (pepohonan berduri bagi makanan penghuni neraka)”.
Ada pula yang berpendapat bahwa yang dimaksud ialah batu.

Minuman Penghuni Neraka

“Di hadapannya ada Jahannam dan dia akan diberi minuman dengan air nanah, diminumnnya air nanah itu dan hampir dia tidak bisa menelannya” (QS. Ibrahim : 16-17).
Yaitu mereka diberi air yang amatlah busuk baunya lagi kental, maka merekapun merasa jijik dan tidak mampu menelannya. “
Diberi minuman dengan hamiim (air yang mendidih) sehingga memotong ususnya” (QS. Muhammad : 47).


Hamiim ialah air yang mendidih oleh panasnya api Jahannam, yang mampu melelehkan isi perut dan mencerai beraikan kulit mereka yang meminumnya.
Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka)” (QS. Al Hajj : 20).


Mengingat Nikmat Surga dan Adzab Neraka Sumber Rasa Khusyu’ dalam Hati

Yahya bin Mu’adz berkata, “Rasa takut di dalam hati bisa tumbuh dari tiga hal.
Yaitu senantiasa berpikir seraya mengambil pelajaran, merindukan Surga seraya memendam rasa cinta, dan mengingat Neraka seraya menambah ketakutan.”
Hendaklah diri kita tidak pernah merasa aman dari adzab neraka.

Sulaiman At Taimi pernah berkata, “Aku tidak tahu apa yang tampak jelas bagiku dari Rabbku. Aku mendengar Allah ‘azza wa jalla berfirman, “Dan jelaslah bagi mereka adzab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan”. (QS. Az Zumar : 47).

Semoga tulisan ini dapat menambah rasa takut dan harap kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala, memotivasi kita untuk meningkatkan amal shalih, dan menjauhi larangan-laranganNya.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Bacaan Doa Setelah Sholat Dhuha Lengkap Arab, Latin, Dan Artinya

Di namakan dengan sholat dhuha, di karenakan ibadah ini pelaksanaannya di lakukan tepat pada waktu dhuha, sementara untuk waktu dhuha sendiri yaitu mulai dari pagi hari sesudah matahari terbit dan mulai meninggi kira-kira ukuran 7 hasta sejak terbitnya atau jika di hitung menurut jam kurang lebih + 07.00 hingga menjelang masuk waktu sholat Dhuhur.


Namun dalam pelaksanaannya kebanyakan umat muslim melakukan sholat sunnah ini di pagi hari atau awal waktu dhuha mulai masuk.

Maka keluar dari ketentuan di atas tidak ada lagi yang di namakan dengan sholat sunnah dhuha, misalnya ingin melaksanakan sholat dhuha jam 4 malam sebelum subuh atau sebaliknya jam 2 siang hari setelah dhuhur maka itu tidak bisa lagi di namakan dengan sholat dhuha, tetapi mungkin akan lebih tepat dengan sholat sunnah lainnya.
Serta ketetapan ini yang di akui oleh kebanyak ulama-ulama di dalam kitabnya.

Sementara mengenai panduan tata cara, waktu mengucapkan niat serta doa sholat dhuha tidak memiliki perbedaan dengan sholat pada umumnya baik itu yang di wajibkan 5 waktu atau sholat sunnah lain yaitu di mulai dengan niat ketika takhbirotul ikhram dan di akhiri dengan salam sambil menengok kanan dan kiri,
setelah itu di lanjut dengan membacakan dzikir atau berdoa dan bacaan-bacaan lainnya.

 

Dalam melaksanakan sholat dhuha, terdapat beberapa pilihan jumlah rakaat yang bisa di pilih sesuai ke ikhlasan dan kemampuan masing-masing, mulai dari 2 rakaat langsung salam berdoa dan berhenti dua rakaat saja, atau jika mampu bisa melaksanakan 4, 8 hingga 12 rakaat dengan masing-masing 2 rakaat satu kali salam.
Semakin banyak banyak jumlah rakaat yang di kerjakan maka akan semakin besar pula pahalanya.

 

Di anjurkannya sholat dhuha tidak hanya sebatas perintah saja tanpa di sertai rahasia besar dari keutamaan dan keitimewaan sholat sunnah ini.
Bahkan dalam salah satu hadits di jelaskan “Rasulullah SAW bersabda, Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi).

Bahkan yang lebih menarik lagi, dalam keterangan lain ada yang menjelaskan bahwa siapa saja yang mau ikhlas mengerjakan sholat dhuha terlebih secara dawam, bisa di cukup kan kebutuhan kesehariannya.
“Allah berfirman : Wahai anak Adam, jangan sekali-kali engkau malas mengerjakan empat rakaat pada waktu permulaan siang (Sholat Dhuha) niscaya pasti akan Aku cukupkan kebutuhanmu pada akhir harinya” (HR.Hakim dan Thabrani).

 


Tata cara Melaksanakan sholat Dhuha

1. Membaca menghadirkan niat di dalam hati berbarengan dengan Takhbiratul Ikhram.

اُصَلِّيْ سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ اْلقِبْلَةِ اَدَاءً لِلَّهِ تَعَالَى

Usholli sunnatad dhuhaa rak’ataini mustaqbilal qiblati adaa-an lillaahi ta’aala.

Artinya : Aku niat melakukan shalat sunat dhuha 2 rakaat, sambil menghadap qiblat, saat ini, karena Allah ta’ala.

2. Membaca doa Iftitah seperti pada sholat yang biasa.

3. Membaca surat Fatihah.

4. Membaca salah satu surat dari Al-Quran sesuai yang di fahami, Namun untuk Afdholnya pada rakaat pertama membaca surat Asy-Syams dan pada rakaat kedua surat Al-Lail, Selanjutnya Ruku’ bacaan saat ruku yaitu tasbih tiga kali.

5. I’tidal dan membaca doanya.

6. Sujud pertama dan membaca tasbih tiga kali.

7. Duduk diantara dua sujud sambil membaca doanya.

8. Sujud kedua dan membaca tasbih tiga kali.

9. Sesudah rakaat pertama selesai, di lanjut berdiri lagi untuk mengerjakan rakaat kedua sebagaimana cara diatas.

10. kemudian Tasyahud akhir sambil membaca doa setelah selesai maka membaca salam dua kali sambil menengok ke kanan dan ke kiri.

11. Rakaat-rakaat selanjutnya dilakukan sama seperti contoh diatas.

Doa Setelah Sholat Dhuha

اَللهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ، وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ، وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ، وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ، وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ، وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ. اَللهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقَى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka.
Allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadakash shalihin.

Artinya : “Ya Alloh, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagungan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Ya Alloh, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.

Itulah pembahasan kali ini yang berkaitan dengan bacaan niat tata cara doa setelah sholat dhuha latin lengkap, dzikir setelah, keutamaan shalat, 4 rakaat, mp3, rahasia, dan lain sebagainya.
Mudah-mudahan tulisan yang cukup sekilas ini dapat memberikan manfaat besar, terutama yang ingin melaksanakan sholat dhuha namun belum paham tata caranya, silahkan pelajari pembahasan di atas.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Tata Cara Niat Doa Sholat Jenazah Lengkap Arab, Latin Dan Artinya

Ada salah satu kewajiban umat islam yang apabila kewajiban tersebut sudah di penuhi oleh salah seorang maka tidak bedosa bagi yang lainnya apabila tidak ikut mengerjakan yaitu mengurusi jenazah hingga menshalatinya.


Sebaliknya apabila di suatu tempat ada seorang muslim meninggal dunia, lalu orang-orang terdekat yang mengetahui kematian tersebut tidak mngurus jenazah tersebut maka mereka semua berdosa, dan dosa tersebut bisa menjadi gugur apabil ada salah seorang atau sebagiannya yang melakukan.

Apalagi mengenai mensholatkan jenazah yang memiliki hukum sebagai fardhu kifayah dalam arti apabila tidak ada yang melaksanakan maka semuanya berdosa akan tetapi apabila ada di antaranya salah seorang yang mengerjakan maka gugurlah dosa tersebut.


Namun bukan berarti sholat jenzah hanya cukup di lakukan satu orang saja, karena pernyataan tersebut hanya sebagai penggugur kewajiban saja agar tidak semuanya terkena dosa, sebab lebih bagus apabila ketika ada yang meninggal, mayitnya di sholatkan secara sama-sama berjamaah dengan muslim lainnya.

Secara teknis memang sholat jenazah ini berbeda dengan sholat pada umumnya yang sehari-hari selalu di kerjakan umat muslim misalnya sholat tasbih dan sunnah lainnya.
Sebab pada sholat mayit ini tidak ada yang namanya sujud ruku’ dan semisalnya.


Orang yang mengerjakannya hanya cukup berdiri saja sambil takhbir empat kali yang di selangi dengan doa namun pastinya doa khusus untuk mayit tidak seperti bacaan asmaul husna atau sejenisnya, dengan begitu mengetahui tata cara termasuk bacaan sholat jenazah sangat penting sekali.

Maka dengan adanya perbedaan antara sholat jenazah dengan pada umumnya tidak heran apabila masih ada di antara umat islam yang belum mengetahui bagaimana pelaksanaannya terlebih dari bacaan-bacaan yang ada pada sholat jenazah, sebab perbedaan yang terjadi pada sholat jenazah tidak hanya dalam gerakannya saja akan tetapi meliputi bacaannya.

Mungkin jika hanya untuk memahami gerakan dari sholat jenazah orang-orang yang baru mengetahuinya pun akan langsung memahaminya walaupun dengan hanya sebatas melihat, namun bacaannya mungkin akan sedikit membuatnya sulit sebab perlu di hafal terlebih dahulu.

Oleh sebab itu di karenakan yang namanya sholat jenazah pasti akan pernah di lakukan oleh setiap orang meski tidak setiap hari, sehingga mengetahui keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaannya menjadi sebuah keharusan tanpa terkecuali mulai dari mengetahui bagaimana gerakannya hingga apa saja yang harus di bacakan ketika sholat jenazah.


Agar bisa lebih mempermudah pembelajaran bagi yang belum paham sebaiknya langsung simak dengan baik dan cermat apa yang akan kami tulis di bawah ini.

Agar bisa lebih mempermudah pembelajaran bagi yang belum paham sebaiknya langsung simak dengan baik dan cermat apa yang akan kami tulis di bawah ini.

Sebenarnya dalam tata cara pelaksanaan sholat jenazah dan ghaib tidak ada perbedaan baik dalam gerakan atau bacaannya terkecuali niatnya saja.
Namun yang di sebut dengan sholat jenazah adalah sholat yang di lakukan dengan mayitnya hadir ada di depan orang yang sedang menshalatinya.
Sedangkan untuk sholat ghaib yaitu mayitnya tidak hadir misal, ada saudara atau tema yang meninggal dunia jauh di sana maka kita bisa melakukan sholat ghaib di tempat sendiri, dan berikut tata cara selengkapnya.

Tata Cara Sholat Jenazah Dan Ghaib

1. Takhbiratul Ikhram Sambil membaca Niat

Niat sholat jenazah Laki Laki Untuk Makmumimam

اُصَلِّى عَلَى هَذَاالْمَيِّتِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًاإِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘alaa hadzal mayyiti arba’a takhbiratin fardhal kifayaati ma’muumanimaaman lillahi ta’alaa

Artinya : Saya niat shalat atas mayit ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmumimam karena Allah Ta’ala.

Niat Sholat jenazah perempuan Untuk Makmumimam

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ الْمَيِّتَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ الْكِفَايَةِ مَأْمُوْمًاإِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘alaa hadzal mayyitati arba’a takhbiratin fardhal kifayaati ma’muumanimaaman lillahi ta’alaa

Artinya : Saya niat shalat atas mayit perempuan ini empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmumimam karena Allah Ta’ala.


Niat Sholat Jenazah Anak Laki-Laki

اُصَلِّى عَلَى هَذا الْمَيِّةِ طفل اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ مَأْمُوْمًاإِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘Alaa Haadzal Mayyit-Tifhli Arba’a Takbiraatin Fardho Kifaayatin Ma’muumanimaaman Lillaahi Ta’aala.

Artinya : Saya niat shalat atas mayit anak laki-laki ini dengan empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmumimam karena Allah Ta’ala.

Niat Sholat Jenazah Anak Perempuan

اُصَلِّى عَلَى هَذِهِ مَيِّتَةِ الطّفْلَةِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ مَأْمُوْمًاإِمَامًا ِللهِ تَعَالَى

Usholli ‘Alaa Haadzihil mayyitati tiflati Arba’a Takbiraatin Fardho Kifaayatin Ma’muumanimaaman Lillaahi Ta’aala.

Artinya : Saya niat shalat atas mayit anak laki-laki ini dengan empat kali takbir fardhu kifayah karena menjadi makmumimam karena Allah Ta’ala.

 


Niat Sholat 2 Jenazah

اُصَلِّ عَلىَ هَذَيْنِ المَيْتَيِنِ اَرْبَعَ تَكْبِرَاتٍ فَرْضَ كِفَايَةِ مَعْمُوْمٌا (اِمَامٌا) لِلَّهِ تَعَالىَ

Usholli ‘alaa hadzainil mayitaini arba’a takhbiratin fardhal kifayati ma’muumak (imaaman) lillahi ta’alaa

Artinya : saya sholat dua orang mayat ini empat takbir fardu kifayah sebagai Imam Makmum karena Allah Ta’ala.

 


Niat Sholat jenazan Munfarid Atau Di lakukan Sendiri

أُصَلِّي عَلَى هَذَا الْمَيِّتِ فَرْضًا للهِ تَعَالَى

 

Niat Sholat Ghaib

أُصَلِّى عَلَى اْلمَيِّتِ (اْلمَيِّتَةِ) اْلغَائبِ أَرْبَعَ تَكْبِيْرَاتٍ فَرْضَ اْلكِفَايَةِ (إِمَامًا مَأْمُوْمًا) لِلّهِ تَعَالى

Usholli ‘alaal mayyiti (mayyitati) Arba’a takhbirotin fardhal kifayati imaamanma’muuman lillahi ta’aala

Artinya : Saya niat sholat atas mayit (….) empat kali takbir fardu kifayah karena Allah Ta’ala

2. Takbir Sambil Mengangkat Kedua Tangan dan dilanjutkan dengan membaca Surat al-Fatihah.


3. Takbir lagi dan diteruskan dengan membaca shalawat Nabi :

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allahumma Shalli ‘alaa sayyidina muhammad wa ‘alaa aali sayyidina muhammad

Artinya : Ya Allah, berilah shalawat atas Nabi Muhammad dan atas keluarganya, Akan lebih bagus bila disambung :

كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيمَ، فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

Kamaa shallaita ‘alaa Ibrahim wa ‘allaa aali Ibrahim. Wa baarik ‘alaa Muhammadin wa ‘alaa aalii Muhammad.
Kamaa baarakta ‘alaa Ibrahim wa ‘alaa aali Ibrahim fil-‘aalamiina innaka hamiidummajid.

4. Usai membaca shalawat, takbir lagi dan membaca doa untuk jenazah yang sedang dishalati :

 

Doa Untuk jenazah laki-laki

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مُدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهِ مِنْ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنْ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّار

Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa) wa akrim nuzulahu (haa) wawassa’madkhalahu (haa) waghsilhu (haa) bil-maa’I watstsalji wal-baradi wanaqqihi (haa) minal-khathaayaa kamaa yu-naqqatats-tsaubul-abyadhu minad-danasi waabdilhu (haa) daaran khairan min daarihi (haa) wa ahlan khairan min ahlihi (haa) wa zaujan khairan min zaujihi (haa) wa adkhilhul jannata wa a’iduhu min ‘adabil qabri wa ‘adabin nar

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dia, dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju dan embun.
Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.” (HR. Muslim)

 


Doa Untuk jenazah perempuan di ganti huruf HU akhir lafadz dengan huruf HA

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Allahummaghfir lahu (lahaa) warhamhu (haa) wa’aafihii (haa) wa’fu ‘anhu (haa)

5. Takbir yang keempat kalinya, lalu membaca :

Untuk jenazah laki-laki

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهُ ولاتَفْتِنّا بَعدَهُ

Untuk jenazah perempuan

اللهُمّ لاتَحرِمْنا أَجْرَهَا ولاتَفْتِنّا بَعدَهَا

6. Mengucapkan salam secara sempurna :

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Itulah di antara pembahasan mengenai niat sholat jenazah serta bacaan-bacaan yang harus di baca ketika mengerjakannya.
Antara lelaki dan perempuan memang ketentuan bacaannya agak sedikit berbeda.

Maka dari itu bagi anda yang ingin menghafalkannya silahkan cermati dengan baik agar lebih memudah memahaminya termasuk juga yang ada hubungannya dengan tata cara niat bacaan doa sholat jenazah ghaib untuk mayit ke 4 sesuai sunnah setelah latin dalam bahasa arab anak ghaib di masjidil haram 2 orang.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah SWT.
Wallahu a'lam.

Kumpulan Doa Pendek Sehari-Hari Pilihan

Tentang bagaimana cara kita selaku umat islam mengisi semua aktifitas keseharian dengan pemakanaan dan pengamalan sebuah ibadah dengan menjadi kan doa sebagai media untuk meraih kesempurnaan dan keberkahannya,

hal ini di tuturkan sebagai satu dari ajaran penting yang senantiasa di lakuakn oleh segenap umat islam dari doa-doa sehar-hari mulai dari bangun tidur sampai dengan waktu tidur tiba, semuanya tidak lepas dari doa-doa yang laksana sebagai bagian dari penyempurna dalam pengamalannya.

Islam telah mengajarkan kepada kita semua untuk senantiasa berdoa dalam segala hal pada pelaksanaan aktivitas sehari-hari, sebab selain sebuah anjuran dan perintahan.

Berdoa juga merupakan bukti nyata akan butuhnya seorang hamba terhadap bimbingan dan pentunjuk dari Alloh SWT agar selalu senantiasa ada dalam lindungannya, sebab ada kalanya apa yang terbaik buat kita belum tentu terbaik pula menurut pandangan Alloh SWT.
Untuk itu berdoa merupakan sebuah amalan terbaik untuk mewujudkan semua itu.

Apalagi jika melihat dan memahami fadhilah dan keunggulan yang terdapat dari macam-macam doa sesuai dengan anjuran dan sunnah rasul seperti bacaan ayat kursi serta rahasia ataupun doa lainnya, sudah barang tentu berdoa itu bukan hanya sebatas kewajiban seorang muslim saja akan tetapi merupakan sebuah makna yang tersirat dalam pengertian sangat membutuhkannya seorang hamba terhadap lindungan dan rahmat darinya. Untuk itu berdoalah sesuai dengan apa yang telah diperintahkan oleh agama.

Dalam masalah doa secara pengertian itu adalah memohon akan di berikan petunjuk yang terbaik dari semua permasalahan yang ada, sehingga washilah ataupun perantara dari doa tersebut bisa lebih memberikan titik terang kemana dan apa yang seharusnya dilakukan untuk ke depannya.

Karena yaqinlah semua doa itu akan terkabulkan, sebagaimana janji dari Alloh SWT dalam Alquran “Berdoalah kalian semua kepadaKu niscaya akan kami kabulkan” penjelasan dan pengertian dari ayat tersebut setidaknya bisa menjadi spirit dan semangat untuk tetap mengamalkan doa dalam sehari-hari.


Meskipun hal dari aktivitas sehari-hari itu perkara yang ringan, mudah dan gampang, akan tetapi akan lebih indah dan beramfaatnya apabial di awali dengan memohon doa kepada Alloh SWT agar dapat diberikan hikmah yang terbaik dari segala aktivitas yang dilakukan sehari-hari.

Untuk itulah awali semua aktivtas tersebut dengan selalu dan selau berdoa sambil berharap akan nilai terbaik dari semua yang akan dan telah dikerjakan selama hayat masih di kandung badan sampai nanti mati kelak.

Dan hadirnya kumpulan doa-doa yang bisa yang senantias di amalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana yang telah termaktub dalam keterangan baik dari Alquran, Alhadits juga Qaul ulama itu setidaknya bisa menjadi awal yang baik untuk mengawali semua langkah dan pekerjaan sehingga bisa menemukan nilai hikmah juga rahasia yang terdapat pada keunggulan doa-doa yang di bacakan.


Doa Sebelum Makan

اَللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Latin : Alloohumma barik lanaa fiimaa razatanaa waqinaa ‘adzaa bannar

Artinya: “Ya Allah, berkahilah kami dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka”

Doa Sesudah Makan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَطْعَمَنَا وَسَقَانَا وَجَعَلَنَا مُسْلِمِيْنَ

Latin : Alhamdu lillaahil ladzii ath’amanaa wa saqoonaa wa ja’alnaa muslimiin

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi makan kami dan minuman kami, serta menjadikan kami sebagai orang-orang islam”


Doa Sesudah Minum

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ جَعَلَهُ عَذْبًا فُرَاتًا بِرَحْمَتِهِ وَلَمْ يَجْعَلْهُ مِلْحًا اُجَاجًا بِذُنُوْبِنَا

Latin : Alhamdu lillaahil ladzi ja’alahuu ‘adzbam furootam birohmatihii wa lamyaj’alhu milhan ujaajam bidzunuubinaa

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan air ini (minuman) segar dan menggiatkan dengan rahmat-Nya dan tidak menjadikan air ini (minuman) asin lagi pahit karena dosa-dosa kami”


Doa Ketika Makan Lupa Membaca Doa

بِسْمِ اللهِ فِىِ أَوَّلِهِ وَآخِرِهِ

Latin : Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya”


Doa Sebelum Tidur

بِسْمِكَ اللّٰهُمَّ اَحْيَا وَاَمُوْتُ

Latin : Bismikallohumma ahya wa amuutu

Artinya: “Dengan menyebut nama-Mu ya Allah, aku hidup dan aku mati”.

Doa Ketika Mimpi Buruk

اَللّٰهُمَّ إِنّىِ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ وَسَيِّئاَتِ اْلأَحْلاَمِ

Latin : Allaahumma innii a’uudzubika min ‘amalisy syaithaani wa sayyiaatil ahlami

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon perlindungan kepada Engkau dari perbuatan setan dan dari mimpi-mimpi yang buruk”.


Doa Ketika Mendapat Mimpi Baik

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ قَطْلَ الْحَاجَتِ

Latin : Alhamdulillahil ladzii qodzoo haajaati
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah memberi hajatku”.


Doa Bangun Tidur

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَحْيَانَا بَعْدَمَآ اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Latin : Alhamdu lillahil ladzii ahyaanaa ba’da maa amaa tanaa wa ilahin nusyuuru
Artinya : “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami sesudah kami mati (membangunkan dari tidur) dan hanya kepada-Nya kami dikembalikan”.


Doa Masuk Kamar Mandi Atau Toilet

اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَعُوْذُبِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَآئِثِ

Latin : Alloohumma Innii a’uudzubika minal khubutsi wal khoaaitsi
Artinya: “Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari godaan syetan laki-laki dan syetan perempuan”.

Doa Istinja

اَللّٰهُمَّ طَهِّرُ قَلْبِىْ مِنَ النِّفَاقِ وَحَصِّنْ فَرْخِىْ مِنَ الْفَوَاحِشِ

Latin : Alloohumma thahhir qolbii minan nifaaqi wa hashshin fajrii minal fawaahisyi
Artinya : “Wahai Tuhanku, sucikanlah hatiku dari sifat kepura-puraan (munafiq) serta peliharalah kemaluanku dari perbuatan keji”.


Doa Keluar Kamar Mandi Atau Toilet

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ

Latin : Ghufraanaka. Alhamdulillaahil ladzii adzhaba ‘annjil adzaa wa’aafaanii.
Artinya: “Dengan mengharap ampunanMu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah menyejahterakan.”


Doa Menjelang Sholat Shubuh

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَعُوْذُ بِكَ مِنْ ضِيْقِ الدُّنْيَا وَضِيْقِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Latin : Alloohumma inni a’udzubika min dzhiiqid-dunyaa wa dzhiiqi yaumal-qiyaamati
Artinya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kesempitan dunia dan kesempitan hari kiamat. (HR. Abu Daud)”.

Doa Menyambut Pagi hari

اَللّٰهُمَّ بِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ النُّشُوْرُ

Latin : Alloohumma bika ashbahnaa wa bika amsainaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikan nusyuuru
Artinya : “Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu pagi dan waktu petang, dan karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali.”


Doa Menyambut Sore Hari

اَللّٰهُمَّ بِكَ اَمْسَيْنَا وَبِكَ اَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوْتُ وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ

Latin : Alloohumma bika amsainaa wa bika ashbahnaa wa bika nahyaa wa bika namuutu wa ilaikal mashiir
Artinya : “Ya Allah, karena Engkau kami mengalami waktu petang dan waktu pagi, karena Engkau kami hidup dan mati dan kepada-Mu juga kami akan kembali.”


Doa Ketika Bercermin

اَلْحَمْدُ ِللهِ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِىْ فَحَسِّـنْ خُلُقِىْ

Latin : Alhamdulillaahi kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii

Artinya: “Segala puji bagi Allah, baguskanlah budi pekertiku sebagaimana Engkau telah membaguskan rupa wajahku”

Doa Masuk Rumah

اَللّٰهُمَّ اِنّىْ اَسْأَلُكَ خَيْرَالْمَوْلِجِ وَخَيْرَالْمَخْرَجِ بِسْمِ اللهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللهِ رَبّنَا تَوَكَّلْنَا

Latin : Allahumma innii as-aluka khoirol mauliji wa khoirol makhroji bismillaahi wa lajnaa wa bismillaahi khorojnaa wa’alallohi robbina tawakkalnaa

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu baiknya tempat masuk dan baiknya tempat keluar dengan menyebut nama Allah kami masuk, dan dengan menyebut nama Allah kami keluar dan kepada Allah Tuhan kami, kami bertawakkal”.


Doa Bepergian

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّ بِالله

Latin : Bismillaahi tawakkaltu ‘alalloohi laa hawlaa walaa quwwata illaa bilaahi
Artinya: “Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah, tiada daya kekuatan melainkan dengan pertologan Allah.”


Doa Memakai Pakaian

بِسْمِ اللهِ اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِهِ وَخَيْرِ مَاهُوَ لَهُ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهِ وَشَرِّمَا هُوَلَهُ

Latin : Bismillaahi, Alloohumma innii as-aluka min khoirihi wa khoiri maa huwa lahuu wa’a’uu dzubika min syarrihi wa syarri maa huwa lahuu
Artinya: “Dengan nama-Mu yaa Allah akku minta kepada Engkau kebaikan pakaian ini dan kebaikan apa yang ada padanya, dan aku berlindung kepada Engkau dari kejahatan pakaian ini dan kejahatan yang ada padanya”

Doa Memakai Pakaian Baru

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِىْ كَسَانِىْ هَذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّىْ وَلاَقُوَّةٍ

Latin : Alhamdu lillaahil ladzii kasaanii haadzaa wa rozaqoniihi min ghoiri hawlim minni wa laa quwwatin
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang memberi aku pakaian ini dan memberi rizeki dengan tiada upaya dan kekuatan dariku”.


Doa Melepas Pakaian

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ إِلَهَ إِلَّا هُوَ

Latin : Bismillaahil ladzii laa ilaaha illaa huwa
Artinya: “Dengan nama Allah yang tiada Tuhan selain-Nya”.


Doa Memohon Ilmu Yang Bermanfaat

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Latin : Alloohumma innii as-aluka ‘ilmaan naafi’aan wa rizqoon thoyyibaan wa ‘amalaan mutaqobbalaan
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu ilmu yang berguna, rezki yang baik dan amal yang baik Diterima. (H.R. Ibnu Majah)”


Doa Sebelum Belajar

يَارَبِّ زِدْنِىْ عِلْمًا وَارْزُقْنِىْ فَهْمًا

Latin : Yaa robbi zidnii ‘ilman warzuqnii fahmaa
Artinya : “Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman”

Doa Sesudah Belajar

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اِسْتَوْدِعُكَ مَاعَلَّمْتَنِيْهِ فَارْدُدْهُ اِلَىَّ عِنْدَ حَاجَتِىْ وَلاَ تَنْسَنِيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Latin : Allaahumma innii astaudi’uka maa ‘allamtaniihi fardud-hu ilayya ‘inda haajatii wa laa tansaniihi yaa robbal ‘alamiin
Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku menitipkan kepada Engkau ilmu-ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, dan kembalikanlah kepadaku sewaktu aku butuh kembali dan janganlah Engkau lupakan aku kepada ilmu itu wahai Tuhan seru sekalian alam.”


Doa Berpergian

اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُفِى الْاَهْلِ

Latin : Alloohumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadzaa waatwi ‘annaa bu’dahu. Alloohumma antashookhibu fiissafari walkholiifatu fiil ahli
Artinya: “Ya Allah, mudahkanlah kami berpergian ini, dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam berpergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga.”


Doa Naik Kendaraan

سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَاكُنَّالَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ

Latin : Subhaanalladzii sakkhara lanaa hadza wama kunna lahu muqriniin wa-inna ilaa rabbina lamunqalibuun.
Artinya : “Maha suci Allah yang telah menundukkan untuk kami (kendaraan) ini.
padahal sebelumnya kami tidak mampu untuk menguasainya, dan hanya kepada-Mu lah kami akan kembali.”

Doa Naik Kapal

بِسْمِ اللهِ مَجْرَهَا وَمُرْسَهَآاِنَّ رَبِّىْ لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ

Latin : Bismillaahi majrahaa wa mursaahaa inna robbii laghofuurur rohiim
Artinya : “Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini berlayar dan berlabuh, sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.


Doa Ketika Sampai di Tempat Tujuan

اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى سَلَمَنِى وَالَّذِى اَوَنِى وَالَّذِى جَمَعَ الشَّمْلَ بِ

Latin : Alhamdulillahil ladzi sallamani wal ladzi awani wal ladzi jama’asy syamla bi.
Artinya:”Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan akau dan yang telah melindungiku dan yang mengumpulkanku dengan keluargaku.”


Doa Ketika Menuju Masjid

اَللّٰهُمَّ اجْعَلْ فِىْ قَلْبِى نُوْرًا وَفِى لِسَانِىْ نُوْرًا وَفِىْ بَصَرِىْ نُوْرًا وَفِىْ سَمْعِىْ نُوْرًا وَعَنْ يَسَارِىْ نُوْرًا وَعَنْ يَمِيْنِىْ نُوْرًا وَفَوْقِىْ نُوْرًا وَتَحْتِىْ نُوْرًا وَاَمَامِىْ نُوْرًا وَخَلْفِىْ نُوْرًا وَاجْعَلْ لِّىْ نُوْرًا

Latin : Alloohummaj-‘al fii qolbhii nuuroon wa fii lisaanii nuuroon wa fii bashorii nuuroon wa fii sam’ii nuuroon wa’an yamiinii nuuroon wa’an yasaarii nuuroon wa fauqii nuuroo wa tahtii nuuroo wa amaamii nuuroon wa khofii nuuroon waj-‘al lii nuuroon

Artinya : “Ya Allah, jadikanlah dihatiku cahaya, pada lisanku cahaya dipandanganku cahaya, dalam pendengaranku cahaya, dari kananku cahaya, dari kiriku cahaya, dari atasku cahaya, dari bawahku cahaya, dari depanku cahaya, belakangku cahaya, dan jadikanlah untukku cahaya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Doa Masuk Masjid

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ لِيْ اَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Latin : Allahummaf tahlii abwaaba rohmatik
Artinya: “Ya Allah, bukalah untukku pintu-pintu rahmat-Mu”.


Doa Keluar Masjid

اَللّٰهُمَّ اِنِّى اَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Latin : Allahumma innii asaluka min fadlik
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon keutamaan dari-Mu”.


Doa Akan Membaca Al-Qur’an

اَللّٰهُمَّ افْتَحْ عَلَىَّ حِكْمَتَكَ وَانْشُرْ عَلَىَّ رَحْمَتَكَ وَذَكِّرْنِىْ مَانَسِيْتُ يَاذَاالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ

Latin : Alloohummaftah ‘alayya hikmataka wansyur ‘alayya rohmataka wa dzakkirnii maanasiitu yaa dzal jalaali wal ikhroomi

Artinya : “Ya Allah bukakanlah hikmahMu padaku, bentangkanlah rahmatMu padaku dan ingatkanlah aku terhadap apa yang aku lupa, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan.”

Doa Setelah Membaca Al-Qur’an

اَللّٰهُمَّ ارْحَمْنِىْ بِالْقُرْآنِ. وَاجْعَلْهُ لِىْ اِمَامًا وَنُوْرًا وَّهُدًى وَّرَحْمَةً. اَللّٰهُمَّ ذَكِّرْنِىْ مِنْهُ مَانَسِيْتُ وَعَلِّمْنِىْ مِنْهُ مَاجَهِلْتُ. وَارْزُقْنِىْ تِلاَ وَتَهُ آنَآءَ اللَّيْلِ وَاَطْرَافَ النَّهَارٍ. وَاجْعَلْهُ لِىْ حُجَّةً يَارَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Latin : Allahummarhamnii bil qur’aani. waj’alhu lii imaaman wa nuuran wa hudan wa rohman. Allahumma dzakkirnii minhu maa nasiitu wa’allimnii minhu maa jahiltu. wazuqnii tilaa watahu aanaa-al laili wa athroofan nahaari. waj’alhu lii hujjatan yaa robbal ‘aalamiina.

Artinya : “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Quran yang agung, jadikanlah ia bagiku ikutan cahaya petunjuk rahmat. Ya Allah, ingatkanlah apa yang telah aku lupa dan ajarkan kepadaku apa yang tidak aku ketahui darinya, anugerahkanlah padaku kesempatan membacanya pada sebagian malam dan siang, jadikanlah ia hujjah yang kuat bagiku, wahai Tuhan seru sekalian alam.”


Doa Niat Wudhu

نَوَيْتُ الْوُضُوْءَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَصْغَرِ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالَى

Latin : Nawaitul whudu-a lirof’il hadatsii ashghori fardhon lillaahi ta’aalaa
Artinya : “Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadast kecil fardu (wajib) karena Allah ta’ala”

Doa Setelah Wudhu

اَشْهَدُ اَنْ لاَّاِلَهَ اِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًاعَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنِىْ مِنَ التَّوَّابِيْنَ وَاجْعَلْنِىْ مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ

Latin : Asyhadu allaa ilaaha illalloohu wahdahuu laa syariika lahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhuuwa rosuuluhuu, alloohummaj’alnii minat tawwaabiina waj’alnii minal mutathohhiriina

Artinya: “Aku bersaksi, tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku mengaku bahwa Nabi Muhammad itu adalah hamba dan Utusan Allah. Ya Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bersuci”


Doa akan Mandi (Bukan Mandi Wajib)

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِى وَوَسِّعْ لِى فِىْ دَارِىْ وَبَارِكْ لِىْ فِىْ رِزْقِىْ

Latin : Alloohummaghfirlii dzambii wa wassi’lii fii daarii wa baarik lii fii rizqii
Artinya : “Ya Allah ampunilah dosa kesalahanku dan berilah keluasaan di rumahku serta berkahilah pada rezekiku”

Amalan terbaik yang bisa dilaksanakan setiap waktunya itu akan lebih indah dan bermanfaat jika di awali dengan doa sehari-hari sesuai dengan tujuan dan faidahnya.


Terlebih lagi jik bisa jauh lebih memahami sekaligus menghapal dari Kumpulan Doa Sehari-Hari Pendek Pilihan Mustajab Terlengkap yang memang sangat di anjurkan bahakn diperintahkan untuk bisa di amalkan dalam mengawali segala aktivitas bagi setiap muslim.

Demikianlah walau masih banyak kekurangan dan mungkin ada kesalahan mohon maaf yang sebesar besarnya.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menjadikan kita semua semakin bersyukur atas karunia dan limpahan nikmat dari Allah Swt.
Wallahu a'lam.

Pengertian Riba Jahiliah Dalam Al-Qur'an Dan Sunnah Lengkap

Definisi Riba Riba menurut bahasa bermakna ziyadah (tambahan). Dalam pengertian lain, secara linguistik, riba juga berarti tumbuh dan membes...